Selain Pemeriksaan Fisik, Ini Cara Diagnosis Hipospadia
Halodoc, Jakarta – Lubang kencing atau dikenal sebagai uretra pada laki-laki normalnya berada pada ujung Mr. P. Namun pada beberapa bayi laki-laki yang baru dilahirkan, nyatanya bagian lubang kencing pun dapat mengalami kelainan. Kelainan ini dikenal sebagai hipospadia. Hipospadia merupakan bawaan bayi sejak lahir yang menyebabkan kondisi uretra atau lubang kencing berada di bawah batang Mr. P.
Baca juga: Alami Hipospadia, Kapan Operasi Perlu Dilakukan?
Hipospadia dapat terjadi ketika perkembangan lubang kencing dan kulup Mr. P terganggu saat dalam kandungan. Beberapa faktor dapat menjadi penyebab kondisi hipospadia ini terjadi:
-
Mengandung ketika usia ibu diatas 35 tahun
-
Ibu hamil mengidap kelebihan berat badan atau obesitas
-
Ibu hamil mengidap penyakit diabetes
-
Wanita yang menjalani terapi hormon untuk proses kehamilan
-
Paparan asap rokok atau pestisida ketika hamil.
-
Kelahiran prematur meningkatkan risiko hipospadia
Gejala Hipospadia
Penyakit hipospadia memiliki gejala yang berbeda-beda pada tiap pengidapnya. Kebanyakan, kondisi ini menyebabkan lubang kencing berada pada di bagian bawah kepala Mr. P. namun sebagian, kondisi hipospadia menyebabkan lubang kencing berada di area skrotum. Akibatnya seseorang yang mengidap hipospadia mengalami gejala, seperti:
-
Percikan urine yang tidak normal ketika buang air kecil.
-
Kulup hanya menutupi bagian atas kepala Mr. P.
-
Bentuk Mr. P yang tidak normal atau melengkung ke bawah ketika ereksi.
-
Harus duduk ketika buang air kecil.
Pemeriksaan atau Diagnosis Hipospadia
Tidak hanya dari kondisi gejala yang dialami oleh bayi laki-laki. Untuk memastikan kondisi ini, dokter melakukan pemeriksaan pada bayi, yaitu:
1. Pemeriksaan Fisik
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter untuk memastikan kondisi ini. Kelainan lubang kencing dapat terdeteksi dengan pemeriksaan fisik. Pada kondisi yang cukup parah, kondisi hipospadia dibutuhkan pemeriksaan penunjang lainnya.
2. Uji Pencitraan
Pemeriksaan melalui uji pencitraan dilakukan oleh dokter untuk mengetahui kondisi hipospadia.
3. Pemeriksaan Genetik
Pemeriksaan genetik juga dilakukan pada bayi laki-laki yang mengalami kondisi hipospadia. Bayi laki-laki mengalami kondisi hipospadia ketika ada riwayat keluarga yang pernah mengalami kondisi hipospadia.
Baca juga: Idap Hipospadia, 2 Pengobatan Ini Bisa Dilakukan
Penanganan Hipospadia
Jika kondisi lubang uretra tidak jauh dari posisi normal dan tidak memengaruhi apapun terhadap bentuk Mr. P maka kondisi ini tidak membutuhkan penanganan. Jika lubang uretra berada cukup jauh dari posisi normal, maka operasi perlu dilakukan.
Bila tidak ditangani, kondisi ini menyebabkan komplikasi pada pengidap hipospadia seperti kesulitan belajar berkemih, kelainan bentuk Mr. P, dan gangguan ejakulasi.
Tentu kelainan bentuk Mr. P dan gangguan ejakulasi juga berdampak pada kesuburan pria dan kondisi ini dapat menyebabkan pria sulit mendapatkan keturunan.
Pencegahan Hipospadia
Ibu hamil dapat mengurangi risiko hipospadia dengan melakukan beberapa hal ini, yaitu:
-
Sebaiknya saat masa kehamilan hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
-
Penuhi kebutuhan asam folat agar perkembangan bayi dalam kandungan tidak terganggu.
-
Sebaiknya jaga berat badan selama masa kehamilan.
-
Jangan lupa untuk rutin memeriksa kandungan.
Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai kesehatan bayi dalam kandungan. Kamu bisa gunakan Voice/Video Call atau Chat dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan ibu hamil. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!
Baca juga: Ibu Perlu Tahu, Ini 4 Kelainan Genital pada Bayi Laki-laki
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan