Seberapa Berbahayakah Pembekuan Darah di Otak?
Halodoc, Jakarta - Kabar tidak menyenangkan datang dari dunia sepakbola Argentina yang salah satu legendanya mengidap penyakit yang berbahaya. Berita tersebut datang dari Diego Maradona yang akan segera mendapatkan operasi untuk mengatasi gangguan pembekuan darah di otak. Gangguan ini disebut juga dengan hematoma subdural yang umumnya terjadi akibat benturan atau pukulan keras di kepala.
Legenda sepakbola berusia 60 tahun tersebut memang harus segera mendapatkan penanganan medis terkait masalah pembekuan darah di otak. Hal tersebut untuk mencegah segala komplikasi yang dapat terjadi akibat darah yang tidak mengalir dengan baik di kepala. Namun, seberapa berbahayakah gangguan ini jika tidak segera diobati? Berikut pembahasan lebih lengkapnya terkait hal tersebut!
Baca juga: Darah Membeku, Apa Bahayanya bagi Kesehatan?
Bahaya dari Pembekuan Darah di Otak
Pembekuan darah atau gumpalan darah adalah penumpukan darah yang sebelumnya cair menjadi bentuk gel atau setengah padat. Memang, pembekuan darah penting untuk mengatasi luka yang terbentuk, tetapi dapat berbahaya jika tidak larut dengan sendirinya. Masalah ini dapat menjadi situasi yang berbahaya dan mengancam nyawa, terutama jika terjadi di otak yang merupakan organ paling vital pada manusia.
Seseorang yang mengalami pembekuan darah di otak disebut juga dengan gangguan stroke. Sumbatan yang disebabkan oleh pembekuan darah membuat darah tidak dapat mengalir ke bagian otak tertentu atau kebutuhan darah di kepala tidak tercukupi. Hal ini membuat otak tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan. Jika terus dibiarkan, maka sel-sel otak mulai mati dan semakin sulit untuk disembuhkan.
Lalu, apa saja dampak buruk yang dapat terjadi saat seseorang mengalami pembekuan darah di otak? Berikut ini beberapa hal buruk yang mungkin terjadi:
1. Gangguan pada Sistem Pernapasan
Salah satu dampak buruk yang dapat disebabkan oleh pembekuan darah di otak adalah masalah yang terjadi pada sistem pernapasan. Seseorang yang mengidap gangguan ini kesulitan untuk mengontrol makan dan menelan atau disebut juga disfagia. Selain itu, kamu dapat kesulitan mengarahkan makanan ke esofagus dan sebaliknya masuk ke saluran napas yang menimbulkan gangguan pada paru-paru. Masalah ini dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti infeksi dan pneumonia.
Baca juga: Ini Bahaya Pembekuan Darah bagi Kesehatan
2. Gangguan pada Sistem Saraf
Sistem saraf memiliki peranan penting untuk mengirimkan sinyal dari tubuh ke otak dan sebaliknya. Ketika terdapat gangguan pada otak, masalah pengiriman sinyal dapat terjadi. Kamu mungkin saja mengalami masalah terkait penglihatan yang membuat mata sulit digerakkan dan otak tidak mendapatkan informasi yang benar dari apa yang dilihatnya. Pengidap pembekuan darah di otak juga dapat mengalami kelumpuhan akibat hal tersebut dan harus mendapatkan rehabilitasi agar sembuh.
Apabila kamu memiliki pertanyaan terkait dampak buruk lainnya yang dapat terjadi disebabkan oleh pembekuan darah di otak, dokter dari Halodoc dapat memberikan jawaban yang tepat. Caranya mudah, cukup dengan download aplikasi Halodoc, kamu bisa memanfaatkan kemudahan akses kesehatan dengan beberapa fitur yang ada!
3. Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
Pengidap pembekuan darah di otak umumnya disebabkan oleh masalah pada sistem peredaran darah yang berhubungan dengan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, dan diabetes. Seseorang yang mengalami stroke karena aliran darah tersumbat disebut stroke iskemik. Jika kamu mengidap gangguan ini, risiko untuk mengalami kekambuhan pada stroke atau serangan jantung terbilang tinggi.
Baca juga: Apa Saja Penyebab Stroke? Ini Jawabannya
Maka dari itu, jika kamu mengidap stroke, ada baiknya untuk melakukan perubahan pada gaya hidup, seperti mengonsumsi makanan yang sehat dan rutin melakukan aktivitas fisik. Dokter akan menyarankan untuk mengatasi beberapa kondisi yang dapat meningkatkan gangguan tersebut. Selain itu, konsumsi obat-obatan secara rutin juga dapat mencegah pembekuan darah di tubuh, terutama pada otak.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. The Effects of Stroke on the Body.
Healthline. Diakses pada 2020. How to Tell If You Have a Blood Clot.
Narayana Health. Diakses pada 2020. Blood clot in brain/stroke: Understanding Symptoms, Diagnosis and Treatment.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan