Risiko yang Mungkin Terjadi saat Melakukan Diet Tinggi Protein
Halodoc, Jakarta - Selain untuk menurunkan berat badan, diet tinggi protein sering kali dilakukan untuk membentuk otot tubuh. Hal ini karena protein merupakan zat penting yang dibutuhkan hampir seluruh jaringan dan zat pembangun tubuh. Namun, adakah risiko yang mungkin terjadi saat melakukan diet tinggi protein?
Jenis diet tinggi protein yang biasa dilakukan ada dua, yaitu diet yang disertai dengan pembatasan karbohidrat dan digantikan dengan protein, dan diet yang menggantikan seluruh kebutuhan karbohidrat dengan protein. Sama seperti metode diet lain, diet tinggi protein bisa menimbulkan risiko efek samping. Bahkan, ada beberapa kelompok orang yang tidak disarankan menjalani diet ini.
Baca juga: Buah Segar atau Kering, Mana yang Lebih Tinggi Gula?
Risiko Melakukan Diet Tinggi Protein bagi Tubuh
Tak bisa dipungkiri jika protein sebagai salah satu zat gizi makro memang memiliki fungsi vital bagi tubuh. Namun, kelebihan asupan protein dapat meningkatkan berbagai efek buruk bagi tubuh. Berikut beberapa risiko terlalu berlebihan mengonsumsi protein bagi tubuh:
1.Berat Badan Justru Meningkat
Hati-hati, terlalu banyak asupan protein justru bisa membuat berat badan meningkat. Sebab, kelebihan protein yang masuk ke tubuh akan tersimpan sebagai lemak yang memicu kenaikan berat badan.
2.Bau Mulut
Kelebihan asupan protein disertai dengan kurangnya karbohidrat dapat memicu bau mulut. Hal ini diduga terjadi karena efek dari ketosis atau proses ketika tubuh menghasilkan zat kimia yang memiliki bau tak sedap.
3.Sembelit
Mengonsumsi protein berlebihan dapat meningkatkan risiko konstipasi atau sembelit. Sebab, biasanya diet tinggi protein berpengaruh terhadap kurangnya kecukupan serat harian tubuh. Jika ingin menjalani diet ini, pastikan selalu mencukupi kebutuhan serat dan air untuk mencegah sembelit.
Baca juga: Begini Cara Diet Mediterania Bisa Turunkan Berat Badan
4.Kerusakan Ginjal pada Beberapa Orang
Asupan protein yang tinggi dapat memicu kerusakan ginjal, pada orang yang sebelumnya sudah memiliki masalah pada organ ini. Hal ini karena ginjal akan bekerja lebih keras untuk mengeluarkan produk metabolisme protein.
5.Dehidrasi
Risiko dehidrasi dapat terjadi jika tubuh kelebihan asupan protein. Sebab, kelebihan protein menandakan tingginya level nitrogen dalam tubuh. Lalu, jumlah nitrogen yang berlebih akan dikeluarkan tubuh menggunakan cairan dan air. Hal ini dapat memicu dehidrasi, meski tak merasa haus sedikit pun.
6.Penyakit Jantung
Hati-hati, terlalu banyak mengonsumsi protein yang dari daging merah dan produk susu tinggi lemak, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, lho. Hal ini dapat terjadi karena kedua makanan tersebut mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi.
Seperti diungkapkan dalam sebuah studi yang dimuat di European Heart Journal, konsumsi daging merah jangka panjang dapat meningkatkan kadar trimethylamine N-oxide (TMAO).
Perlu diketahui, TMAO adalah senyawa di pencernaan yang dikaitkan dengan risiko penyakit jantung. Meski begitu, masih butuh banyak penelitian terkait hal ini.
Baca juga: Rahasia Bentuk Tubuh Ideal dengan Diet Golongan Darah
Itulah beberapa risiko efek samping akibat diet tinggi protein. Jika kamu ingin mencoba metode diet ini, sebaiknya download aplikasi Halodoc terlebih dahulu untuk berkonsultasi dengan dokter gizi. Dokter tentu dapat membantu menjelaskan baik buruknya diet yang ingin kamu lakukan, termasuk soal diet tinggi protein.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Are There Risks Associated with Eating Too Much Protein?
Healthline. Diakses pada 2020. The Lowdown on High-Protein Diets.
Oxford Academic - European Heart Journal. Diakses pada 2020. Impact of chronic dietary red meat, white meat, or non-meat protein on trimethylamine N-oxide metabolism and renal excretion in healthy men and women.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. High-protein diets: Are they safe?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan