Segera Jalani Tes HIV Jika Menemukan 6 Gejala Ini
“Seseorang yang aktif secara seksual dan berisiko terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV), perlu segera untuk menjalani tes HIV. Gejala HIV sendiri meliputi penurunan berat badan yang signifikan, pembengkakan kelenjar getah bening, sariawan di mulut, serta ruam kulit.”
DAFTAR ISI
- Gejala Infeksi HIV yang Perlu Diwaspadai
- Rekomendasi Alat Tes HIV Mandiri yang Praktis dan Mudah
- Hubungi Admin Whatsapp Halodoc untuk Booking Skrining PMS Mulai dari Rp 599rb!
Halodoc, Jakarta – HIV menjadi salah satu penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, penyakit ini bisa berkembang menjadi semakin parah atau yang disebut sebagai AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Jika HIV sudah berubah menjadi AIDS, pengidapnya tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang terjadi di dalam tubuh. Parahnya lagi, penularan virus HIV jarang disadari oleh pengidapnya, karena gejalanya yang tidak nampak.
Karena itulah, penting bagi kamu terutama yang memiliki risiko tinggi terpapar virus HIV, untuk mengetahui terkait gejala penyakit ini.
Gejala Infeksi HIV yang Perlu Diwaspadai
Gejala awal HIV atau sindrom retroviral akut umumnya berkembang dalam dua sampai empat minggu setelah penularan. Namun pada beberapa kondisi, pengidapnya mungkin tidak mengalami gejala awal setelah mereka tertular virus tersebut.
Berikut ini beberapa gejala penyakit HIV yang perlu diwaspadai:
1. Gejala yang serupa dengan flu
Kebanyakan kasus infeksi awal HIV diketahui menunjukkan gejala yang serupa dengan flu.
Misalnya seperti demam, munculnya ruam kulit, sakit kepala, nyeri otot, sakit tenggorokan, dan kelelahan.
Meski terbilang mirip seperti gejala flu, nyatanya ada gejala khas lainnya yang mungkin dirasakan oleh pengidap HIV.
Salah satunya yaitu, tubuh mudah berkeringat di malam hari. Di mana kondisi ini dapat terjadi meskipun cuaca sedang dingin.
2. Pembengkakan kelenjar getah bening
Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang bisa melindungi darah dengan menyingkirkan bakteri dan virus. Ketika tubuh mengalami infeksi, kelenjar getah bening akan membengkak.
Nah, pembengkakan kelenjar getah bening pada pengidap HIV dikabarkan bisa lebih dari dua tempat dan ukurannya di atas satu sentimeter.
Kondisi ini bisa terjadi pada leher atau ketiak, serta dapat bertahan lebih dari tiga bulan.
3. Sariawan yang kerap muncul
Pada tahap awal, human immunodeficiency virus juga dapat menyebabkan pengidapnya kerap mengalami sariawan atau luka robekan pada mulut.
Di mana sariawan ini dapat muncul lebih dari dua kali dalam rentang waktu enam bulan.
Perlu diketahui bahwa, penyebab sariawan terkait HIV ini tidak diakibatkan oleh kekurangan vitamin tertentu atau zat besi.
Luka sariawan ini disebabkan oleh infeksi jamur dan mulut, yang ditandai dengan luka putih kekuningan serta nyeri.
Kamu pun bisa bertanya pada dokter terkait gejala HIV lainnya melalui artikel ini: Ini Dokter Spesialis yang Paham Seputar HIV.
4. Ruam kulit
Kondisi ruam kulit dapat terjadi pada awal atau akhir perjalanan serokonversi HIV dan dapat berlangsung antara dua hingga tiga minggu.
Ruam kulit pada penderita HIV biasanya dipicu oleh efek samping penggunaan obat seperti Protease Inhibitors (PIs), seperti tipranavir dan amprenavir. Ruam ini mungkin membuat kulit menjadi kering dan terasa gatal.
Selain itu, ruam yang muncul pada tubuh pengidap HIV juga bisa tampak seperti bisul atau jerawat yang terasa gatal. Ini terjadi karena sistem imun tubuh sudah tidak mampu melawan infeksi bakteri dan virus yang terjadi pada kulit.
5. Mual Muntah dan Diare
Banyak orang yang mengalami masalah sistem pencernaan seperti mual, muntah, hingga diare.
Ketiga gangguan pencernaan ini bisa muncul pada tahap awal atau infeksi lanjutan HIV.
Kondisi ini bisa terjadi karena adanya infeksi oportunistik. Saat mengalami kondisi ini, pengidap HIV disarankan untuk menghidrasi tubuh dengan minum lebih banyak air putih.
6. Penurunan berat badan
Pada banyak kasus, pengidap human immunodeficiency virus juga dapat mengalami penurunan berat badan secara signifikan.
Penurunan berat badan ini terjadi begitu saja, tanpa alasan yang jelas. Ini juga menjadi satu tanda bahwa infeksi HIV yang dialami seseorang, sudah masuk tahap lanjutan atau infeksi HIV simtomatik.
Rekomendasi Alat Tes HIV Mandiri yang Praktis dan Mudah
Untuk mengetahui seseorang mengidap HIV atau tidak, biasanya memerlukan konsultasi dengan dokter, serta pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darah.
Namun, kini pemeriksaan HIV bisa juga dilakukan secara mandiri di rumah. Salah satunya, dengan menggunakan alat tes HIV mandiri yang praktis dan mudah. Berikut ini rekomendasinya:
1. Onestep HIV Test
Ini merupakan alat tes HIV mandiri yang bisa kamu beli dengan mudah di Toko Kesehatan Halodoc.
Alat ini bisa bantu mendeteksi virus HIV tipe 1-2 melalui tetesan darah secara kualitatif. Dalam satu kemasan Onestep HIV Test, terdiri dari cassette, alcohol pad, serta pipet untuk mengambil darah.
Berikut ini cara menggunakan Onestep HIV Test:
- Ambil alcohol pad, lalu usapkan pada jari. Untuk mengoptimalkan pengambilan sampel darah, kamu bisa gunakan jari tengah, jari telunjuk, atau jari manis.
- Setelah itu, buka tutup blood lancet, arahkan ke jari yang sudah diusap alcohol pad. Pencet pipet agar darah bisa keluar.
- Sampel darah yang sudah terambil, kemudian diteteskan ke cassette di area cawan yang berbentuk huruf S.
- Setelah itu, berikan 2-3 tetes cairan buffer ke atas cawan cassette.
- Tunggu hasil tes kurang lebih 10-15 menit.
Untuk hasil yang akurat, kamu tetap disarankan melakukan pemeriksaan diri ke dokter dan laboratorium.
No. Registrasi Kemenkes RI : AKL 30305718715
Rentang harga: Rp89.800-Rp113.500
Dapatkan Onestep HIV Test di Toko Kesehatan Halodoc.
Skrining Penyakit Menular Seksual dan HIV di Rumah Lewat Halodoc
Jika kamu mengalami gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas, ada baiknya segera melakukan skrining penyakit menular seksual.
Tujuannya, agar penanganan bisa dilakukan dengan lebih cepat dan tepat.
Tak perlu antre di rumah sakit, kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual dari rumah dengan layanan Halodoc Home Lab (tersedia di Jabodetabek dan Surabaya).
Skrining ini akan membantu kamu menerima pengobatan yang efektif dan mencegah penularan ke orang lain.
Nah, berikut beberapa keunggulan melakukan skrining PMS dan HIV lewat layanan Home Lab & Vaksinasi di Halodoc:
✔ Tak perlu repot keluar rumah.
✔ Hemat waktu dan biaya.
✔ Dilakukan oleh tenaga kesehatan dan responnya cepat.
✔ Protokol kesehatan ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
✔ Sampel diambil secara aman dan steril.
✔ Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.
✔ Harga mulai dari Rp 599.000,-
✔ Semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.
✔ Setelah tes, kamu akan mendapatkan voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya dari Halodoc.
Booking Skrining Penyakit Menular Seksual Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Jangan khawatir, saat memesan skrining penyakit menular seksual, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc!
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, pakai Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. HIV/AIDS.
Medical News Today. Diakses pada 2024. What are the early signs of HIV?
Ending HIV.org. Diakses pada 2024. 7 SYMPTOMS OF THE EARLY STAGES OF HIV.
HIV.gov. Diakses pada 2024. Symptoms of HIV.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan