Prosedur Kemoterapi Kanker Paru dan Efek Sampingnya
“Prosedur kemoterapi bekerja dengan membuat sel kanker yang ada di tubuh berhenti bertumbuh atau menyebar ke bagian tubuh lainnya. Meski bisa menjadi pilihan pengobatan kanker, tetapi jangan lupa bahwa prosedur medis ini juga diikuti dengan efek samping yang cukup beragam.”
Halodoc, Jakarta – Pengobatan kemoterapi kanker bisa dikombinasikan dengan pilihan lainnya, seperti radioterapi, pembedahan, dan terapi hormon. Prosedur medis ini bahkan dapat dilakukan di rumah cukup dengan mengonsumsi obat kemoterapi. Pilihan lainnya, yaitu melalui infus yang dilakukan di fasilitas kesehatan dengan diawasi langsung oleh dokter.
Sementara itu, pilihan kemoterapi biasanya ditentukan dari jenis kanker yang dialami, tingkat keparahan penyakit, dan bagaimana kondisi kesehatan pengidap. Lalu, waktu pelaksanaan pengobatan ini bisa dilakukan selama beberapa bulan dan dibagi menjadi beberapa sesi. Jangan lupa bahwa kemoterapi merupakan prosedur pengobatan sistemik yang berdampak pada seluruh bagian tubuh.
Prosedur Kemoterapi Kanker Paru
Biasanya, kemoterapi yang dilakukan di rumah sakit diberikan melalui infus. Meski begitu, kemoterapi juga bisa dilakukan melalui oral dalam bentuk obat tablet. Saat prosedur kemoterapi melalui infus dilakukan, obat akan dimasukkan melalui kantong cairan yang disambung dengan menggunakan selang menuju salah satu pembuluh darah vena.
Obat tadi bisa disalurkan melalui selang Peripherally Inserted Central Catheter atau PICC yang terpasang pada bagian dalam vena selama beberapa waktu, biasanya beberapa minggu hingga bulan. Sementara selangnya dihubungkan pada sebuah pompa yang berfungsi untuk mengatur dosis obat dan seberapa cepat obat tersebut disalurkan.
Selain itu, pemberian obat kemoterapi juga bisa disalurkan melalui selang yang dimasukkan dalam dada dan dihubungkan dengan pembuluh vena yang dekat dengan organ jantung. Bisa juga melalui selang cannula yang dipasang selama beberapa waktu dalam vena pada punggung tangan atau bagian bawah lengan.
Ada pula yang dilakukan melalui implanted port, yaitu suatu alat berukuran kecil yang dimasukkan pada bawah kulit selama masa terapi. Sebuah jarum akan dimasukkan pada alat tersebut dengan menembus bagian kulit untuk membantu menyalurkan obat. Selain infus intravena, kemoterapi pun dapat dilakukan melalui arteri yang berada di sekitar lokasi sel kanker.
Sementara untuk jenis kanker tertentu, seperti lambung, usus, indung telur, dan organ hati, kemoterapi dilakukan pada area rongga perut atau intraperitoneal chemotherapy. Lalu, untuk kondisi yang lebih jarang, kemoterapi dilakukan dengan cara menyuntikkan obat. Misalnya, penyuntikan ke permukaan kulit bagian bawah, ke otot bagian dalam, dan langsung ke bagian tulang belakang. Sedangkan untuk kanker kulit, prosedur kemoterapi biasanya dilakukan dengan pemberian krim.
Bagaimana dengan Efek Sampingnya?
Tentunya, hampir semua prosedur medis memiliki efek samping, termasuk kemoterapi. Sayangnya, kemoterapi memberikan efek samping yang bisa membuat tubuh menjadi kurang nyaman. Pasalnya, tak hanya mematikan sel kanker, prosedur kemoterapi juga bisa mengakibatkan kerusakan sel sehat lainnya pada tubuh. Ini termasuk lapisan bagian dalam saluran pencernaan, sel kulit, dan sel pada rambut.
Meski begitu, tentu tidak semua pengidap kanker yang menjalani prosedur kemoterapi akan mengalami efek samping yang sama. Biasanya, efek samping yang kerap muncul, antara lain:
- Mual dan muntah.
- Tubuh terasa lemas dan lelah.
- Mengalami kerontokan rambut.
- Mudah terserang infeksi.
- Berisiko mengalami kurang darah.
- Terdapat perubahan pada kuku dan kulit.
- Penurunan nafsu makan.
- Tubuh sering demam.
- Muncul luka atau sariawan di dalam mulut.
- Mengalami diare atau sembelit.
- Berisiko mengalami masalah yang berkaitan dengan daya ingat dan konsentrasi.
Selain itu, ada pula beberapa efek samping yang biasanya baru akan terasa setelah beberapa waktu, umumnya beberapa bulan atau tahun. Efek ini termasuk risiko terjadinya masalah pada jantung, kemungkinan munculnya kanker sekunder, kerusakan pada jaringan paru-paru, masalah pada ginjal, dan saraf tepi.
Nah, jika kamu ingin melakukan pemeriksaan terkait risiko kanker paru pada tubuh atau bertanya jawab seputar kemoterapi kanker paru, kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk mendapatkan rekomendasi dokter spesialis onkologi terbaik, antara lain:
- dr. I Made Chandra Ari Kumara, Sp.B(K)Onk
Seorang Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Omni Pulomas dan RS EMC Sentul. Dokter I Made Chandra mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Udayana, Bali.
dr. I Made Chandra Ari Kumara, Sp.B(K)Onk yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) sebagai anggota ini bisa memberikan layanan konsultasi seputar bedah khususnya terkait onkologi (kanker).
- dr. Ismairin Oesman, Sp.B(K)Onk
Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Mayapada Jakarta Selatan, RS Puri Cinere, dan RS Pondok Indah. Dokter Ismairin Oesman mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Depok.
dr. Ismairin Oesman, Sp.B(K)Onk yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia bisa memberikan layanan Konsultasi, dan Tindakan terkait Bedah Onkologi (Kanker).
3. dr. John Sammy Leids Alfawin Pieter, Sp.B(K)Onk
Seorang Dokter Spesialis Bedah Onkologi yang aktif melayani pasien di RS Siloam Makassar, RS Stella Maris Makassar. Dokter John Sammy Leids Alfawin Pieter mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Hasanuddin, Makassar pada tahun 2017.
Beliau yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI),Perhimpunan Bedah Onkologi Indonesia sebagai anggota ini bisa memberikan layanan medis terkait Kemoterapi, Konsultasi Kanker, Mamografi, Skrining Kanker, USG Mammae dan lain lain.
Yuk, segera download aplikasi Halodoc di ponselmu!
Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2022. Health A-Z. Chemotherapy.
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Tests and Procedures. Chemotherapy.
Healthline. Diakses pada 2022. Chemotherapy.
WebMD. Diakses pada 2022. Chemotherapy: How It Works and How You’ll Feel.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan