Sepsis pada Bayi Bisa Sebabkan Infeksi yang Berakibat Fatal

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 Juli 2019
Sepsis pada Bayi Bisa Sebabkan Infeksi yang Berakibat FatalSepsis pada Bayi Bisa Sebabkan Infeksi yang Berakibat Fatal

Halodoc, Jakarta - Disebut juga keracunan darah, sepsis adalah bentuk respon yang bersifat mematikan dari sistem imunitas tubuh terhadap cedera atau infeksi yang terjadi. Kelainan ini bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia, terutama pada orang dengan imunitas tubuh yang rendah. Ini artinya, anak-anak memiliki risiko yang sama tingginya dengan dewasa untuk terserang penyakit ini. 

Infeksi terjadi karena kontaminasi virus, bakteri, maupun jamur yang menyerang tubuh. Supaya tetap terlindungi, sistem imunitas tubuh memeranginya. Namun, seseorang yang memiliki sepsis, bakteri yang menginfeksi bisa memengaruhi denyut jantung, tekanan darah, suhu tubuh, bahkan mencegah organ tubuh melakukan tugasnya dengan baik. 

Akibatnya, terjadi peradangan yang tidak bisa dikendalikan, diikuti dengan membekunya darah yang ada di pembuluh darah kecil. Dampaknya, sistem imunitas tubuh menyerang jaringan dan organ di tubuh anak, dan kondisi ini sangat serius serta membutuhkan penanganan segera. 

Baca juga: Bantu Vania Melawan Infeksi Sepsis dan NRDS

Sepsis pada Bayi, Bagaimana Terjadinya?

Ibu harus tahu bahwa setiap infeksi yang menyerang anak sangat berpotensi menimbulkan sepsis. Penyakit ini sering dikaitkan dengan infeksi pada saluran kencing, usus, kulit, dan infeksi pada paru atau pneumonia. Bakteri dari jenis staphylococcus dan streptococcus dapat menjadi pemicu paling utama terjadinya sepsis pada bayi. 

Nah, pada bayi yang baru saja lahir, sepsis bisa terjadi karena tertular atau terbawa dari ibunya ketika hamil. Kondisi ini bisa terdeteksi dengan lahirnya sang buah hati secara prematur, ibu mengalami kenaikan suhu tubuh atau demam tinggi ketika hendak melahirkan, dan air ketuban pecah dini. Tidak hanya itu, sepsis pada bayi bisa terjadi karena tertular orang dewasa atau saat menjalani perawatan intensif di NICU. 

Pasalnya, bayi dan anak yang memiliki kondisi medis khusus biasanya tidak boleh divaksin, sehingga imunitas tubuhnya pun lemah dan mereka rentan terhadap serangan penyakit. Sementara pada anak, penularan terjadi melalui perantara luka terbuka yang tidak dibersihkan, sehingga menjadi sarang masuknya bakteri dan kuman. Kondisi medis lainnya seperti infeksi pada telinga, gizi buruk, dan meningitis juga bisa menyebabkan sepsis. 

Baca juga: Bantu Adik Banyu Berjuang di NICU

Gejala yang sering muncul pada bayi yang mengalami sepsis mirip dengan gangguan kesehatan lainnya. Gejalanya seperti badan terlihat loyo atau lemah, demam, sulit makan dan minum ASI, sering muntah, bernapas cepat atau bahkan sulit bernapas, berubahnya warna kulit menjadi lebih pucat, muncul penyakit kuning pada mata dan kulit, hingga adanya benjolan pada bagian ubun-ubun bayi. 

Apa yang Terjadi Jika Sepsis pada Bayi Tidak Ditangani?

Jangan sampai sepsis pada bayi tidak mendapatkan penanganan segera, karena kondisi ini adalah darurat medis. Komplikasi yang terjadi jika sepsis tidak diobati segera meliputi serangkaian kondisi yang berkaitan dengan keracunan darah, mulai dari melebarnya pembuluh darah, napas pendek dan cepat, begitu pula dengan detak jantung, hingga menurunnya tekanan darah yang begitu drastis. 

Baca juga: Akibat Fatal dari Sepsis yang Mesti Diketahui

Kondisi tersebut dapat menyebabkan gagalnya sistem organ yang berujung pada kematian. Oleh karena itu, diperlukan deteksi dini pada anak untuk bisa menangani sepsis pada bayi sesegera mungkin. Tanyakan saja pada dokter semua informasi terkait sepsis pada sang buah hati melalui aplikasi Halodoc. Caranya, download saja aplikasi Halodoc langsung di ponsel ibu.