Sering Kelelahan, Waspada Gejala Sindrom Antifosfolipid
Halodoc, Jakarta – Darah kental enggak boleh dianggap sepele. Darah kental meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Temuan ini didapat dari hasil studi yang dilakukan oleh Universitas Harvard, Amerika Serikat. Darah kental juga bisa sebabkan komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur, preeklamsia, eklamsia, hingga keguguran. Lantas, apa yang bikin darah mengental? Ketahui jawabannya di sini.
Baca Juga: Penyebab Darah Mengental yang Perlu Diketahui
Darah Kental Rentan Dialami Pengidap Sindrom Antifosfolipid
Sindrom antifosfolipid adalah gangguan autoimun yang menyebabkan darah mudah membeku dan menggumpal, sehingga bentuknya lebih kental dibanding normal. Sindrom ini terjadi saat antibodi menyerang senyawa lemak fosfolipid yang berperan dalam proses pembekuan darah.
Risiko sindrom Antifosfolipid meningkat pada orang berjenis kelamin wanita, mengidap penyakit autoimun (seperti lupus dan sindrom Sjogren), mengalami infeksi (seperti hepatitis C, HIV/AIDS, dan sifilis), konsumsi obat antikonvulsan phenytoin atau antibiotik amoksisilin, dan ada riwayat keluarga dengan sindrom yang sama.
Baca Juga: Ini Bahaya Pembekuan Darah bagi Kesehatan
Kenali Gejala Darah Kental Akibat Sindrom Antifosfolipid
Hingga saat ini belum ada alat khusus yang mengukur kekentalan darah. Namun, kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa berpengaruh pada kinerja organ dalam tubuh. Darah yang kental berkaitan dengan kelancaran aliran darah ke seluruh tubuh. Semakin kental darah seseorang, semakin lambat aliran darah bergerak sehingga mengubah fungsi dan kinerja organ tubuh, khususnya jantung.
Darah kental yang bergerak lambat rentan mengalami pengendapan dan membentuk gumpalan, sehingga banyak jaringan tubuh yang tidak mendapatkan suplai oksigen dan nutrisi. Akibatnya, pengidap sindrom Antifosfolipid rentan mengalami kesemutan, lemas, kelelahan, sakit kepala, mudah memar, serta gangguan penglihatan, memori, bicara, dan keseimbangan tubuh.
Atasi Sindrom Antifosfolipid dengan Konsumsi Obat dan Perubahan Gaya Hidup
Sindrom Antifosfolipid tidak bisa disembuhkan, tapi komplikasinya bisa dicegah dengan konsumsi obat-obatan. Antara lain obat aspirin dosis rendah dan obat antikoagulan seperti heparin dan warfarin.
Konsumsi obat disesuaikan dengan kondisi dan gejala yang dialami. Sebab pada ibu hamil, sebaiknya gunakan obat antikoagulan heparin (seperti enoxaparin) yang disuntikkan di bawah kulit (subkutan). Penyuntikan dilakukan sejak awal kehamilan sampai enam minggu setelah melahirkan. Warfarin tidak dianjurkan pada ibu hamil karena membahayakan kondisi janin dalam kandungan.
Selain konsumsi obat, perubahan gaya hidup juga diperlukan untuk mengatasi sindrom Antifosfolipid, yaitu sebagai berikut:
-
Hindari aktivitas olahraga dengan intensitas berat, terutama yang melibatkan kontak fisik langsung.
-
Gunakan sikat gigi lembut dan mesin cukur listrik.
-
Hati-hati saat menggunakan benda tajam, seperti pisau, gunting, dan pisau.
-
Batasi konsumsi makanan yang mengandung vitamin K, seperti brokoli, sawi, dan kacang kedelai. Vitamin K mengurangi efektifitas obat warfarin yang dikonsumsi untuk mengatasi darah kental.
-
Lakukan tes darah secara rutin untuk memantau tingkat kekentalan darah.
Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Tes Darah
Itulah fakta sindrom Antifosfolipid yang perlu diketahui. Kalau kamu sering mengalami kesemutan dan memar pada tubuh, segera bicara pada dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebabnya. Ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan