Pusing dan Lelah setelah Menangis, Mengapa?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Juli 2018
Pusing dan Lelah setelah Menangis, Mengapa? Pusing dan Lelah setelah Menangis, Mengapa?

Halodoc, Jakarta – Air mata yang membasahi pipi seseorang timbul karena berbagai alasan. Mulai dari kesedihan, rasa bersalah, kemarahan, kebahagiaan, penyesalan, rasa syukur, hingga kelegaan bisa memicu tetesan air tersebut. Apapun alasannya, terkadang menangis bisa membuat seseorang merasa pusing dan lelah, lo. Kok bisa? Nah, berikut alasan mengapa seseorang merasa pusing dan lelah setelah menangis.  

1.Masalah Sinus

Menurut ahli seperti dilansir New Health Advisor, sinusitis juga bisa menjadi alasan mengapa seseorang merasa pusing dan lelah setelah menangis. Kata ahli, bila seseorang menangis terlalu lama bisa membuat air mata terkontaminasi dengan udara yang masuk ke rongga hidung. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan hidung meradang.

Baca juga: Menangis Tanda Kuat Mental, Masa Sih?

Untuk seseorang yang memiliki masalah sinus, kondisi ini akan menimbulkan sakit kepala yang disertai dengan denyut nyeri di antara mata dan hidung. Dalam beberapa kasus, orang yang sangat sensitif dengan hal tersebut, bisa menimbulkan rasa sakit kepala yang berkepanjangan.

2. Dehidrasi

Air mata yang mengalir di pipimu dipenuhi dengan air. Masalahnya baru dimulai bila kamu menangis berkepanjangan, tersedu-sedu, bahkan hingga berteriak yang membuat aliran air mata semakin banyak. Nah, di saat inilah dehidrasi mungkin terjadi. Kata ahli dalam New Health Advisor, sekecil apa pun tingkat dehidrasi, tetap bisa membuat seseorang mengalami sakit kepala.

3. Faktor Hormon Stres

Faktor hormon juga bisa menjadi alasan mengapa seseorang merasa pusing dan lelah setelah menangis. Tubuh sendiri akan melepaskan hormon stres ketika seseorang menangis. Nah, hormon-hormon inilah yang secara alami akan menimbulkan perubahan dalam tubuh, termasuk menyebabkan sakit kepala. Perubahan hormon ini bisa saja membuat seseorang merasa sakit kepala ringan hingga sakit kepala berat, seperti migrain.

4. Peradangan

Dalam beberapa kasus, menangis juga bisa menyebabkan peradangan dalam tubuh yang membuat saraf wajah terganggu. Gagguan saraf pada bagian wajah ini sering dikaitkan dengan migrain dan sakit kepala serius lainnya. Nah, itu alasan mengapa seseorang merasa pusing dan lelah setelah menangis.

Baca juga: Menangis Sambil Mendengarkan Lagu Bikin Sehat?

Pria Lebih Sulit Menangis?

Menangis adalah suatu hal yang manusiawi. Pastinya, seseorang menangis karena alasan emosional. Menyoal menangis, ada hal menarik mengenai hubungan antara menangis dengan pria dan wanita. Katanya sih, pria lebih sulit menangis ketimbang wanita, apa betul seperti itu?

Ambil contoh dari kisah Prince Harry saat mengenang ibunya, Lady Diana. Sang Pangeran mengaku kalau dirinya hanya meneteskan air mata untuk kematian ibunya sebanyak dua kali dalam 20 tahun sejak Diana wafat.

Bukannya tak merasa sedih, Harry menghadapi kesedihan dengan cara mematikannya, menguncinya. Rasanya, pengakuan pria bergelar Duke of Sussex itu menegaskan citra pria yang memang tak mudah menangis, seperti halnya wanita. Lalu, benarkah pada dasarnya pria lebih sulit menangis?

Baca juga: Inilah Alasan Kenapa Menangis Itu Diperlukan?

Dalam kacamata sains, menangis pernah diteliti oleh para ahli dari Belanda. Dalam penelitian itu para ahli membandingkan rasio air mata pria dan wanita. Dalam studi itu disebutkan bahwa wanita ternyata menangis antara 30-64 kali setahun, sedangkan pria sebanyak 6-17 kali setahun.

Menurut psikolog, ada dua alasan yang bisa menjelaskan mengapa pria lebih sedikit menangis dibandingkan dengan wanita, yaitu alasan sosiologis dan fisiologis. Mengenai alasan sosiologis, si ahli berkata kalau pria lebih sedikit menangis karena alasan yang terkait dengan sifat dan pengasuhan.

Sedangkan alasan fisiologis lebih berkaitan dengan masalah hormon. Kata ahli, pria memiliki hormon prolaktin (hormon yang ditemukan dalam air mata) yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan wanita.

Selain kedua alasan tersebut, ada pula alasan budaya yang bisa menjelaskan mengapa pria lebih sulit menangis. Misalnya, steorotip dan harapan masyarakat membuat pria enggak menunjukkan air mata secara emosional. Singkat kata, kata ahli, pria memang memiliki lebih sedikit hormon yang memungkinkan dirinya menangis, dan ketika ia menangis, lingkungan sosial akan menghakiminya.

Mau tahu lebih jauh  mengapa seseorang merasa pusing dan lelah setelah menangis, atau masalah kesehatan lainnya? Gampak kok, kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!