Segala Hal Mengenai Obat Kesuburan untuk Wanita
Halodoc, Jakarta - Obat kesuburan memang bisa membantu meningkatkan kemungkinan seorang wanita untuk mendapatkan kehamilan. Meski begitu, konsumsi segala jenis obat tersebut harus melalui rekomendasi dokter. Pasalnya, mengonsumsi obat kesuburan tanpa diagnosis yang akurat belum tentu meningkatkan kemungkinan hamil.
Sebenarnya, masalah kesuburan atau infertilitas dapat disebabkan, baik dari pria maupun wanita. Sering kali, dokter menyarankan untuk melakukan pengobatan jika seorang wanita tidak bisa hamil atau terus mengalami keguguran setelah mencoba untuk hamil selama 12 bulan atau lebih.
Sementara itu, wanita di atas 35 tahun disarankan untuk melakukan pengobatan setelah 6 bulan mencoba untuk hamil. Sedangkan wanita yang tidak mengalami menstruasi teratur atau memiliki kondisi medis yang dapat memengaruhi kehamilan, harus mendapatkan arahan dokter sebelum mencoba hamil.
Baca juga: Serba-Serbi Kesuburan Pada Pria yang Harus Diketahui
Berbagai Jenis Obat Kesuburan untuk Wanita
Kamu perlu tahu bahwa beberapa obat kesuburan untuk wanita akan memicu terjadinya ovulasi pada wanita yang tidak berovulasi secara teratur. Sementara obat lainnya adalah hormon yang harus dikonsumsi wanita sebelum menjalani prosedur bayi tabung.
Sekitar 10 persen kasus infertilitas tidak diketahui penyebabnya. Inilah mengapa dokter memberikan obat pemicu ovulasi, karena obat ini memungkinkan seorang wanita untuk bisa hamil dengan mengatur waktu hubungan seksual. Obat ini juga dapat mengurangi efek masalah ovulasi yang tidak teridentifikasi.
Banyak sekali obat kesuburan untuk wanita yang bisa dikonsumsi. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam membantu mengatasi masalah ketidaksuburan. Akan tetapi, sekali lagi, konsumsinya harus berdasarkan arahan dari dokter. Jadi, jika kamu merasa sulit hamil, kamu bisa tanyakan langsung pada dokter kandungan melalui aplikasi Halodoc. Jadi, kamu mendapatkan solusi yang tepat sesuai dengan kondisimu.
Baca juga: Agar Program Hamil Sukses, Ajak Pasangan Melakukan Ini
Terapi Hormon Sebelum Melakukan Inseminasi
Terkadang, obat tidak dapat mengobati beberapa penyebab kesulitan hamil atau masalah ketidaksuburan pada wanita. Biasanya, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan inseminasi buatan jika tidak mampu mengetahui penyebabnya.
Ada dua jenis inseminasi yang bisa dilakukan, yaitu:
- Inseminasi Intrauterine, dilakukan dengan cara memasukkan sperma langsung ke dalam rahim sekitar waktu ovulasi. Cara ini dapat meningkatkan kemungkinan hamil bila ada masalah dengan lendir serviks atau mobilitas sperma, atau bila dokter tidak dapat mendeteksi penyebab infertilitas. Sebelum prosedur dilakukan, biasanya dokter akan memberikan obat ovulasi, terapi pemicu hormon, dan terapi hormon progesteron.
- Fertilisasi in vitro melibatkan pengambilan satu atau lebih sel telur sehingga pembuahan dengan sperma dapat dilakukan dalam cawan petri. Jika sel telur tumbuh menjadi embrio, dokter akan meletakkannya ke dalam rahim.
Baca juga: Berkenalan Lebih Dekat dengan Program Kehamilan
Dampak Konsumsi Obat Kesuburan
Banyak wanita mengalami efek samping ketika mengonsumsi obat kesuburan, terutama untuk jenis obat yang mengandung hormon. Efek samping yang paling umum seperti:
- Perubahan suasana hati, termasuk kecemasan dan depresi.
- Efek samping fisik sementara, termasuk mual, muntah, sakit kepala, kram, dan nyeri payudara.
- Sindrom hiperstimulasi ovarium.
- Peningkatan risiko keguguran
Beberapa obat kesuburan tertentu juga memicu efek samping yang cukup serius, seperti meningkatkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Jadi, jangan pernah sekalipun mencoba mengonsumsi obat peningkat kesuburan tanpa mendapatkan petunjuk dari dokter, ya!