Serba-serbi Cefotaxime dan Cara Aman Menggunakannya
“Cefotaxime adalah antibiotik golongan sefalosporin yang ampuh mengatasi berbagai infeksi bakteri, termasuk yang parah. Cara penggunaannya melalui injeksi dan diberikan oleh dokter.”
Halodoc, Jakarta – Antibiotik adalah jenis obat yang efektif untuk mengobati penyakit yang muncul akibat infeksi bakteri. Nah, salah satu antibiotik yang sering dokter gunakan untuk mengatasi berbagai macam infeksi bakteri adalah cefotaxime.
Cefotaxime termasuk dalam golongan antibiotik bernama sefalosporin yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri dan membunuhnya. Selain mengobati infeksi bakteri, obat ini juga bisa mencegah infeksi akibat operasi. Yuk, kenali lebih jauh mengenai cefotaxime di sini.
Serba-serbi Cefotaxime
Berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang cefotaxime:
1. Bisa kamu gunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri
Sebagai antibiotik, cefotaxime bisa kamu gunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri, termasuk yang parah atau mengancam jiwa.
Beberapa contoh penyakit yang bisa diatasi oleh antibiotik ini, antara lain:
- Bakteremia, kondisi saat terjadi penumpukan bakteri dalam darah.
- Penyakit Lyme, infeksi akibat gigitan kutu.
- Meningitis, radang selaput otak akibat infeksi.
- Osteomielitis, infeksi bakteri pada tulang.
- Peritonitis, peradangan pada membran yang melapisi perut.
- Penyakit radang panggul.
- Infeksi saluran kemih.
- Kencing nanah.
- Pneumonia, peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru.
- Dan masih banyak lagi.
Ingat, cefotaxime tidak bisa bekerja untuk mengobati infeksi virus, seperti pilek dan flu. Itulah mengapa kamu perlu mengetahui penyebab infeksi yang kamu alami sebelum mengonsumsi obat ini.
Cefotaxime hanya tersedia dalam bentuk suntik dan hanya boleh diberikan oleh dokter. Hubungi dokter untuk mendapatkan resep sesuai dengan kondisimu.
2. Bisa menimbulkan efek samping
Sama seperti obat lain pada umumnya, cefotaxime juga bisa menimbulkan efek samping. Biasanya, efek samping yang terjadi hanya bersifat ringan, seperti:
- Nyeri pada area suntikan.
- Sakit perut.
- Sakit kepala.
- Demam.
- Mual dan muntah.
Segera hubungi dokter bila kamu mengalami salah satu dari efek samping tersebut dan tidak kunjung membaik atau malah memburuk.
Pada kasus yang jarang terjadi, suntikan cefotaxime juga bisa menyebabkan efek samping yang serius. Kamu perlu segera menemui dokter untuk mendapatkan perawatan bila mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, seperti:
- Diare parah atau buang air besar berdarah.
- Sakit perut yang parah.
- Denyut jantung cepat atau tidak teratur.
- Mual atau muntah yang parah, kehilangan napsu makan atau penyakit kuning.
- Mudah memar.
- Kejang, lelah yang tidak biasa.
3. Tidak semua orang boleh mengonsumsi Cefotaxime
Cefotaxime tidak direkomendasikan untuk orang yang memiliki alergi terhadap cefotaxime atau antibiotik golongan sefalosporin lainnya. Agar aman, sebaiknya beritahu dokter mengenai semua riwayat kesehatan kamu sebelum menggunakan antibiotik ini.
Beritahu dokter bila kamu memiliki:
- Alergi penisilin.
- Penyakit ginjal.
- Penyakit hati.
- Diabetes.
- Gangguan perut atau usus, seperti kolitis.
- Penyakit jantung.
4. Keamanan obat untuk ibu hamil dan menyusui
Menurut U.S. Food and Drug Administration (FDA), cefotaxime termasuk dalam kategori B untuk risiko kehamilan. Hal ini artinya penelitian pada hewan tidak menunjukkan adanya risiko terhadap janin saat tikus betina mengonsumsi obat tersebut.
Namun, ada baiknya ibu memberitahu dokter atau petugas medis lainnya bila ibu sedang hamil, berencana untuk hamil atau sedang menyusui sebelum mengonsumsi obat ini.
Cara Aman Menggunakannya
Cefotaxime hanya diberikan oleh dokter atau petugas medis dibawah pengawasan dokter. Ahli kesehatan tersebut akan memberikan obat ini dengan cara menyuntikkannya ke dalam otot (intramuskular) atau pembuluh darah (intravena). Dosis obat harus sesuai dengan kondisi yang kamu alami dan respons terhadap pengobatan.
Temuilah dokter untuk mendapatkan cefotaxime sesuai jadwal, bahkan meski kamu sudah merasa lebih baik. Pasalnya, menghentikan penggunaan antibiotik bisa membuat bakteri muncul kembali dan infeksi kambuh. Agar lebih jelas, baca Ini Alasan Minum Obat Antibiotik Harus Dihabiskan.
Itulah serba-serbi mengenai cefotaxime yang perlu kamu ketahui dan cara penggunaannya. Bila kamu mengalami gejala infeksi bakteri tertentu, ada baiknya bicarakan dulu pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk minta rekomendasi pengobatan yang tepat.
Referensi:
Everyday Health. Diakses pada 2023. Cefotaxime (Claforan).
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Cefotaxime (Injection Route).
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan