Proses Penentuan Jenis Kelamin Bayi Lewat Program Bayi Tabung
“Dengan menggunakan program bayi tabung alias in vitro fertilization (IVF), proses pembuahan dapat direkayasa oleh manusia, termasuk juga jenis kelamin bayi. Bila pasien ingin mempunyai bayi perempuan, maka sperma akan dipisahkan dan hanya diambil kromosom X. Namun, bila pasangan tersebut ingin memiliki bayi laki-laki, tentunya sperma yang dipisahkan akan diambil kromosom Y-nya.”
Halodoc, Jakarta – Perkembangan teknologi telah memberi kesempatan pasangan menentukan jenis kelamin anak. Walaupun tidak selalu akurat, pembuahan melalui program bayi tabung membantu pasangan suami istri memilih jenis kelamin anak.
Mungkin perihal jenis kelamin anak tidak akan menjadi masalah bagi kebanyakan pasangan suami istri. Namun, untuk beberapa orang, jenis kelamin menjadi sangat penting karena alasan tertentu.
Sebenarnya sah-sah saja kalau pasangan mengharapkan jenis kelamin tertentu, itu tergantung keputusan masing-masing pasangan. Buat kamu yang ingin tahu bagaimana proses bayi tabung bisa membantu menentukan jenis kelamin bayi, baca selengkapnya di sini!
Jenis Kelamin Ditentukan Kromosom
Seorang anak perempuan memiliki kromosom seks X dan X. Sementara anak laki-laki terdiri dari kromosom seks X dan Y, sel telur perempuan selalu memiliki kromosom X, sedangkan sperma laki-laki bisa terdiri dari kromosom X atau Y.
Baca lagi: Ini Serba-serbi Bayi Tabung yang Perlu Diketahui
Ketika terjadi pembuahan, kromosom yang dibawa oleh sperma akan menentukan jenis kelamin janin, apakah menjadi anak perempuan atau laki-laki. Proses pembuahan tersebut terjadi secara alamiah karena tidak bisa ditentukan sperma dengan kromosom X atau Y yang berhasil membuahi sel telur. Namun, dengan menggunakan program bayi tabung alias in vitro fertilization (IVF), proses pembuahan dapat direkayasa oleh manusia.
Program bayi tabung berbeda dengan kehamilan pada umumnya karena proses pembuahannya terjadi di luar tubuh. Caranya dengan menggabungkan sel telur dan sperma dalam suatu kultur yang dilakukan dalam laboratorium embriologi.
Selain itu, biasanya terdapat serangkaian cara yang harus ditempuh seperti inseminasi buatan, tindakan bedah, dan mengonsumsi obat-obatan untuk melancarkan program bayi tabung. Lebih lengkapnya serangkaian prosedur dalam program bayi tabung diawali dengan menyuntikan hormon ke tubuh perempuan untuk merangsang ovarium memproduksi beberapa sel telur dalam satu waktu.
Setelah sel telur berkembang dan memulai ovulasi, akan dilakukan tes darah atau ultrasound untuk menentukan kesiapan pengambilan sel telur. Ketika sudah siap, sel telur kemudian akan diambil menggunakan jarum khusus yang berongga dan dimasukan ke dalam tabung.
Baca lagi: Prosedur Bayi Tabung pada Wanita Usia di Atas 35 Tahun
Pemisahan Kromosom untuk Memilih Jenis Kelamin
Sel telur lalu akan dipertemukan dengan sperma pasangan dan di sini lah jenis kelamin ditentukan. Bila pasien ingin mempunyai bayi perempuan, maka sperma akan dipisahkan dan hanya diambil kromosom X.
Namun, bila pasangan tersebut ingin memiliki bayi laki-laki, tentunya sperma yang dipisahkan akan diambil kromosom Y-nya saja. Setelah terjadilah pembuahan, kemudian akan disimpan di klinik agar perkembangannya dapat dimaksimalkan
Setelah diyakini telah cukup matang, embrio hasil pembuahan sel telur dan sperma akan dimasukan ke dalam rahim. Caranya dengan menggunakan tabung penyalur ke dalam vagina hingga masuk ke rahim.
Biasanya dokter akan memasukan tiga embrio sekaligus untuk memperbesar kemungkinan kehamilan. Terakhir, setelah dua minggu transfer embrio, pasien akan diminta untuk melakukan tes kehamilan untuk menentukan keberhasilan program yang dijalankan.
Perlu juga dipahami program bayi tabung bukan tidak memiliki risiko. Selain harus membayar mahal, program bayi tabung belum bisa menghasilkan 100 persen jenis kelamin janin yang diinginkan karena pemilihan gender cuma bisa dilakukan sebelum terjadi pembuahan.
Baca lagi: Risiko Bayi Tabung yang Mesti Diketahui Calon Orangtua
Pasien bayi tabung juga mungkin merasakan beberapa efek samping, seperti kram, sembelit, meningkatkan berat badan, hingga rasa sakit yang tidak tertahankan di perut. Lebih lagi, program bayi tabung memiliki risiko keguguran, kehamilan kembar, kelahiran prematur, dan bayi yang lahir cacat fisik.
Maka dari itu, sebelum memutuskan mengikuti program bayi tabung, kamu harus memikirkannya matang-matang bersama pasangan, dan jangan lupa konsultasikan dulu ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Jika membutuhkan suplemen dan vitamin semasa kehamilan, bisa juga dilakukan lewat aplikasi Halodoc!
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2021. Choosing the Sex of Your Child
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. In vitro fertilization (IVF)
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan