Ruam Kulit Gejala HIV, Ini Cara Mengenalinya

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   28 April 2020
Ruam Kulit Gejala HIV, Ini Cara MengenalinyaRuam Kulit Gejala HIV, Ini Cara Mengenalinya

Halodoc, Jakarta - HIV merupakan infeksi menular seksual (IMS). Penyakit ini juga dapat menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi atau dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Tanpa-obat-obatan, mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum HIV melemahkan sistem kekebalan hingga seseorang mengalami AIDS.

Sayangnya, sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS. Obat-obatan yang tersedia hanya memperlambat perkembangan penyakit. Obat-obatan ini telah mengurangi kematian akibat HIV/AIDS di berbagai negara. Untuk mencegah terjadinya HIV, sebaiknya kamu perlu mengenali gejalanya. Salah satu gejalanya adalah ruam pada kulit. 

Baca juga: Jarang Disadari, Awas Ini 6 Faktor Utama Penularan HIV

Gejala HIV Tergantung pada Fase Infeksi

Ada beberapa gejala HIV. Tidak semua orang akan mengalami gejala yang sama. Karena gejala tergantung pada orang dan pada tahap apa penyakit mereka berada. Di bawah ini adalah tiga tahap HIV dan beberapa gejala yang mungkin dialami. 

1. Infeksi Primer (HIV Akut)

Beberapa orang yang mengalami infeksi HIV mengembangkan penyakit seperti flu dalam waktu dua hingga empat minggu setelah virus memasuki tubuh. Penyakit ini, yang dikenal sebagai infeksi HIV primer (akut), dapat berlangsung selama beberapa minggu. Tanda dan gejala yang mungkin terjadi:

  • Demam.

  • Sakit Kepala.

  • Nyeri otot dan nyeri sendi.

  • Ruam.

  • Radang tenggorokan dan luka mulut yang menyakitkan.

  • Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher.

  • Diare.

  • Penurunan berat badan.

  • Batuk.

  • Berkeringat di malam hari.

Gejala-gejala ini bisa sangat ringan, sehingga kamu mungkin tidak menyadarinya. Namun, jumlah virus dalam aliran darah cukup tinggi pada fase ini. Akibatnya, infeksi menyebar lebih mudah selama infeksi primer daripada pada tahap selanjutnya. 

Baca juga: Jarang Disadari, Inilah Penyebab & Gejala Terkena HIV

2. Infeksi Laten Klinis (HIV Kronis)

Pada tahap ini, HIV masih ada di dalam tubuh dan di dalam sel darah putih. Namun, banyak orang mungkin tidak memiliki gejala atau infeksi apapun selama masa ini. Tahapan ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun jika kamu tidak mendapatkan terapi antiretroviral (ART). Beberapa orang mengembangkan penyakit yang lebih parah dan lebih cepat. 

3. Symptomatic HIV

Ketika virus berkembang biak dan menghancurkan sel-sel kekebalan, sel-sel dalam tubuh yang membantu melawan kuman dapat mengembangkan infeksi ringan atau tanda dan gejala kronis seperti:

  • Demam.
  • Kelelahan.
  • Diare.
  • Penurunan berat badan.
  • Infeksi ragi oral (sariawan).
  • Herpes zoster.
  • Radang paru-paru.

4. Berkembang Menjadi AIDS

Jika tidak diobati, HIV biasanya berubah menjadi AIDS dalam waktu sekitar 8 hingga 10 tahun. Ketika AIDS terjadi, sistem kekebalan tubuh telah rusak parah. Kamu akan lebih mungkin mengembangkan infeksi oportunistik atau kanker oportunistik, penyakit yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat. 

Tanda-tanda dan gejala dari beberapa infeksi ini mungkin termasuk:

  • Berkeringat.
  • Panas dingin.
  • Demam berulang.
  • Diare kronis.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Bercak putih yang persisten atau lesi yang tidak biasa di lidah atau mulut.
  • Kelelahan. 
  • Kelemahan.
  • Penurunan berat badan.
  • Ruam kulit atau benjolan.

Baca juga: Tanpa Gejala Khusus, Ketahui Tanda Awal Penularan HIV

 Faktor Risiko Terjadinya HIV

Siapapun dari segala usia, ras, jenis kelamin, atau orientasi seksual dapat terinfeksi HIV/AID. Namun, seseorang berisiko paling tinggi mengalami HIV/AIDS jika:

  • Berhubungan seks tanpa kondom. Gunakan kondom lateks atau poliuretan baru setiap kali berhubungan seks. Seks anal lebih berisiko daripada seks vaginal. Risiko HIV meningkat jika seseorang memiliki banyak pasangan seksual. 

  • Memiliki infeksi menular seksual. Banyak IMS menghasilkan luka terbuka pada alat kelamin. Luka ini bertindak sebagai pintu masuk bagi HIV untuk memasuki tubuh.

  • Menggunakan narkotika. Orang yang menggunakan obat-obatan terlarang atau narkotika yang sering berbagi jarum dan alat suntik. Ini membuat mereka dapat terkena tetesan darah orang lain yang terinfeksi.

Jika kamu merasa memiliki faktor risiko atau mengalami gejala yang serupa. Sebaiknya segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai penanganan yang tepat. Tanpa perlu keluar rumah, kamu dapat berinteraksi dengan dokter. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. HIV/AIDS
HIV. Diakses pada 2020. How Can You Tell If You Have HIV?