Sering Masturbasi Bisa Bikin Disfungsi Ereksi, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Hingga kini, tidak sedikit orang, terutama kaum Adam, yang masih percaya bahwa masturbasi bisa berakibat terjadinya disfungsi ereksi. Saat seorang laki-laki mengalami impotensi, sering kali langsung dikaitkan dengan kebiasaan mereka yang terlalu sering masturbasi ini. Namun, benarkah terlalu sering masturbasi bisa berdampak pada disfungsi ereksi pada pria?
Masturbasi, Benarkah Sebabkan Disfungsi Ereksi?
Ternyata, masturbasi yang disebut menjadi penyebab dari disfungsi ereksi adalah mitos belaka. Bahkan, dikatakan bahwa masturbasi menjadi aktivitas yang umum dan memiliki berbagai manfaat. Kegiatan ini tidak memberikan dampak negatif pada frekuensi atau kualitas ereksi dari penis.
Sebenarnya, aktivitas ini terbilang umum terjadi pada wanita maupun pria. Namun, ada pria yang mengalami cukup kesulitan untuk mendapat atau mempertahankan ereksi, dan kondisi ini yang dikenal dengan disfungsi ereksi. Jadi, sekali lagi, tidak ada hubungan antara terlalu sering masturbasi dengan disfungsi ereksi pada pria.
Lalu, Apa Sebenarnya Manfaat Masturbasi?
Bukan membawa dampak negatif, masturbasi dapat menjadi aktivitas yang menyehatkan. Aktivitas ini dinilai efektif untuk membantu mendapatkan tidur lebih nyaman, melepas stres, dan mengurangi ketegangan. Namun, ada hal yang perlu dipahami, kalau ternyata setelah masturbasi, belum tentu kamu bisa langsung ereksi lagi. Meskipun begitu, ini tidak ada kaitannya dengan disfungsi ereksi.
Baca juga: Berbagai Penyebab Terjadinya Disfungsi Ereksi
Ada satu periode yang dikenal dengan istilah refraktori pria yang sudah pasti tidak sama dengan disfungsi ereksi atau impotensi. Periode ini menunjukkan masa pemulihan yang terjadi pada pria sebelum ia bisa kembali ereksi setelah melakukan ejakulasi. Jadi, jangan salah arti kalau ketidakmampuan penis ereksi setelah kamu ejakulasi karena masturbasi disebabkan karena aktivitas ini. Bisa jadi, kamu justru sedang mengalami stres atau depresi berat yang mengakibatkan hilangnya kemampuan ereksi.
Terjadinya impotensi atau disfungsi ereksi dapat muncul karena kurangnya komunikasi antar pasangan. Sudah pasti, hal ini diperlukan agar masing-masing memahami kebutuhan seksual satu sama lain. Pasalnya, pasangan yang mampu menjalin komunikasi dengan lebih baik cenderung memiliki tingkat impotensi yang lebih rendah dibandingkan dengan pasangan yang tidak melakukannya.
Ini artinya, jangan pernah memendam apa yang kamu rasakan sendiri, terlebih jika telah menyangkut masalah reproduksi atau seks. Kalau kamu masih merasa kurang percaya diri untuk bercerita pada teman atau keluarga, ceritakan dan tanyakan pada ahli psikologi dari Halodoc. Kamu akan mendapatkan solusi terbaik dari semua masalah langsung dari dokter ahlinya.
Baca juga: 5 Obat Alami untuk Mengatasi Disfungsi Ereksi
Apa yang Menyebabkan Seseorang Alami Impotensi?
Salah satu faktor yang dinilai memegang pengaruh besar terhadap masalah impotensi pada seseorang adalah usia. Kondisi ini biasanya lebih sering terjadi pada pria berusia 40 tahun ke atas. Potensi terjadinya disfungsi ereksi juga meningkat hingga 15 persen pada pria berusia 70 tahun.
Faktor lainnya yang turut memengaruhi adalah obesitas, adanya riwayat penyakit jantung, diabetes, kebiasaan buruk merokok dan konsumsi minuman beralkohol, dan masalah gangguan saluran kemih pada bagian bawah, seperti prostat atau uretra. Namun, bagaimana jika impotensi terjadi pada pria dengan usia lebih muda?
Baca juga: Disfungsi Ereksi Buat Pria Susah Produksi Sperma?
Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan hidup yang kurang baik. Termasuk stres, depresi, sering begadang atau mengalami insomnia, masalah pada saluran kemih, mengalami kecemasan berlebihan, obesitas, dan riwayat cedera tulang belakang, seperti spina bifida atau multiple sclerosis. Jadi, jangan lagi beranggapan bahwa masturbasi bisa sebabkan terjadinya disfungsi ereksi, ya!
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2020. Can Masturbation Cause Erectile Dysfunction?
Healthline. Diakses pada 2020. Can Masturbation Cause Erectile Dysfunction?
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Erectile Dysfunction.