Seberapa Efektif Pencegahan Batuk Rejan dengan Vaksin?
Halodoc, Jakarta - Batuk rejan atau dikenal dengan pertusis terjadi karena infeksi bakteri yang menyerang saluran pernapasan. Gejala khasnya, yaitu suara tarikan napas yang kencang dan terdengar, seperti bunyi whoop pada awal atau sela batuk yang tidak berhenti pada pengidapnya. Penyakit ini terbilang membahayakan, terlebih jika menyerang bayi.
Bakteri yang menjadi penyebab terjadinya batuk rejan adalah Bordetella pertussis. Bakteri ini hanya bisa berkembang biak dalam tubuh manusia. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan partikel dalam percikan air yang dikeluarkan oleh pengidap saat batuk. Bakteri kemudian akan berkembang dalam saluran pernapasan dan mengeluarkan racun yang bisa merusak rambut halus atau silia pada saluran pernapasan. Kerusakan ini akan berujung pada peradangan saluran napas.
Infeksi dan peradangan yang terjadi karena batuk rejan pada saluran napas ditandai dengan batuk kering. Batuk rejan ini sudah bisa menular pada hari ketujuh setelah infeksi terjadi hingga tiga minggu setelah batuk muncul.
Baca juga: Si Kecil Mengidap Batuk Rejan, Ibu Harus Apa?
Mencegah Batuk Rejan dengan Vaksin, Apakah Efektif?
Lalu, apakah cara mencegah batuk rejan dengan vaksin dinilai efektif? Ternyata, benar vaksin bisa mencegah terjadinya pertusis lebih efektif. Vaksin diberikan bersama dengan vaksin difteri, tetanus, dan polio atau lebih dikenal dengan vaksinasi DTP.
Jadwal imunisasi DTP adalah ketika bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan. Namun, jika berhalangan, orangtua dianjurkan untuk melakukan imunisasi susulan sesuai jadwal yang diberikan dokter. Lalu, anak sebaiknya mendapatkan imunisasi lanjutan atau booster agar imunitas tetap terjaga hingga dewasa. Imunisasi lanjutan ini dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 18 bulan, 5 tahun, 10–12 tahun, dan 18 tahun. Lalu, ulangi kembali setiap 10 tahun sekali.
Tidak hanya bayi, ibu hamil juga direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi DTP booster ketika usia kehamilan memasuki 27–36 minggu. Vaksinasi pertusis yang dilakukan saat hamil diketahui dapat melindungi bayi dari batuk rejan pada minggu awal setelah dilahirkan.
Baca juga: Begini Cara Bedakan Batuk Rejan dan Batuk Biasa
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Disease juga menyatakan bahwa ibu yang mendapatkan vaksin pertusis selama hamil akan mengurangi risiko penularan penyakit pernapasan serius dan fatal pada bayi. Para peneliti menduga pemberian vaksinasi lanjutan DPT pada masa kehamilan bisa mencegah sebesar 78 kasus batuk rejan pada bayi untuk setiap 100 ibu yang mendapat vaksin.
Tingkat efektivitas vaksin ini mencapai 90 persen bila para peneliti hanya berfokus pada kasus berat yang membutuhkan perawatan medis. CDC pun merekomendasikan ibu hamil mendapatkan vaksin DPT guna mencegah penularan serius pada bayi nantinya.
Jadi, memang benar bahwa vaksin efektif untuk mencegah terjadinya penularan atau tertular batuk rejan. Selain vaksin, kamu juga disarankan untuk melakukan pola hidup sehat dan bersih guna menjaga sistem imun dalam tubuh.
Baca juga: Batuk Rejan Bisa Tanda 4 Penyakit Serius
Komplikasi Batuk Rejan
Batuk rejan yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu terjadinya komplikasi serius, seperti:
- Pneumonia.
- Kejang.
- Mimisan dan perdarahan pada otak.
- Pembuluh darah pecah pada bagian mata dan kulit.
- Hernia abdominalis.
- Infeksi telinga, seperti otitis media.
- Risiko mengalami gangguan paru dan saluran pernapasan.
- Kerusakan otak karena kurangnya asupan oksigen atau ensefalopati hipoksia.
- Memar atau tulang rusuk retak.
Tanyakan pada dokter seputar batuk rejan dan vaksin DTP untuk pencegahannya. Gunakan aplikasi Halodoc sehingga tanya jawab sudah pasti lebih mudah.
Referensi:
NHS. Diakses pada 2021. Whooping Cough.
Tami H. Skoff, et al. 2017. Diakses pada 2021. Impact of the US Maternal Tetanus, Diphtheria, and Acellular Pertussis Vaccination Program on Preventing Pertussis in Infants <2 Months of Age: A Case-Control Evaluation. Clin Infect Dis 65(12):1977-1983.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan