Sering Dialami Anak, Ini Fakta tentang Selulitis Orbita
“Ada beberapa fakta tentang selulitis orbita yang perlu orang tua ketahui. Mulai dari gejala yang dirasakan, hingga penanganan dan pencegahan yang perlu dilakukan.”
Halodoc, Jakarta – Anak-anak memang lebih rentan untuk terserang penyakit bila dibandingkan dengan orang dewasa. Sebab, sistem kekebalan tubuh yang dimilikinya memang belum berkembang dengan sempurna. Akibatnya, infeksi mikroorganisme seperti virus atau bakteri sulit dihalau oleh tubuh anak-anak.
Nah, salah satu infeksi yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang sering dialami oleh anak adalah selulitis orbita. Selulitis orbita adalah penyakit mata yang tidak dapat disepelekan. Tanpa penanganan yang tepat, selulitis orbita dapat menimbulkan dampak yang fatal.
Baca juga: Gangguan Mata pada Anak dan Cara Mengatasinya
Pengertian Umum Selulitis Orbita
Menurut buku berjudul Orbital Cellulitis (2022), selulitis orbita didefinisikan sebagai infeksi serius yang melibatkan otot dan lemak yang terletak di dalam orbit mata. Kondisi ini juga terkadang disebut selulitis postseptal.
Meskipun selulitis orbita dapat terjadi pada semua usia, hal ini lebih sering terjadi pada populasi anak-anak. Organisme penyebab selulitis orbita umumnya bakteri tetapi juga dapat polimikrobial, sering kali termasuk bakteri aerob dan anaerob, serta bahkan jamur atau mikobakteri.
Kenali Gejala Selulitis Orbita
Gejala selulitis orbita pada anak-anak akan bervariasi. Namun, gejala khas yang penting dari selulitis orbita adalah adanya oftalmoplegia (kelemahan atau kelumpuhan otot mata).
Selain itu, gejala selulitis periorbital yang umum muncul secara tiba-tiba termasuk:
- Mata menonjol, yang mungkin parah, juga disebut proptosis.
- Rasa sakit di dalam atau di sekitar mata.
- Pembengkakan pada area mata.
- Kelopak mata mengkilap, merah atau ungu.
- Ketidakmampuan untuk membuka mata.
- Kesulitan menggerakkan mata dan nyeri saat menggerakkan mata.
- Penglihatan ganda.
- Kehilangan penglihatan atau gangguan penglihatan.
- Keluarnya cairan dari mata atau hidung.
- Demam, umumnya 38,8 derajat Celsius atau lebih tinggi.
- Sakit kepala.
Penyebab Terjadinya Selulitis Orbita
Infeksi spesies bakteri Streptococcus dan Staphylococcus aureus adalah jenis bakteri paling umum yang menyebabkan penyakit ini. Namun, strain bakteri dan jamur lain bisa menjadi penyebab selulitis orbital.
Sementara itu, pada anak usia 9 tahun ke bawah, biasanya penyakit ini disebabkan oleh satu jenis bakteri. Pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa, infeksi ini dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri secara bersamaan, sehingga lebih sulit untuk diobati.
Perlu diketahui bahwa bakteri dapat masuk ke mata dan rongga sekitarnya dengan berbagai cara. Dua cara paling umum infeksi masuk ke mata meliputi:
- Trauma: Trauma langsung pada mata dapat menyebabkan infeksi dari bakteri.
- Penyebaran dari area lain: Paling sering, infeksi dimulai di sinus. Sinus adalah rongga atau kantong berisi udara yang berada di dekat saluran hidung.
Baca juga: 6 Langkah Atasi Belekan pada Mata Anak
Waspada Komplikasi Selulitis Orbita
Bila dibiarkan tanpa penanganan, selulitis orbita bisa menimbulkan komplikasi, antara lain:
- Meningitis (infeksi pada bagian luar otak dan sumsum tulang belakang).
- Kehilangan penglihatan.
- Peningkatan risiko munculnya abses otak (dengan kemungkinan defisit neurologis permanen).
- Gangguan pendengaran.
- Septikemia atau infeksi darah.
Namun, hal yang perlu digaris bawahi, risiko komplikasi penyakit ini dapat dikurangi dengan penanganan masalah yang cepat dan akurat. Karena itu, diagnosis sedari dini penting untuk dilakukan ketika anak mulai mengalami beberapa gejala selulitis orbita.
Tes untuk Mendiagnosis Selulitis Orbita
Diagnosis biasanya didasarkan pada riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik anak. Selain itu, dokter spesialis anak atau mata akan merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes darah. Dilakukan untuk mendeteksi sekaligus mengidentifikasi jenis bakteri yang mungkin menginfeksi.
- X-ray. Tes diagnostik ini dilakukan menggunakan sinar energi elektromagnetik untuk menghasilkan gambar jaringan internal, tulang, dan organ ke dalam film.
- Pemindaian tomografi terkomputerisasi atau CT scan. Prosedur pencitraan diagnostik yang menggunakan kombinasi sinar-x dan teknologi komputer untuk menghasilkan gambar penampang tubuh.
- Kultur drainase dari mata. Dilakukan dengan mengambil sampel dari permukaan bagian dalam kelopak mata dan forniks mata.
Penanganan Selulitis Orbital
Dalam kebanyakan kasus selulitis orbita, pengidapnya membutuhkan rawat inap di rumah. Perawatan paling sering termasuk antibiotik yang diberikan melalui pembuluh darah. Pada anak-anak, pengobatan untuk selulitis periorbital biasanya termasuk antibiotik oral. Di samping itu, pemantauan konstan oleh dokter spesialis anak juga diperlukan.
Dalam beberapa kasus, drainase bedah sinus atau abses mata sebagai tindakan operasi terkadang diperlukan, bila kondisi selulitis orbita pada anak sudah parah. Selain itu, pembedahan juga mungkin dilakukan untuk mengeringkan abses atau mengurangi tekanan di ruang di sekitar mata.
Baca juga: 4 Cara Jaga Kesehatan Mata Anak
Upaya untuk Mencegah Selulitis Orbita
Vaksin haemophilus influenzae tipe B (HiB) terjadwal dapat mencegah infeksi pada kebanyakan anak. Selain itu, jika anak mengalami infeksi sinus, perawatan yang cepat dapat mencegahnya menyebar dan menjadi selulitis orbita. Di sisi lain, anak juga perlu menghindari aktivitas yang rentan akan kontak fisik karena berpotensi menimbulkan trauma.
Itulah beberapa fakta mengenai selulitis orbital yang dapat menyerang anak-anak. Selain laman ini, berbagai informasi seputar penyakit anak lainnya bisa disimak di laman theAsianparent Indonesia. Dapatkan pula informasi menarik dan lengkap lainnya seputar kehamilan, kesehatan anak, serta keluarga di aplikasi theAsianparent Indonesia.