Sering Diabaikan, Ini Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 April 2020
Sering Diabaikan, Ini Gejala Kanker Kelenjar Getah BeningSering Diabaikan, Ini Gejala Kanker Kelenjar Getah Bening

Halodoc, Jakarta – Kanker getah bening atau limfoma adalah jenis kanker yang berkembang pada jaringan limfoid atau yang juga populer dengan sebutan kelenjar getah bening. Kanker ini juga dapat terjadi karena penyebaran kanker dari organ lain. Seperti jenis kanker lainnya, kanker getah bening juga berbahaya. Sayangnya, kanker ini umumnya baru disadari pengidapnya ketika sudah memasuki stadium lanjut.

Padahal, jika gejalanya disadari sejak awal, peluang kesembuhan bisa saja tinggi. Sebab, jika didiagnosis ketika sudah stadium lanjut, penyembuhan dapat cukup sulit. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dan mewaspadai berbagai gejala yang ditimbulkan kanker getah bening, agar diagnosis dan pengobatan bisa dilakukan secepatnya. 

Baca juga: Kelenjar Getah Bening di Ketiak, Apakah Berbahaya?

Jika kamu mengalami berbagai gejala kanker getah bening yang akan dipaparkan setelah ini, sebaiknya jangan mengabaikannya dan segera hubungi dokter. Sekarang, menghubungi dokter sudah semudah berkirim pesan, lho. Cukup download aplikasi Halodoc di ponselmu, kamu bisa mendapat kemudahan untuk berbicara dengan dokter lewat chat kapan dan di mana saja, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit kesayanganmu.

Lebih lanjut tentang kanker getah bening, gejala umum yang ditimbulkan kanker ini adalah:

1. Pembengkakan di Area Kelenjar Getah Bening

Gejala khas dari kanker getah bening adalah munculnya benjolan atau pembengkakan pada area kelenjar getah bening, seperti leher, ketiak, dan selangkangan. Kondisi ini disebut juga dengan istilah limfadenopati, yang sebenarnya merupakan reaksi alami tubuh dalam melawan infeksi.

Namun, perlu diketahui bahwa penyebab dari membengkaknya area kelenjar getah bening ada banyak. Selain kanker getah bening, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh penyakit yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh atau rheumatoid arthritis dan penggunaan beberapa jenis obat, salah satunya antibiotik.

Baca juga: Ini Cara Memeriksa Kelenjar Getah Bening

Pembengkakan akibat kanker getah bening biasanya dapat dikenali dengan cara menekan benjolan tersebut. Jika saat ditekan tidak terasa sakit dan benjolan terasa lebih dari satu atau bergerombol, bisa jadi itu adalah gejala kanker getah bening.

2. Kelelahan

Menurunnya kekebalan tubuh dapat membuat pengidap kanker getah bening jadi mudah kelelahan. Gejala mudah lelah ini biasanya ditandai dengan napas yang terengah-engah atau sesak napas, yang biasanya tidak terasa ketika sedang melakukan aktivitas normal. Jadi, jika kamu terus-terusan merasa lelah tanpa alasan yang jelas, waspadailah gejala kanker getah bening.

3. Berat Badan Turun Tanpa Sebab yang Jelas

Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas juga merupakan salah satu gejala kanker getah bening. Hal ini terjadi akibat terus berkembangnya sel-sel kanker yang menggerogoti tubuh pengidapnya, dengan cara mengambil berbagai nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Lama-kelamaan, tubuh akan kekurangan nutrisi penting yang akhirnya memengaruhi kerja organ tubuh secara keseluruhan.

Baca juga: Hal-Hal yang Perlu Diketahui Tentang Kelenjar Getah Bening

4. Demam

Sebenarnya, ada banyak sekali penyakit yang menimbulkan gejala demam. Pada pengidap kanker getah bening, gejala demam yang dialami biasanya tidak terlalu tinggi, yaitu tidak lebih dari 38 derajat Celsius, dan dapat hilang-timbul. Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh infeksi, akibat sel-sel kanker yang menyerang.

5. Berkeringat di Malam Hari

Sering berkeringat di malam hari? Bisa jadi itu gejala kanker getah bening. Apalagi jika hal ini bukan disebabkan oleh aktivitas fisik atau pada udara yang dingin sekalipun. Keluarnya keringat dapat cukup ekstrem, sehingga membanjiri pakaian atau sprei yang digunakan. Hal ini terjadi sebagai respons alami tubuh dalam menanggapi kenaikan suhu, serta adanya hormon dan protein abnormal yang diproduksi oleh sel limfoma.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Lymphoma.
WebMD. Diakses pada 2019. What is Lymphoma?