Risiko Kanker Meningkat jika Ibu Tak Beri ASI, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   13 Agustus 2021
Risiko Kanker Meningkat jika Ibu Tak Beri ASI, Benarkah?Risiko Kanker Meningkat jika Ibu Tak Beri ASI, Benarkah?

“Menyusui adalah aktivitas sakral yang mengeratkan ikatan antara ibu dan bayi. Dari segi kesehatan ibu, menyusui pun bisa menurunkan risiko kanker, terutama kanker payudara dan ovarium. Manfaat menyusui pun sangat banyak bagi bayi, termasuk meningkatkan kekebalan tubuh dan menurunkan risiko berbagai penyakit.”


Halodoc, Jakarta - Sudah banyak ahli kesehatan, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyarankan pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi, paling tidak 6 bulan secara eksklusif. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga kesehatan sang bayi, tetapi juga meningkatkan kesehatan ibu, bahkan menurunkan risiko kanker.

Ya, banyak berita yang beredar bahwa seorang ibu yang tidak beri ASI pada anaknya mempunyai risiko lebih tinggi terhadap kanker. Beberapa kanker yang mungkin terjadi adalah kanker payudara dan kanker ovarium. Namun, apakah hal tersebut benar adanya? Berikut pembahasannya!

Baca juga: SIDS Rentan Menyerang Bayi, Ini Alasannya

Ibu Tak Beri ASI Tingkatkan Risiko Kanker

ASI penting untuk mencukupi nutrisi pada tubuh bayi ibu agar tetap sehat. Kandungan pada ASI jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan susu formula. Seorang ibu yang tak beri ASI pada anaknya disebutkan dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium.

Selain itu, bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI disebutkan juga dapat meningkatkan risiko terhadap insiden morbiditas menular, serta terjadinya obesitas, diabetes tipe 1 dan 2, leukemia, serta sindrom kematian bayi secara mendadak. Namun, apakah semua itu terbukti?

Hubungan ibu tak beri ASI dengan risiko kanker adalah karena pengaruh hormonal dari periode amenore dan infertilitas yang saling berhubungan. Hal ini mengurangi paparan siklus haid seumur hidup dan mengubah hormon tertentu, seperti androgen, yang dapat memengaruhi risiko terjadinya kanker.

Selain itu, peningkatan kadar steroid seks sangat berhubungan dengan risiko kanker payudara pasca terjadinya menopause. Pengelupasan jaringan payudara yang terjadi terus-menerus selama menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara melalui penghapusan sel dengan cara perusakan dan mutasi DNA.

Lalu, ibu yang tidak memberikan ASI pada anaknya juga dapat meningkatkan risiko terhadap kanker ovarium. Walau begitu, ibu yang memberikan ASI pada anaknya dapat menurunkan risiko terkena kanker tersebut belum jelas.

Salah satu kesimpulannya adalah menyusui berhubungan dengan periode amenore yang lebih lama dan menurunkan kadar gonadotropin. Akhirnya, paparan estradiol plasma pada tubuh akan menurun.

Jika kamu mempunyai pertanyaan terkait ibu tak beri ASI yang dapat meningkatkan risiko kanker, dokter dari Halodoc dapat membantu. Caranya, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone yang kamu miliki! 

Baca juga: Kelahiran Bayi Prematur, Apakah Berisiko Mengalami SIDS?

Manfaat ASI bagi Tumbuh Kembang Bayi

ASI memang sangat bermanfaat bagi bayi yang baru lahir hingga berusia 2 tahun. Berikut ini beberapa manfaat pemberian ASI bagi tumbuh kembang bayi:

  • Memberi bayi kolostrum dalam beberapa hari pertama. Kolostrum penuh dengan antibodi untuk melindungi bayi baru lahir. 
  • Melindungi dari alergi dan eksim. Jika ada riwayat alergi atau eksim dalam keluarga, menyusui mungkin sangat bermanfaat. Protein dalam susu sapi dan susu formula kedelai dapat merangsang reaksi alergi, sedangkan protein dalam ASI lebih mudah dicerna.
  • Menurunkan risiko sakit perut, diare, dan sembelit. Hal ini jika dibandingkan dengan pemberian susu formula, karena ASI sangat mudah dicerna oleh tubuh bayi.
  • Mengurangi risiko infeksi. Misalnya infeksi virus, gastroenteritis, infeksi telinga, dan infeksi saluran pernapasan. Hal ini karena ASI sarat akan antibodi yang melindungi Si Kecil setelah lahir. 
  • Meningkatkan kesehatan bayi prematur. Jika ibu menyusui bayi prematur, itu bisa melindungi mereka dari necrotising enterocolitis (NEC) , sepsis, penyakit paru-paru kronis, dan kondisi fatal lainnya.
  • Mendekatkan ikatan bayi dan ibu. Bayi yang diberikan susu formula dari botol membentuk ikatan dengan orangtua mereka juga, tentu saja, tetapi kontak kulit-ke-kulit saat menyusui bisa lebih meningkatkan kedekatan.

Itulah pembahasan mengenai risiko kanker ketika ibu tidak memberi ASI, dan manfaat menyusui bagi bayi. Mengingat banyaknya manfaat yang bisa didapatkan ibu dan bayi, usahakan untuk bisa memberi ASI pada Si Kecil hingga usianya 2 tahun, ya.

Referensi:
World Cancer Research Fund. Diakses pada 2021. Lactation and The Risk of Cancer.
Reviews in Obstetric and Gynecology. Diakses pada 2021. The Risks of Not Breastfeeding for Mothers and Infants.
Parents. Diakses pada 2021. The Benefits of Breastfeeding for Mom and Baby.