Sama Penyakit Mata, Ini Bedanya Rabun Dekat dan Rabun Tua
Halodoc, Jakarta - Mata adalah organ yang paling berharga. Maka itu, mata harus dirawat dan dijaga kesehatannya agar terhindar dari gangguan, seperti rabun dekat. Rabun dekat adalah gangguan yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk melihat objek yang dekat, tapi tidak bermasalah untuk melihat objek yang jauh.
Kondisi rabun dekat sering disalahartikan dengan rabun tua. Jika rabun dekat dapat dialami oleh orang dengan usia berapapun, rabun tua cenderung dialami oleh orang yang berusia 40 tahun ke atas. Kondisi rabun tua akan semakin parah seiring bertambahnya usia, bahkan sampai usia 65 tahun. Agar tidak keliru, ketahui perbedaan antara rabun dekat dengan rabun tua.
Baca Juga: Kenali Gejala Presbiopi, Penyakit Mata yang Bikin Enggak Fokus
Gangguan Rabun Dekat
Rabun dekat merupakan kondisi penglihatan yang umum. Gangguan mata ini menyebabkan pengidapnya dapat melihat objek yang jauh dengan jelas, tetapi objek di sekitarnya atau yang dekat mungkin terlihat buram. Selain itu, tingkat parahnya rabun dekat dapat memengaruhi kemampuan fokus saat melihat.
Orang dengan rabun dekat yang parah mungkin dapat dengan jelas melihat hanya objek yang jauh, sementara mereka yang memiliki rabun dekat dengan keparahan sedang mungkin dapat dengan jelas melihat objek yang lebih dekat. Rabun dekat biasanya didapatkan karena adanya riwayat dalam keluarga. Kamu dapat memperbaiki penglihatan dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Operasi pun bisa menjadi pilihan perawatan untuk mengatasinya.
Pada mata yang normal, masing-masing elemen yang bertugas untuk memfokuskan objek ini memiliki kelengkungan yang sangat halus, seperti permukaan marmer. Kornea dan lensa dengan lengkungannya membiaskan semua cahaya masuk untuk membuat gambar dengan fokus dan tajam langsung pada retina di belakang mata.
Namun, pada pengidap rabun dekat, kornea dan lensa mata memiliki struktur yang tidak rata. Hal ini mengakibatkan terjadi pembelokan cahaya yang tidak teratur ke retina. Pembelokan cahaya yang tidak teratur ke retina membuat cahaya tidak terfokus secara sempurna ke retina.
Baca Juga: Tidak Hanya Menyerang Orang Tua Rabun Jauh juga Dapat Dialami Oleh Anak
Terjadinya Rabun Tua
Rabun tua atau presbiopi juga sering disebut sebagai penyakit mata tua. Kondisi ini biasanya disadari pada awal hingga pertengahan usia 40 tahun dan berlanjut semakin parah hingga usia 65 tahun. Inilah beberapa gejala yang mungkin dirasakan pengidap rabun tua:
- Sulit membaca dengan jarak yang jauh dari mata.
- Pandangan terasa kabur pada jarak baca normal.
- Mata terasa lelah, pegal, atau sakit kepala setelah membaca atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan fokus jarak dekat.
- Tanda dan gejala terasa memburuk jika sedang lelah, minum alkohol, atau berada di area dengan pencahayaan redup.
Untuk dapat melihat suatu gambar atau objek, mata mengandalkan kornea, yaitu lapisan bening dan cembung di depan mata serta lensa untuk fokus pada cahaya yang dipantulkan dari objek. Kedua struktur ini membiaskan cahaya memasuki mata supaya memfokuskan gambar pada retina, yang terletak di bagian belakang dalam dinding mata.
Hanya saja, lensa tidak seperti kornea yang cukup lentur dan bisa berubah bentuk dengan bantuan otot yang mengelilinginya. Saat usia semakin tua, maka lensa menjadi kurang lentur. Lensa tidak lagi dapat berubah bentuk agar fokus pada gambar yang dekat, sehingga gambar terlihat tidak fokus.
Meskipun rabun tua atau presbiopi memiliki gejala yang sama dengan rabun dekat, keduanya adalah kondisi yang berbeda. Rabun dekat terjadi ketika bentuk mata lebih pendek dibandingkan ukuran mata normal atau kornea mata terlalu datar. Kecacatan tersebut menyebabkan cahaya tidak jatuh pada retina dengan cepat, sama seperti rabun tua. Rabun dekat dapat terjadi sejak lahir, tapi rabun tua hanya dapat terjadi seiring bertambahnya usia.
Baca Juga: Katarak Mengincar, Mulai Jaga Kesehatan Mata
Itulah yang perlu kamu ketahui mengenai perbedaan rabun dekat dengan rabun tua. Jika kamu masih ragu dengan gangguan penglihatan yang kamu alami, segeralah diskusikan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, segera download aplikasinya sekarang!