Salah Kenali Aroma, Hati-Hati Anosmia

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   28 Juni 2021
Salah Kenali Aroma, Hati-Hati AnosmiaSalah Kenali Aroma, Hati-Hati Anosmia

“Tak hanya untuk bernapas, hidung manusia juga memiliki kemampuan yang sangat hebat untuk mencium berbagai aroma, mulai dari masakan yang terasa lezat, parfum yang wangi dan sehat, hingga berbagai aroma yang tidak sedap”

Halodoc, Jakarta - Namun, pernahkah kamu membayangkan bagaimana jika kemampuan utama dari indera penciuman ini menghilang? Kondisi ketidakmampuan hidung untuk mencium aroma apapun ini dikenal dengan istilah anosmia

Biasanya, orang yang sedang mengalami flu berat tidak bisa mencium bau atau aroma untuk sesaat. Meski begitu, kondisi ini tidak berlangsung lama. Segera setelah flu sembuh, kemampuan penciuman pun akan kembali seperti semula. Namun, untuk sebagian orang, terutama orang tua, anosmia bisa terjadi dalam waktu yang cukup lama. Walaupun bisa disembuhkan, tetapi anosmia bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan serius yang dialami.

Normalnya, ketika ada aroma yang beredar di udara, sel saraf penciuman akan memberi sinyal ke otak, sehingga kamu bisa mengidentifikasi dan mengenali bau. Namun, indera penciuman pengidap anosmia tidak bisa berfungsi secara semestinya sehingga tidak bisa mengetahui adanya bau.

Baca juga: Tidak Dapat Mencium Bau, Ini Gejala dari Anosmia

Apa yang Menyebabkan Anosmia Terjadi?

Umumnya, anosmia disebabkan oleh hidung tersumbat karena flu, alergi, infeksi sinus, atau kualitas udara yang buruk. Selain itu, anosmia juga bisa disebabkan oleh berbagai hal berikut ini:

  • Polip hidung yang menghambat saluran pernapasan.
  • Cedera pada hidung dan saraf penciuman akibat operasi atau trauma kepala.
  • Terkena bahan-bahan kimia beracun, seperti pestisida.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antidepresan, antiperadangan, dan obat untuk penyakit jantung.
  • Penyalahgunaan obat terlarang seperti kokain.

Beberapa kondisi kesehatan ini juga bisa menyebabkan anosmia, yaitu usia yang sudah lanjut (di atas 60 tahun), parkinson, penyakit alzheimer, diabetes, tumor otak, gangguan nutrisi, riwayat operasi hidung, dan multiple sclerosis.

Belum lama anosmia juga menjadi gejala dari infeksi virus corona. Jadi, jika kamu mengalami hilangnya kemampuan mencium aroma disertai dengan gejala lain, segera lakukan penanganan. Download dan gunakan aplikasi Halodoc agar kamu bisa tanya jawab dengan dokter atau membuat janji jika harus berobat ke rumah sakit

Baca juga: Kisah Cinta Tak Indah Karena Anosmia, Bisakah?

Bahaya Anosmia

Indera penciuman memiliki peran yang sangat penting untuk mengidentifikasi adanya bahaya atau sesuatu yang bisa mengancam keselamatan atau kesehatan. Oleh karena tidak bisa mencium bau apapun, pengidap anosmia perlu berhati-hati terhadap bahaya berikut ini:

  • Keracunan Makanan

Pengidap anosmia tidak bisa mencium bau busuk yang dikeluarkan oleh makanan yang sudah basi atau kedaluwarsa sehingga jika tidak berhati-hati, pengidap bisa mengalami keracunan makanan. Guna mengantisipasi, pengidap disarankan untuk lebih cermat melihat kondisi bahan makanan dan memeriksa tanggal kedaluwarsanya.

  • Mengalami Penurunan Berat Badan

Aroma pada makanan sebenarnya bermanfaat untuk merangsang nafsu makan seseorang. Namun, karena tidak bisa mencium bau apapun, pengidap anosmia bisa saja kehilangan nafsu makan sehingga berat badan pun menurun.

  • Kurang Mawas Diri

Kehilangan kemampuan penciuman membuat pengidap anosmia kurang peka terhadap bahaya di rumah, seperti kebakaran atau kebocoran gas. Bagi pengidap anosmia yang tinggal sendiri di rumah, disarankan untuk memasang alarm kebakaran atau pendeteksi asap di sekitar area dapur, serta menggunakan gas dengan perangkat listrik untuk menghindari kebocoran gas.

Baca juga: Ini Alasannya Mengapa Anosmia Perlu Diwaspadai

Mengobati Anosmia

Anosmia yang disebabkan karena flu, alergi, dan sinus biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Namun, jika tidak kunjung sembuh, segera periksakan diri ke dokter. Beberapa obat-obatan yang mungkin akan disarankan oleh dokter, antara lain:

  • Antibiotik jika terdapat infeksi bakteri.
  • Antihistamin jika disebabkan oleh alergi.
  • Semprotan hidung steroid.
  • Dekongestan.

Kamu juga disarankan untuk berhenti merokok dan menghindari paparan debu, polusi, dan hal-hal lain yang bisa menyebabkan alergi agar anosmia segera membaik.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. What is Anosmia?
Healthline. Diakses pada 2021. What is Anosmia? 
MSD Manual. Diakses pada 2021. Anosmia.