Rahasia 3 Negara Ini Bebas Masker di Tengah Varian Delta
“Di tengah merebaknya gelombang COVID-19 varian delta, Yunani, Korea Selatan, dan Italia justru mengambil kebijakan bebas masker untuk masyarakatnya. Kebijakan bebas masker ini hanya boleh dilakukan di area terbuka. Pencapaian ini luar biasa, dibandingkan negara lainnya yang masih dihantam keras oleh COVID-19. Apa strategi yang diambil oleh ketiga negara tersebut hingga sampai di titik ini?”
Halodoc, Jakarta – Pagebluk COVID-19 kini masih terus memukul telak beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia. Di tengah gelombang COVID-19 varian Delta, beberapa negara kembali menerapkan kebijakan lockdown, dan memperketat penerapan protokol kesehatan.
Di negara kita, pemerintah berencana akan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Kebijakan ini diambil guna menekan penyebaran COVID-19 yang semakin mengkhawatirkan. Penerapan PPKM Darurat ini dilakukan di Jawa-Bali mulai 3-20 Juli 2021.
Di balik peristiwa gelombang COVID-19 varian Delta yang lebih menular, ternyata ada beberapa negara yang sudah bisa bernapas lega. Contohnya seperti Italia, Yunani, hingga Korea Selatan. Penduduk di negara-negara tersebut diperbolehkan untuk tidak lagi menggunakan masker, khususnya di area terbuka atau outdoor.
Nah, mau tahu apa rahasia negara tersebut bisa bebas masker di tengah gelombang COVID-19 varian Delta? Berikut ulasan selengkapnya.
Baca juga: Waspada Potensi Second Wave COVID-19, Perhatikan 4 Hal Ini
1. Vaksinasi Massal
Kebijakan untuk tidak wajib lagi mengenakan masker di beberapa negara diambil bukan tanpa alasan. Beberapa negara tersebut telah menerapkan segala strategi untuk memutus rantai penyebaran virus corona di tengah masyarakat. Salah satu strategi yang diambil adalah vaksinasi massal.
Beberapa negara di atas telah melakukan program vaksinasi pada jutaan warga negaranya, seperti di Korea Selatan. Pemerintah di sana mengatakan, masker tidak akan lagi diperlukan di luar ruangan mulai Juli, bagi mereka yang divaksinasi dengan setidaknya satu suntikan COVID-19.
Orang-orang yang diberikan setidaknya satu dosis vaksin juga akan diizinkan untuk berkumpul dalam jumlah yang lebih besar mulai Juni. Menurut pemerintah Korea Selatan (26 Mei 2021), lebih dari 60 persen orang berusia antara 60 dan 74 tahun telah mendaftar untuk vaksinasi.
Baca juga: Jumlah Vaksin Corona yang Dibutuhkan untuk Capai Herd Immunity
2. Tes dan Penelusuran yang Masif
Selain vaksinasi massal, negara-negara yang kini bebas masker di tengah varian Delta juga melakukan tes dan penelusuran yang masif pada penduduknya. Pemeriksaan tes COVID-19 ini dilakukan untuk menemukan kasus positif di tengah masyarakat.
Setelah itu, pemerintah setempat juga melakukan penelusuran pada orang-orang yang berkotak dengan pengidap COVID-19. Di beberapa negara di atas, tes COVID-19 ini tersedia di banyak tempat Mulai dari bandara, stasiun kereta api, hingga sekolah.
3. Pembatasan Sosial yang Ketat
Beberapa negara seperti Yunani menerapkan pembatasan sosial yang super ketat, untuk mencegah penularan virus corona dan gelombang varian Delta. Contohnya, bagi masyarakat yang ingin pergi ke supermarket, hanya diperbolehkan ke supermarket yang berjarak tak lebih dua kilometer dari tempat tinggalnya.
Selain itu, pemerintah Yunani juga menerapkan jam malam yang ketat. Jam malam ini bervariasi di tiap wilayah, mulai dari pukul 19:00 – 05:00, atau pukul 21:00 – 05:00. Pergerakan individu pada jam malam dimungkinkan hanya untuk alasan bekerja atau alasan kesehatan.
Aturan lainnya mengenai pergerakan untuk olahraga (individual exercise). Aturan ini menyebutkan individual exercise hanya boleh dilakukan dengan berjalan kaki atau bersepeda.
Namun, seiring berkurangnya kasus positif di tengah masyarakat, pemerintah Yunani memperbolehkan warganya untuk tidak mengenakan masker di area terbuka.
Baca juga: Gelombang Kedua COVID-19 Berpotensi Terjadi di RI, Apa Sebabnya?
Boleh dibilang, kini pergerakan masyarakat Yunani lebih leluasa. Contohnya, di restoran jumlah orang yang diizinkan untuk duduk di meja yang sama ditingkatkan menjadi 10 dari sebelumnya enam orang. Sementara itu, batas maksimum pertemuan sosial seperti pernikahan akan meningkat menjadi 300 orang.
4. Tidak Ragu Lockdown hingga Dua Kali
Beberapa negara di dunia ragu untuk mengambil kebijakan lockdown karena dinilai dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Namun, pemerintah Italia tak gentar mengambil kebijakan tersebut untuk meredam pandemi COVID-19 di negaranya.
Italia menjadi negara pertama di dunia yang mengambil kebijakan lockdown secara nasional. Selain itu, Italia juga tidak ragu saat menerapkan lockdown kedua ketika kasus penularan virus corona makin meningkat. Lockdown di negara tersebut berujung pada penurunan kasus dan mengurangi kemungkinan kontak dengan seseorang yang terinfeksi.
Selain Italia, Yunani juga pernah mengambil kebijakan lockdown sebanyak dua kali. Yunani melewati gelombang pertama pandemi dengan cukup baik, tetapi terpaksa memberlakukan penguncian kedua pada November lalu. Tujuannya untuk menangani meningkatkan kasus-kasus positif yang membanjiri sistem kesehatan masyarakatnya.
Kebijakan lockdown ini dinilai oleh para ahli lebih efektif, ketimbang menggerakkan kembali perekonomian saat virus corona masih menyebar luas. Contohnya seperti di Brasil dan Meksiko yang kini masih berjuang keras melawan COVID-19.
5. Terus Lakukan Riset
Meski kasus penularan virus corona telah meredam setelah kebijakan lockdown diambil, pemerintah di Italia tidak berpuas begitu saja. Mereka semakin gencar meneliti lebih lanjut virus corona yang menerpa mereka. Pemerintah Italia mengambil kebijakan yang dipandu oleh komite ilmiah dan teknis.
Menariknya lagi, dokter dan petugas kesehatan lainnya mengumpulkan puluhan sampel virus tiap harinya, dan mengirimkannya ke otoritas regional. Selanjutnya akan diteliti lebih lanjut oleh Institut Kesehatan Nasional yang akan dilaporkan secara mingguan. Nah, hasil penelitian ilmiah inilah yang menjadi dasar pengambilan dasar kebijakan di negara tersebut.
Nah, itulah beberapa strategi yang dilakukan oleh negara-negara yang kini tak lagi mewajibkan masyarakatnya untuk mengenakan masker. Yuk, tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, kurangi mobilitas, dan lakukan vaksinasi demi meredam penyebaran virus corona dan varian Delta di negara kita.
Bagi kamu yang memiliki masalah kesehatan di tengah pandemi, bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Referensi:
BBC. Diakses pada 2021. Coronavirus: How Italy has fought back from virus disaster
Reuters. Diakses pada 2021. South Koreans no longer need masks outdoors if vaccinated against COVID-19.
Reuters. Diakses pada 2021. Greece ends mandatory face mask-wearing outdoors as pandemic recedes
The Local. Diakses pada 2021. Denmark to scrap face masks from Monday
KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA DI ATHENA, REPUBLIK YUNANI. Diakses pada 2021. Ketentuan Baru Pembatasan Sosial Yunani
Kompas.com. Diakses pada 2021. 8 Negara Ini telah Bebas Masker di Tengah Gelombang Covid-19 Varian Delta
Kompas.com. Diakses pada 2021. Rencana PPKM Darurat Jawa-Bali Mulai 3 Juli 2021, Ini Gambaran Aturannya
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan