Seberapa Efektif Obat Oral Molnupiravir Mengatasi COVID-19?
“Obat oral Molnupiravir disebut-sebut mampu menurunkan risiko kematian pada pasien COVID-19 dengan gejala berat. Obat ini nantinya akan diberikan sebanyak 2 kali sehari, dalam kurun waktu pemberian 5 hari. Pertanyaannya, sampai sejauh mana obat ini dikembangkan, dan bagaimana keefektivitasannya?”
Halodoc, Jakarta – Merck yang menjadi salah satu perusahaan raksasa di bidang farmasi, baru-baru ini memperkenalkan obat oral pertama yang dinilai ampuh atasi COVID-19 bernama Molnupiravir. Jika penggunaannya terbukti efektif dan disetujui oleh regulator kesehatan, maka obat ini dapat menjadi senjata baru untuk melawat COVID-19 pada pasien yang terinfeksi.
Baca juga: Perawatan Rumahan Usai Mendapatkan Vaksin COVID-19
Menurunkan Risiko Rawat Inap
Awal mulanya, obat ini dikembangkan sebagai obat flu, dengan pemberian 2 dosis sehari, selama 5 hari. Obat Molnupiravir, atau MK-4482/EIDD-2801 dirancang untuk diberikan secara oral, sama seperti obat lainnya. Obat ini menjadi perbincangan hangat belakangan ini, karena dinilai efektif dalam menyembuhkan seseorang yang terinfeksi COVID-19.
Hal tersebutlah yang tercatat dalam sebuah jurnal yang berjudul, “Molnupiravir, an Oral Antiviral Treatment for COVID-19”. Obat antivirus oral ini sudah diuji pada 202 peserta, yang juga merupakan pengidap COVID-19. Hasilnya, gejala yang mereka alami terbukti membaik setelah mengonsumsi obat oral Molnupiravir. Obat ini juga memiliki toleransi yang baik di semua kelompok.
Perusahaan Merck yang menjadi produsen pertama obat ini mengatakan bahwa selama uji coba fase 3 berlangsung, obatnya mampu mengurangi risiko rawat inap dan kematian pasien secara signifikan. Pada pasien berisiko ringan atau sedang, obat dapat menurunkan risiko rawat inap atau kematian sebesar 50 persen ketimbang obat lainnya, seperti pil plasebo
Baca juga: 4 Efek Samping yang Dapat Terjadi setelah Vaksin COVID-19
Kapan Didistribusikan secara Massal?
Jika dilihat dari hasil uji coba yang baik pada 202 peserta, perusahaan farmasi Merck sendiri berencana untuk meminta Emergency Use Authorisation (EUA) atau Persetujuan Penggunaan Darurat untuk obat jenis ini. Namun hingga kini, hasilnya belum diketahui, karena masih dalam proses penelitian lebih lanjut. Jika sewaktu-waktu izin edar diberikan, Merck sudah melakukan langkah antisipasi.
Langkah antisipasi tersebut dilakukan guna mencegah terjadinya pembludakan permintaan obat, sehingga perusahaan sudah memproduksi obat oral ini sebanyak 10 dosis pengobatan, hingga akhir tahun. Merck juga diharapkan mampu memproduksi lebih banyak dosis tahun 2022, jika sudah mengantongi surat izin edar dari lembaga terkait.
Baca juga: Catat, Ini bedanya IgM dan IgG pada Rapid Test COVID-19
Itulah berbagai fakta mengenai Molnupiravir, dan sampai sejauh mana proses produksi obat tersebut. Meski saat uji klinis obat oral ini sudah menunjukkan hasil yang baik, jangan sampai melupakan vaksin COVID-19, ya. Vaksin juga penting dilakukan guna menunjang sistem kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit.
Jika kamu mengalami kondisi gawat darurat medis yang perlu mendapat penanganan segera, diskusikan hal tersebut dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk mendapat langkah penanganan yang tepat. Segera download aplikasinya di sini, ya.
Referensi:
NCBI. Diakses pada 2021. Molnupiravir, an Oral Antiviral Treatment for COVID-19.
MERCKS. Diakses pada 2021. Merck and Ridgeback’s Investigational Oral Antiviral Molnupiravir Reduced the Risk of Hospitalization or Death by Approximately 50 Percent Compared to Placebo for Patients with Mild or Moderate COVID-19 in Positive Interim Analysis of Phase 3 Study.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan