Sering Lakukan 8 Kebiasaan Ini Bisa Merusak Gigi
Halodoc, Jakarta – Kenapa penting menjaga kesehatan gigi? Gigi yang kuat dan sehat dapat membantu kamu mengunyah makanan dengan baik. Gigi juga membantu kamu berbicara dengan jelas dan tentu saja untuk estetika.
Sebegitu pentingnya peran gigi, sayangnya kebiasaan sehari-hari yang tidak kamu sadari dapat merusak kesehatan gigi. Ingin tahu kebiasaan apa saja yang dapat merusak kesehatan gigi? Baca selengkapnya di sini!
Kebiasaan yang Memicu Kerusakan Gigi
Semua orang tahu menyikat dan membersihkan gigi secara teratur dapat menjaga kesehatan gigi dan gusi. Namun, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, terkadang kamu tidak sadar kalau kebiasaan sehari-hari yang lain termasuk makanan dan minuman yang dikonsumsi sampai aktivitas rutin dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang dari gigi. Yuk, hindari kebiasaan rutin ini!
Baca juga: Membiarkan Gigi Berlubang ini Dampaknya
1. Makan Makanan yang Lengket dan Manis
Camilan manis dapat menyebabkan kerusakan gigi, dan permen kenyal seperti permen karet dapat menempel di gigi selama berjam-jam.
2. Minum Minuman Soda dan Minuman Olahraga
Mirip dengan makanan manis, soda dan minuman olahraga sarat dengan gula yang meninggalkan lapisan asam pada enamel gigi. Makanan manis cenderung menempel lebih lama di gigi, ada baiknya kamu langsung menyikat gigi sehabis makan atau minum manis. Kemudian tetap terhidrasi dengan air tawar bebas gula dan bebas kalori juga baik untuk menjaga kesehatan gigi.
3. Merokok atau Mengunyah Tembakau
Rokok dan produk tembakau dapat membuat gigi, menyebabkan penyakit gusi dan penyakit periodontal, dan bahkan menyebabkan kerusakan dan gigi tanggal. Jika kamu perokok dan punya masalah dengan kesehatan gigi, cobalah diskusikan dengan ke dokter di Halodoc. Lewat aplikasi ini kamu juga bisa memesan obat tanpa perlu keluar rumah!
Baca juga: 4 Hal yang Terjadi Jika Karang Gigi Tidak Dibersihkan
4. Membuka Bungkusan Menggunakan Gigi
Mungkin kelihatannya nyaman saat itu, tetapi menggunakan gigi sebagai media pembuka sesuatu dapat menyebabkan gigi retak. Makanya yang paling baik adalah menggunakan tangan untuk membuka ataupun pakai saja gunting.
5. Bermain Olahraga Kontak Fisik Tanpa Pelindung Mulut
Pukulan ke mulut selama pertandingan besar dapat menyebabkan gigi lepas, terkelupas atau bahkan hilang. Kalau kamu melakoni olahraga kontak fisik, belilah pelindung mulut yang dapat disesuaikan dengan gigitan tau bicarakan dengan dokter gigi tentang pelindung mulut yang dibuat khusus.
Baca juga: 4 Tips Menjaga Kesehatan Gigi Saat Puasa
6. Mengunyah Es, Pulpen, atau Pensil
Kamu bahkan mungkin tidak menyadari keinginan untuk mengunyah saat berkonsentrasi, tetapi kebiasaan ini dapat menyebabkan gigi retak atau patah, dan bahkan dapat mengiritasi jaringan lunak di dalam gigi. Kalau mau kebiasaan yang lebih sehat, belilah permen karet tanpa gula saat kamu merasa ingin mengunyah sesuatu.
7. Menggeretakkan Gigi
Stres dan kebiasaan tidur adalah penyebab umum gigi bergemeretak, yang menyebabkan gigi turun seiring waktu. Kenakan pelindung mulut di malam hari untuk melindungi gigi dan mengurangi sakit mulut.
8. Menyikat Terlalu Keras
Menggunakan bulu sikat yang terlalu kencang atau menyikat secara agresif dapat merusak gigi dan mengiritasi gusi.
Masalah Gigi Bisa Mengindikasikan Masalah Kesehatan Lain
Studi menunjukkan bahwa bakteri mulut dan peradangan yang terkait dengan penyakit gusi (periodontitis) bisa jadi karena masalah penyakit tertentu. Diabetes dan HIV/AIDS, dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, sehingga membuat masalah kesehatan mulut semakin parah.
Menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dapat berdampak pada masalah kesehatan gigi dan gusi. Penyakit gusi tampaknya lebih sering terjadi dan mengalami tingkat yang parah bagi pengidap diabetes.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki penyakit gusi lebih sulit mengontrol kadar gula darahnya. Perawatan periodontal secara teratur dapat membantu mengelola diabetes. Orang dengan HIV/AIDS kerap mengalami Masalah mulut, seperti lesi mukosa yang menyakitkan, sering terjadi pada orang yang mengidap HIV/AIDS.