Retail Therapy, Suka Belanja Berlebihan dan Merasa Senang

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 September 2022

“Terapi ritel atau retail therapy dianggap sebagai situasi ketika seseorang pergi berbelanja untuk tujuan utama membuat dirinya merasa lebih baik. Banyak orang menganggap terapi ritel sebagai pemborosan, tetapi mungkin ada manfaat psikologis dari hal ini.”

Retail Therapy, Suka Belanja Berlebihan dan Merasa SenangRetail Therapy, Suka Belanja Berlebihan dan Merasa Senang

Halodoc, Jakarta – Sebagian orang yang sedang merasa sedih atau stres kerap mengatasi perasaannya dengan berbelanja. Bagi mereka, baik berbelanja maupun sekadar window shopping atau melihat-lihat diketahui dapat meningkatkan suasana hatinya. 

Nah, hal ini dikenal dengan istilah retail therapy yang dikhawatirkan dapat mendorong perilaku konsumtif. Namun, pertanyaannya, apakah retail therapy benar-benar dapat membuat orang senang dan meningkatkan suasana hatinya?

Karena itu, yuk, pahami istilah retail therapy berdasarkan aspek psikologi secara lebih mendalam, di sini! 

Pengertian Retail Therapy 

Terapi ritel atau retail therapy dianggap sebagai situasi ketika seseorang pergi berbelanja untuk tujuan utama membuat dirinya merasa lebih baik. Sebuah studi menemukan bahwa 62 persen pembeli membeli sesuatu untuk menghibur diri mereka sendiri. Selanjutnya 28 persen pembeli berbelanja untuk merayakan sesuatu. 

Para ahli percaya bahwa hal ini menimbulkan efek positif tertentu pada otak. Sebab, retail therapy melibatkan unsur harapan dan kejutan, yang memicu pelepasan endorfin. Endorfin adalah neurotransmitter (pembawa pesan kimiawi) yang mengirim sinyal ke seluruh otak dan sistem saraf. 

Ketika hal ini terjadi, endorfin dapat membantu mengurangi sensasi rasa sakit dan meningkatkan perasaan senang. Selain itu, endorfin juga bekerja dengan dopamin, neurotransmitter lain yang dikenal sebagai “hormon bahagia.” Maka, setiap petualangan belanja baru melepaskan lebih banyak bahan kimia peningkat suasana hati di otak dan tubuh. 

Terapi ritel kerap dianggap sebagai hal yang konsumtif atau kecanduan berbelanja. Padahal, tidak semua retail therapy akan berujung pada tindakan konsumtif. Sebab, hal ini akan bergantung pada individu yang berbelanja dan mengendalikan dirinya. 

Ketika seseorang melakukan retail therapy, seseorang akan merasa puas dengan keputusannya untuk membeli atau tidak. Sementara itu, kecanduan berbelanja membuat seseorang ingin belanja barang yang tidak diperlukan, bahkan ketika dirinya tidak sedang merasa sedih. 

Adakah Manfaat Retail Therapy? 

Banyak orang menganggap terapi ritel sebagai pemborosan. Tetapi mungkin ada manfaat psikologis untuk berbelanja. Berikut adalah beberapa manfaat yang diduga dapat diperoleh: 

1. Membantu seseorang merasa memegang kendali

Kesedihan umumnya dikaitkan dengan perasaan bahwa dirinya tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi dalam hidup. Para ahli mengatakan bahwa tindakan membuat pilihan saat berbelanja dapat mengembalikan perasaan kendali seseorang atas hidupnya. Selain itu, membeli barang yang disukai dapat memberikan 40 kali dampak yang lebih efektif dalam memberikan rasa kendali, dibandingkan tidak berbelanja sama sekali. ‌

2. Memberikan kebahagiaan

Seseorang bisa mendapatkan dorongan emosional dan psikologis dari mengunjungi toko atau bahkan browsing online. Hal ini dapat membuat seseorang merasa lebih baik. Bahkan, terkadang seseorang juga tidak perlu membeli sesuatu untuk merasa lebih baik. Sebab, pergi melihat-lihat barang di pusat perbelanjaan atau mengisi keranjang secara online juga memungkinkan seseorang untuk memiliki dorongan emosional yang lebih menyenangkan. 

Pernah mendengar istilah impulse buying atau berbelanja tanpa berpikir panjang? Baca selengkapnya di artikel ini: “Impulse Buying: Pengertian, Penyebab, dan Cara Ampuh Mengatasinya“.

3. Memberikan distraksi

Keluar dari rumah dan berbelanja dapat mengalihkan perhatian dari apa pun yang membuat seseorang merasa sedih. Selain itu, ‌pajangan yang terang benderang dan berwarna-warni seperti lampu neon di toko-toko, dapat membawa seseorang menjauh dari realitasnya sendiri. Hal ini juga dikabarkan bekerja ketika seseorang sedang belanja secara daring.

Itulah penjelasan mengenai retail therapy yang dapat memberikan perasaan senang pada sebagian orang. Para ahli percaya bahwa hal ini menimbulkan efek positif tertentu pada otak. Sebab, retail therapy melibatkan unsur harapan dan kejutan, yang memicu pelepasan endorfin.

Jika kamu masih memiliki pertanyaan seputar retail therapy atau sedang merasa sedih atau stres, segeralah hubungi psikolog. Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa tanya psikolog tepercaya untuk mendapatkan informasi atau saran medis yang dibutuhkan. Tentunya melalui fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi: 
WebMD. Diakses pada 2022. Is Retail Therapy for Real?
Verywell Health. Diakses pada 2022. Can Retail Therapy Actually Be Helpful?