Rentan Dialami Anak, Ketahui Faktor Risiko Pneumokokus
Halodoc, Jakarta – Anak-anak menjadi golongan yang rentan terhadap gangguan penyakit. Umumnya, penyebabnya karena daya tahan tubuh anak yang belum optimal. Salah satu penyakit yang rentan dialami anak adalah pneumokokus. Ibu, tidak ada salahnya untuk mengenal penyakit pneumokokus.
Baca juga: Vaksin untuk Cegah Pneumonia pada Anak yang Perlu Diketahui
Pneumokokus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Dilansir dari Medical News Today, pneumokokus dapat menyebabkan kondisi lebih serius pada tubuh, seperti infeksi darah, pneumonia atau meningitis. Tidak ada salahnya ibu ketahui faktor risiko yang menyebabkan pneumokokus agar pencegahan dapat dilakukan untuk menghindari anak dari bakteri Streptococcus pneumoniae.
Ibu, Ini Faktor Risiko yang Tingkatkan Pneumokokus
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, pneumokokus dapat dialami oleh siapa saja. Namun, kondisi ini meningkatkan anak mengalami penyakit pneumokokus, seperti:
1. Usia Anak
Anak yang belum memasuki usia 2 tahun rentan alami pneumokokus. Penyebabnya karena imunitas tubuh anak yang belum optimal dan membuat bakteri penyebab pneumokokus mudah menyerang kesehatan anak.
2. Gangguan Kesehatan Imunitas
Anak-anak dengan gangguan kesehatan yang memengaruhi daya tahan tubuh juga rentan alami pneumokokus. Anak-anak dengan kondisi penyakit diabetes, sindrom nefrotik, penyakit jantung, paru-paru, gangguan ginjal atau penyakit hati kronis rentan alami pneumokokus.
Dilansir Medical News Today, bakteri Streptococcus Pneumoniae banyak berkembangbiak dan tinggal pada tenggorokan maupun hidung anak-anak. Penyakit ini dapat menular dari manusia ke manusia dan menyebar melalui udara ketika pengidap pneumokokus bersin atau batuk. Perlu diingat, bakteri Streptococcus pneumoniae tidak menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Baca juga: Awas, Pneumonia Bisa Sebabkan Bakteremia
Pada anak-anak dengan kekebalan tubuh yang optimal, kondisi ini tidak menimbulkan gejala karena sistem imunitas tubuh dapat menghalangi penyebaran bakteri dalam tubuh. Namun, anak dengan kondisi daya tahan tubuh yang rendah dapat mengalami gejala yang disesuaikan dengan lokasi infeksi bakteri.
Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, infeksi pada paru-paru sebabkan anak alami nyeri pada dada, kesulitan bernapas, demam, dan batuk. Sedangkan pneumokokus meningitis menyebabkan anak sakit kepala disertai demam, muntah, dan alami penurunan nafsu makan.
Jangan sepelekan anak yang mengalami beberapa gejala seperti diatas. Segera periksakan kondisi anak pada rumah sakit terdekat agar dapat segera ditangani dan mendapatkan perawatan yang tepat. Ibu bisa membuat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc, sehingga tidak perlu antre lagi sampai di rumah sakit.
Lakukan Pencegahan Terhadap Pneumokokus
Melakukan vaksinasi PCV adalah pencegahan yang efektif untuk menghindari penyakit pneumokokus pada anak. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) adalah vaksin yang berisi protein konjugasi yang memproteksi anak dari paparan bakteri penyebab pneumokokus atau dikenal dengan kuman pneumokokus.
Baca juga: Perlu Tahu, Vaksin untuk Cegah Pneumonia pada Orang Dewasa
Vaksin PCV perlu dilakukan anak pada usia di bawah 1 tahun sebanyak 3 kali, pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Seperti kebanyakan proses vaksinasi, vaksin PCV sebabkan efek samping ringan pada bayi, seperti demam ringan dan kemerahan pada area yang menjadi lokasi suntik.
Ibu, tidak ada salahnya untuk menjaga kebersihan diri anak. Rutin mencuci tangan dan menjaga kebersihan lingkungan menjadi cara lainnya untuk menghindari anak dari penyakit pneumokokus. Tidak hanya itu, perhatikan asupan gizi dan nutrisi yang dikonsumsi anak agar imun tubuh anak tetap optimal. Jangan lupa berikan anak air putih yang cukup dan penuhi waktu istirahat anak.