Segala Hal Tentang Epidemic Typhus yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta – Penyakit Rickettsia adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi satu atau lebih bakteri riketsia. Beberapa jenis hewan, seperti kutu, tungau, atau caplak bisa menularkan bakteri tersebut saat menggigit kamu.
Epidemic typhus adalah jenis tifus yang ditularkan oleh kutu. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Rickettsia prowazekii yang dibawa oleh kutu tikus atau kutu kucing. Kamu bisa tertular bila tidak sengaja melakukan kontak atau digigit kutu yang terinfeksi.
Epidemic typhus kadang-kadang terjadi di area yang sangat padat, sehingga kutu dapat berpindah dari satu orang ke orang lain. Sementara di Amerika Serikat, kasus epidemic typhus yang jarang terjadi yang disebut tifus sylvatic bisa terjadi ketika orang-orang terpapar tupai terbang dan sarangnya.
Meskipun pada zaman dulu, epidemic typhus merupakan penyakit yang menelan jutaan jiwa, namun penyakit ini sekarang sudah menjadi langka. Meski begitu, mengenal epidemic typhus tetap penting agar kamu bisa mewaspadainya.
Baca juga: Jenis Jenis Penyakit Tifus yang Perlu Diwaspadai
Gejala dari Epidemic Typhus
Gejala epidemic typhus dimulai dalam 2 minggu setelah kontak dengan kutu yang terinfeksi. Gejala yang bisa muncul, antara lain:
- Demam dan menggigil.
- Sakit kepala.
- Napas menjadi cepat.
- Nyeri otot dan badan.
- Ruam.
- Batuk.
- Mual dan muntah.
- Kebingungan.
Beberapa orang bisa tetap terinfeksi, namun tidak mengalami gejala selama bertahun-tahun setelah mereka pertama kali terinfeksi. Pada kasus yang jarang, orang-orang ini bisa mengalami kekambuhan penyakit yang disebut penyakit Brill-Zinsser, selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah pertama kali terinfeksi.
Penyakit tersebut sering terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena mengonsumsi obat-obatan tertentu, usia tua, atau penyakit. Gejala penyakit Brill-Zinsser mirip dengan gejala infeksi epidemic typhus pada tahap awal, tapi biasanya lebih ringan.
Pengobatan untuk Epidemic Typhus
Epidemic typhus harus diobati dengan antibiotik doksisiklin. Obat ini dapat digunakan pada orang dari segala usia. Antibiotik bekerja paling efektif bila diberikan segera setelah gejala dimulai. Pengidap epidemic typhus yang mendapatkan pengobatan dini dengan doksisiklin biasanya sembuh dengan cepat.
Baca juga: Ini Alasan Minum Obat Antibiotik Harus Dihabiskan
Cara Mencegah Epidemic Typhus
Sayangnya, belum ada vaksin yang bisa diberikan untuk mencegah penyakit ini. Namun, kamu bisa mencegah penyakit tersebut dengan menghindari area yang terlalu padat. Kutu penyebar bakteri epidemic typhus berkembang biak di area yang penuh sesak dan di antara orang yang tidak mandi atau berganti pakaian secara teratur.
Oleh karena itu, cegah kontak dengan kutu epidemic typhus dengan cara:
- Mandi secara teratur dan ganti pakaian bersih setidaknya sekali dalam seminggu.
- Cuci pakaian yang terkena kutu setidaknya sekali dalam seminggu. Cuci pakaian dan seprai yang terkontaminasi kutu dengan menggunakan air panas dan keringkan. Sementara pakaian dan barang yang tidak bisa dicuci, bisa dibersihkan dengan dicuci kering (dry-cleaned) atau disegel dalam kantong plastik dan simpan selama 2 minggu.
- Jangan berbagi pakaian, tempat tidur, seprai, atau selimut, atau handuk yang digunakan oleh orang yang memiliki kutu.
- Gunakan permetrin 0,5 persen pada tempat tidur, seragam, dan pakaian lain. Permetrin mampu membunuh kutu dan bisa memberikan perlindungan tahan lama pada pakaian meski sering dicuci. Ingat, hindari menggunakan produk permetrin langsung pada kulit, karena produk tersebut untuk digunakan pada pakaian.
- Hindari kontak dengan tupai terbang dan sarangnya.
Baca juga: Selain Perdarahan Dalam Tubuh, Ini Komplikasi Lain dari Tifus
Bila kamu mengalami gejala-gejala yang mirip dengan gejala epidemic typhus, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu, kamu bisa membeli obat yang diresepkan dokter melalui aplikasi Halodoc. Enggak perlu keluar rumah, tinggal order lewat aplikasi dan pesanan kamu akan diantar dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.