Riau Terkepung Asap, Ini Bahayanya bagi Kesehatan
Halodoc, Jakarta - Kebakaran hutan yang terjadi di Riau menimbulkan banyak dampak negatif terhadap lingkungan. Selain kerusakan ekosistem yang mengancam kehidupan flora dan fauna. Kebakaran hutan juga menyebabkan kepungan kabut asap yang mengakibatkan kualitas udara menjadi tidak sehat.
Baca juga: Gejala Berupa Sesak Napas, Bronkitis Sering Dikira Asma
Paparan asap dalam dalam jumlah yang besar dan durasi yang lama dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada tubuh terutama pada paru-paru. Kepungan kabut asap yang terjadi pada kebakaran hutan, menyebabkan paru-paru seseorang menjadi rentan dan risiko terserang penyakit pun meningkat. Berikut ini adalah penyakit yang dapat terjadi akibat paparan kabut asap tersebut, antara lain:
Asma
Kabut beracun dan asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap asma. Hal ini tentu saja disebabkan oleh kualitas udara yang buruk dan beracun sehingga menimbulkan iritasi pada paru-paru. Akibat iritasi tersebut, otot saluran pernapasan menyempit serta produksi dahak pun meningkat. Hal ini membuat pengidapnya mengalami kesulitan untuk bernapas. Umumnya, asma disebabkan oleh faktor alergi bagi sebagian orang. Asap dan polusi yang dihasilkan dari kebakaran hutan bisa menjadi alergen yang memicu kemunculan asma.
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Penyakit paru obstruktif kronis adalah terjadinya peradangan yang kronis pada paru-paru. Peradangan tersebut menimbulkan obstruksi aliran udara pada jalan nafas. Paparan asap dalam jumlah besar dengan durasi yang lama meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit paru obstruktif. Meskipun tidak menimbulkan dampak yang langsung, gejala yang ditimbulkan penyakit paru obstruktif kronis berkembang perlahan selama bertahun-tahun. Hal ini menyebabkan sebagian besar pengidap penyakit paru obstruktif kronis baru merasakan gejalanya ketika berusia 40 tahun.
Bronkitis Akut
Ini adalah kondisi dimana paru-paru mengalami infeksi. Iritasi, peradangan dan virus menjadi penyebab terjadinya infeksi tersebut. Penyebab utama bronkitis akut adalah merokok, tetapi paparan asap dan zat-zat beracun dapat meningkatkan risiko seseorang mengidap bronkitis akut menjadi lebih tinggi. Jika dikaitkan dengan kebakaran hutan yang terjadi di Riau, kabut asap yang dihasilkan mengandung banyak zat-zat yang berbahaya bagi tubuh sehingga meningkatkan risiko terserang bronkitis akut. Kemunculan bronkitis akut ditandai dengan gejala berupa batuk yang disertai lendir berwarna kuning keabu-abuan atau hijau, sakit tenggorokan, sesak nafas, sakit atau rasa tidak nyaman pada dada dan disertai dengan kelelahan dan demam ringan.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi akut yang menyerang satu komponen saluran pernapasan, yaitu bagian atas. Hidung, faring, sinus, dan laring adalah bagian saluran pernapasan atas yang dapat terkena. Penduduk di sekitar lokasi dan titik api kebakaran berpotensi untuk terserang ISPA akibat polusi dan kabut asap yang dihasilkan kebakaran hutan tersebut. Umumnya, anak-anak adalah golongan usia yang paling rentan untuk terserang infeksi saluran pernapasan akut tersebut. Selain anak-anak, lansia dan orang-orang yang memiliki gangguan kekebalan tubuh juga rentan untuk terserang ISPA.
Kanker Paru-paru
Meskipun penyebab utama kanker paru-paru adalah merokok, beberapa penyebab kanker paru-paru lain adalah menghirup polusi udara, arsenik, dan radiasi. Jika dibiarkan terpapar dalam durasi yang lama dengan udara yang sedang tercemar akibat kebakaran hutan, kesehatan penduduk sangat terancam. Hal ini tentu saja meningkatkan risiko penduduk tersebut untuk mengidap kanker paru-paru. Meskipun dapat terjadi pada siapa saja, kanker paru-paru lebih umum terjadi pada orang yang sudah lanjut usia.
Baca juga: Indonesia Darurat Asap, Ketahui 8 Cara Mencegah ISPA
Itulah beberapa bahaya yang dapat terjadi akibat polusi yang muncul dari kepungan kabut asap kebakaran hutan yang terjadi di Riau. Melindungi diri agar tidak terkena paparan udara beracun bisa dilakukan dengan melakukan tindakan seperti menggunakan masker khusus N95 yang dilengkapi dengan filter udara. Selain itu, menghindari aktivitas di luar rumah juga dapat dilakukan agar dapat mengurangi paparan asap yang dihasilkan dari kebakaran hutan tersebut.
Baca juga: Selain Rokok, Inilah Penyebab Lain Kanker Paru
Jika tiba-tiba merasakan sesak napas dan rasa nyeri di dada, disertai batuk dengan frekuensi tinggi, segeralah bicara dengan dokter agar penanganan bisa dilakukan dengan segera dan tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah.
Referensi:
WebMD.com. Diakses pada 2019. Lung Diseases Overview
Nationalgeographic.com. Diakses pada 2019. Wildfires: How They Form, And Why They're So Dangerous
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan