Sering Ganggu Aktivitas, Bisakah Fobia Disembuhkan?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   21 Februari 2019
Sering Ganggu Aktivitas, Bisakah Fobia Disembuhkan?Sering Ganggu Aktivitas, Bisakah Fobia Disembuhkan?

Halodoc, Jakarta – Fobia bukan rasa takut biasa yang muncul dan hilang. Lebih dari itu, fobia membuat pengidapnya takut dan cemas berlebihan hingga timbul gejala fisik yang mengganggu, seperti sesak napas, nyeri dada, pusing, mual, jantung berdetak cepat, tubuh gemetar, hingga pingsan.

Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena pada kasus yang parah, fobia membuat pengidapnya menarik diri dari aktivitas sosial.

Baca Juga: Ketakutan yang Berlebihan, Ini Fakta di Balik Fobia

Penyebab fobia belum diketahui secara pasti. Pada kebanyakan kasus, fobia muncul karena perubahan fungsi otak dan trauma pada masa lalu seperti terjebak lift, jatuh dari ketinggian, atau digigit anjing. Seseorang berisiko mengidap fobia jika dibesarkan oleh orangtua dengan gangguan kecemasan.

Terdapat Tiga Jenis Fobia

  • Fobia spesifik, berkembang sejak masa kanak-kanak atau remaja. Fobia jenis ini digambarkan dengan rasa takut berlebihan pada situasi, lingkungan, hewan, dan kegiatan tertentu. Misalnya fobia terbang (aerophobia), fobia ketinggian (acrophobia), fobia kesepian (anuptaphobia), fobia dokter hewan (latrophobia), dan fobia pada hal spesifik lainnya.

  • Fobia kompleks, berkambang pada masa dewasa. Fobia jenis ini lebih berdampak negatif pada kehidupan dibanding fobia spesifik. Pengidap fobia kompleks merasa takut dan cemas berada pada situasi tertentu. Misalnya fobia tempat terbuka (agoraphobia) dan fobia sosial.

Baca Juga: Ketahui Jenis Fobia, Penyebab Rasa Takut yang Berlebihan

Fobia Bisa Disembuhkan dengan Cara Ini

1. Psikoterapi

Psikoterapi adalah upaya pengobatan masalah kesehatan yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan perilaku. Pada kasus fobia, berikut teknik psikoterapi yang banyak dilakukan:

  • Exposure therapy. Dilakukan untuk membantu mengubah sudut pandang pengidap fobia terhadap sesuatu yang ditakutinya. Pengidap fobia dihadapkan dengan situasi tertentu agar belajar mengatasi rasa takut yang muncul secara bertahap. Misalnya pada kasus fobia durian, pengidap diminta melihat gambar durian, membayangkan aroma, dan seolah mengonsumsinya. Jika dirasa mampu mengatasi rasa takut pada “bayangan durian”, terapi ditingkatkan dengan meminta pengidap melihat durian dalam jarak dekat dan mencium aromanya. Hal ini dilakukan hingga pengidap bisa mengendalikan rasa takutnya.

  • Cognitive behavioral therapy (CBT), menggabungkan exposure therapy dengan jenis terapi lainnya. CBT dilakukan untuk membantu pengidap fobia mengatasi rasa takut terhadap objek atau situasi tertentu. Terapi jenis ini lebih berfokus pada upaya pengendalian pikiran dan perasaan pengidap fobia, sehingga ia lebih mengatasi rasa takutnya.

2. Konsumsi Obat

Misalnya obat beta-blocker dan antidepresan. Beta-blocker bekerja dengan menghalangi adrenalin yang menstimulasi kerja tubuh saat menghadapi objek atau situasi yang ditakuti, ditandai dengan peningkatan tekanan darah, jantung berdetak cepat, suara bergetar, dan lemas karena panik.

Obat jenis ini efektif dalam mengurangi gejala fobia. Antidepresan berfungsi mengendalikan hormon serotonin dalam tubuh. Hormon ini berperan dalam pencegahan depresi dan pengelolaan suasana hati yang positif.

Baca Juga: Teman Punya Fobia? Bantu dengan Cara-Cara Ini

Itulah fakta di balik fobia yang perlu diketahui. Kalau kamu memiliki rasa takut yang tak beralasan pada suatu objek dan memengaruhi aktivitas, segera bicara pada dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebab dan mendapat penanganan yang tepat. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!