Seberapa Perlu Psikoterapi pada Pengidap Narsistik?
Halodoc, Jakarta - Laki-laki dan perempuan yang mengalami gangguan kepribadian narsistik cenderung memiliki pandangan yang menyimpang dari diri mereka sendiri dan tempat mereka berada. Narsisme terjadi ketika seseorang mengalami kecintaan yang berlebihan diri sendiri, seperti kecintaan Narcissus yang berlebihan atas bayangan wajahnya.
Mereka yakin memiliki kualitas diri yang lebih unggul yang membedakan dari orang lain di sekitar dan berfokus pada kebutuhan serta perspektif mereka dengan mengesampingkan hal lainnya.
Semua gangguan kepribadian pada dasarnya bersifat bawaan, setidaknya sampai pada taraf tertentu. Setidaknya, faktor genetik berperan setidaknya sebanyak 25 persen, sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan tertentu, terutama pengalaman selama masa anak-anak.
Namun, terlepas dari kepercayaan diri mereka yang luar biasa dan rasa cinta yang nyata terhadap diri sendiri, pengidap narsistik termotivasi oleh rasa tidak aman yang tertekan oleh masalah harga diri. Sifat narsistik yang ditunjukkan adalah bentuk kompensasi yang berlebihan, sebagai penutup keraguan diri yang terjadi.
Baca juga: Narsistik Lebih dari Sekadar Suka Selfie, Ketahui Faktanya
Sebagai cerminan dari sifat mental mereka yang kontradiktif, orang-orang dengan kepercayaan narsis masih membutuhkan pujian dan persetujuan terus-menerus dari orang lain. Ketika mereka tidak berhasil mendapatkannya, mereka dapat menunjukkan reaksi berupa permusuhan, kesombongan, sikap bertahan, agresif, atau balas dendam dengan cara-cara yang tidak pernah terpikirkan.
Psikoterapi untuk Pengidap Narsistik
Faktanya, psikoterapi menjadi pendekatan utama dalam mengobati pengidap narsistik. Terapi yang mengedepankan komunikasi ini dipadukan dengan pengobatan medis jika pengidap memiliki kondisi masalah mental lainnya. Psikoterapi dalam pengobatan ini membantu pengidap untuk:
-
Membina hubungan yang lebih baik dengan orang lain, sehingga membentuk hubungan yang lebih sehat, menyenangkan, dan bermanfaat.
-
Memahami penyebab emosi dan hal yang mendorong munculnya keinginan untuk melakukan persaingan, untuk tidak lagi percaya pada orang lain, bahkan membenci diri sendiri dan orang lain.
Baca juga: Apa Itu Gangguan Kepribadian Narsistik?
Pengidap narsistik diarahkan untuk lebih bertanggung jawab dan belajar untuk:
-
Menerima dan mempertahankan hubungan pribadi yang nyata dan kolaborasi dengan rekan kerja yang lebih baik.
-
Mengenali dan menerima segala kompetensi dan potensi diri yang sebenarnya, sehingga pengidap mampu mentolerir kritik atau kegagalan yang dialami.
-
Meningkatkan kemampuan diri untuk memahami dan mengatur emosi dan suasana hati.
-
Memahami dan menoleransi dampak masalah yang terkait dengan harga diri.
-
Melepaskan keinginan diri untuk segala hal yang tidak mampu didapat sekaligus lebih bersyukur dengan apa saja yang telah berhasil diperoleh.
Terapi ini dapat bersifat jangka pendek untuk membantu pengidap narsistik lebih mampu mengelola selama masa stres atau masa kritis. Terapi bisa dilanjutkan untuk membantu mencapai dan mempertahankan apa saja yang menjadi tujuan.
Tidak boleh dilupakan, peran keluarga dan orang-orang terdekat penting untuk membuat proses terapi bisa lebih diterima dengan baik oleh pengidap. Tetap jaga agar pikiran selalu terbuka pada pengobatan yang dilakukan, patuhi segala prosedur dan proses perawatan, berikan disiplin terhadap diri sendiri, dan selalu fokus yang menjadi tujuan sangat penting untuk membuat terapi ini berhasil.
Baca juga: Percaya Diri atau Narsistik? Ketahui Bedanya
Bukan tidak mungkin pengidap narsistik akan selalu berpikiran negatif tentang pengobatan yang sedang dijalani, apakah akan berhasil, apakah ini berguna, dan masih banyak lagi. Namun, tetap berpikir bahwa pengobatan ini dapat membantu adalah hal terbaik yang bisa dilakukan. Jadi, jika masih ragu, tanyakan pada dokter langsung melalui aplikasi Halodoc. Setelah download, pilih layanan Tanya Dokter, dan ceritakan segala keluhan yang dialami. Segera pakai aplikasi Halodoc, ya!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan