Rusia Buat Vaksin COVID-19 Pertama untuk Hewan
Halodoc, Jakarta - Vaksin COVID-19 untuk hewan pertama kali disuntikkan pada seekor kucing di Rusia. Vaksin tersebut dikembangkan oleh FGBI ARRIAH, dan diberi nama Carnivac-Cov. Izin penyuntikannya diberikan langsung oleh Rosselkhoznadzor, Layanan Federal untuk Pengawasan Hewan dan Fitosanitasi Rusia. Carnivac-Cov tersebut diharapkan mampu melindungi hewan dari virus corona, setidaknya enam bulan setelah vaksin diberikan.
Pengembangan vaksin COVID-19 tersebut dilakukan karena virus dianggap mampu mengontaminasi hewan dengan gejala yang menyerupai manusia. Gejala terjadi dalam intensitas ringan, seperti gangguan pernapasan, kehilangan indera penciuman dan perasa, serta batuk-batuk. Pertanyaannya, sampai mana vaksin sudah dikembangkan dan bagaimana keefektivitasannya? Simak ulasan selengkapnya di sini.
Baca juga: 4 Fakta Vaksin AstraZeneca CTMAV547 yang Dihentikan Sementara di Indonesia
Adanya Kekhawatiran Virus Corona Mengontaminasi Hewan
Hewan memang bisa tertular virus corona. Namun, hal tersebut bukan kekhawatiran utama pakar kesehatan untuk membuat vaksin COVID-19 untuk hewan. Hal yang perlu dikhawatirkan adalah, hewan mampu menjadi carrier dan menularkan virusnya pada manusia. Tahun lalu, kurang lebih terdapat 17 juta hewan cerpelai di Denmark yang harus dimusnahkan karena teridentifikasi tertular virus corona, dan menularkannya pada manusia.
Dengan adanya vaksin COVID-19 untuk hewan, diharapkan mampu mencegah terjadinya infeksi massal tersebut. Vaksin dikembangkan lebih dulu sebagai langkah pencegahan terhadap kemungkinan datangnya situasi buruk di kemudian hari. Hal yang dikhawatirkan adalah, virus corona mampu ditularkan dari hewan satu ke hewan lainnya. Oleh karena itu, pembuatan vaksin virus corona dinilai penting, mengingat 70 persen penyakit manusia berasal dari hewan.
Baca juga: Penelitian Baru Sebut Terapi Plasma untuk Corona Tak Efektif
Uji Klinis dan Dosis Vaksin yang Telah Diproduksi
Uji klinis vaksin Carnivac-Cov sudah dimulai pada Oktober lalu, melibatkan anjing, kucing, cerpelai, rubah, dan hewan lain. Dari uji klinis tersebut, hasilnya menyimpulkan bahwa vaksin aman digunakan, dan mampu mengembangkan antibodi terhadap virus corona pada masing-masing hewan. Badan Pengawas Hewan juga mengatakan, masing-masing hewan yang melakukan uji klinis akan menunjukkan respons kekebalan tubuh dalam waktu enam bulan.
Penggunaan vaksin diharapkan dapat mencegah mutasi virus yang paling sering terjadi selama penularan antar spesies hewan. Vaksin Carnivac-Cov merupakan vaksin pertama yang mampu mencegah penularan infeksi pada hewan. Hingga saat ini, sudah 17.000 dosis vaksin yang diproduksi. 17.000 dosis tersebut merupakan batch pertama, yang didistribusikan ke sejumlah kota di Rusia.
Baca juga: Benarkah Vaksin Berbasis mRNA Memicu Kanker?
Singkatnya begini, virus corona bukan hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan. Adanya vaksin Carnivac-Cov diharapkan mampu memutus rantai penularan hewan ke manusia dan sebaliknya. Seiring berjalannya waktu, diharapkan vaksin dapat didistribusikan ke seluruh dunia, dan diberikan pada masing-masing hewan peliharaan agar terhindar dari virus yang masih menjadi pandemi global ini.
Itulah penjelasan mengenai vaksin Carnivac-Cov yang diberikan pada hewan. Untuk menjaga kekebalan tubuh di masa pandemi seperti sekarang ini, disarankan untuk menunjangnya dengan mengonsumsi suplemen atau multivitamin tambahan. Untuk membeli suplemen atau multivitamin yang dibutuhkan, kamu dapat menggunakan fitur “toko kesehatan” di aplikasi Halodoc, ya.