Halodoc, Jakarta – Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang berada di 130/80 mmHg atau lebih. Hipertensi yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang lebih buruk, seperti gangguan jantung hingga stroke.

Ada berbagai jenis obat-obatan yang sering diresepkan dokter untuk membantu menurunkan tekanan darah, salah satunya ramipril. Obat ini berbentuk kapsul dan dikonsumsi menggunakan air putih secara oral. Sebaiknya ketahui berbagai fakta mengenai ramipril agar kamu dapat menggunakan obat ini dengan tepat.

Kenali Fakta Ramipril

Hipertensi menjadi penyakit yang berbahaya karena tidak menimbulkan gejala apapun pada pengidapnya. Biasanya, gejala hipertensi akan muncul saat kondisi sudah cukup parah. Ada beberapa kondisi yang terkait dengan gejala hipertensi, seperti mual, muntah, sakit kepala, nyeri dada, telinga berdenging, hingga gangguan irama jantung.

Selain mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, hipertensi juga bisa ditangani dengan menggunakan obat-obatan tertentu. Salah satu jenis obat yang bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah adalah ramipril.

Berikut ini fakta mengenai ramipril yang bisa membantu mengatasi hipertensi:

1. Ramipril Mampu Mengurangi Risiko Gangguan pada Jantung

Ramipril adalah kapsul oral yang bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Bukan hanya untuk mengatasi tekanan darah, ramipril juga bisa digunakan untuk mengatasi penyakit lainnya, seperti:

• Mengurangi risiko serangan jantung.
• Mencegah gagal jantung pada seseorang dengan riwayat serangan jantung.
• Meningkatkan kesehatan jantung dari kondisi gangguan jantung.

2. Ramipril Bekerja dengan Merelaksasi Pembuluh Darah

Ramipril termasuk ke dalam obat penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE). Cara kerja obat ini dengan melakukan relaksasi atau mengendurkan pembuluh darah menuju jantung. Hal ini dilakukan untuk mengurangi stres pada jantung sehingga membantu menurunkan tekanan darah.

3. Ramipril Harus Dikonsumsi Sesuai Dosis

Ramipril harus dikonsumsi sesuai dosis yang diberikan oleh dokter. Dosis yang akan diberikan pun disesuaikan dengan kondisi pasien, seperti:

• Jenis dan tingkat keparahan kondisi penyakit.
• Usia pengidap tekanan darah.
• Riwayat kesehatan pasien.

Biasanya, dokter akan memberikan dosis yang kecil terlebih dahulu untuk memastikan obat bekerja dengan baik. Dokter bisa menaikkan dosis sesuai dengan kondisi kesehatan. Untuk itu, ramipril memerlukan resep dari dokter.

Berikut ini dosis yang umumnya diberikan oleh dokter, yaitu:

• Dewasa Usia 18 Hingga 64 Tahun. Jika kamu tidak menggunakan obat diuretik, ramipril bisa dikonsumsi sebanyak 2,5 – 20 miligram per hari. Sedangkan, jika kamu mengonsumsi obat diuretik, obat ini bisa dikonsumsi sebanyak 1,25 miligram per hari.

Obat ini tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh anak-anak maupun lansia diatas 65 tahun. 

4. Ramipril Dapat Menyebabkan Efek Samping

Meskipun jarang terjadi, ramipril dapat menyebabkan efek samping pada beberapa penggunanya. Ada beberapa efek samping yang perlu diperhatikan, seperti:

• Batuk.
• Tenggorokan kering.
• Pusing.
• Sakit kepala.
• Diare.
• Mual.
• Ruam ringan.
• Gangguan penglihatan.

Itulah beberapa fakta mengenai ramipril. Pastikan kamu mengonsumsi obat ini sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Sebaiknya tanyakan langsung pada dokter jika kamu memiliki riwayat gangguan ginjal atau sedang menjalani pengobatan lainnya.

Jika efek samping yang kamu alami setelah mengonsumsi ramipril tidak membaik dalam waktu beberapa hari, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan pada rumah sakit untuk memastikan kondisi kesehatan kamu. 

Cari tahu lokasi rumah sakit terdekat yang bisa kamu kunjungi menggunakan Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Referensi:

NHS. Diakses pada 2022. Ramipril.

Healthline. Diakses pada 2022. Ramipril Oral Capsule.

Drugs.com. Diakses pada 2022. Ramipril.