Prosedur Diagnosis Cat Scratch Disease yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta - Memilih kucing sebagai hewan peliharaan mungkin amat menyenangkan untuk sebagian orang. Namun, bukan berarti kehadirannya tak menimbulkan risiko kesehatan bagi pemiliknya. Nah, apa kamu pernah mendengar cat scratch disease?
Cat scratch disease merupakan masalah kesehatan yang disebabkan oleh cakaran kucing yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini terbilang amat umum di dunia. Kira-kira sekitar 40 persen kucing dan anak kucing terinfeksi bakteri ini.
Lalu, bagaimana sih cara mendiagnosis cat scratch disease agar penyakit ini cepat dan tepat untuk diatasi?
Baca juga: Vaksinasi pada Kucing Bisa Mencegah Cat Scratch Disease
Dibantu Tes PCR
Pada kucing Bartonella henselae umumnya terdapat di mulut atau cakarnya. Sebaiknya jangan memandang remeh penyakit ini, sebab infeksi cat scratch disease bisa menyebar ke kelenjar getah bening terdekat dari luka cakar yang disebabkan kucing.
Lalu, bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini?
Pertama-tama tentunya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Sebenarnya cat scratch disease sulit mendiagnosis hanya berdasarkan gejalanya saja. Oleh sebab itu, dokter biasanya membutuhkan pemeriksaan penunjang untuk memastikan cat scratch disease.
Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan tes darah polymerase chain reaction (PCR), sebagai cara lain untuk mendiagnosis cat scratch disease. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat ada-tidaknya bakteri Bartonella henselae dalam tubuh pasien.
Apa Saja Gejala Demam Kucing pada Kucing?
Berbicara gejala cat scratch disease tentu membicarakan beragam masalah atau keluhan pada tubuh. Pasalnya, penyakit yang satu ini bisa menimbulkan sederet gejala pada pengidapnya. Lalu, apa saja gejala yang bisa ditimbulkan cat scratch disease?
- Benjolan atau lecet di lokasi gigitan,
- Pembengkakan kelenjar getah bening di dekat lokasi gigitan.,
- Kelelahan.
- Sakit kepala.
- Demam ringan, di atas 37 derajat Celsius, tetapi di bawah 38 derajat Celsius.
- Pegal-pegal.
Selain itu, ada pula gejala lainnya yang tidak terbilang umum, seperti:
- Kehilangan selera makan,
- Penurunan berat badan,
- Sakit tenggorokan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Kutu Kucing Sebabkan Cat Scratch Disease
Atasi Segera, Komplikasi Taruhannya
Ingat, jangan sekali-kali meremehkan penyakit ini, sebab dalam beberapa kasus cat scratch disease bisa memicu beragam komplikasi yang membahayakan. Kondisi yang lebih serius ini umumnya terjadi pada mereka yang mengalami gangguan daya tahan tubuh. Contohnya, pengidap HIV atau AIDS, atau mereka yang sedang menjalani kemoterapi.
Lalu, apa saja komplikasi yang bisa disebabkan cat scratch disease?
- Ensefalopati. Ensefalopati merupakan penyakit otak yang dapat terjadi ketika bakteri menyebar ke otak. Dalam beberapa kasus, ensefalopati bisa menyebabkan kerusakan otak permanen atau kematian.
- Neuroretinitis. Neuroretinitis merupakan peradangan saraf optik dan retina yang bisa menyebabkan penglihatan kabur. Penglihatan biasanya membaik setelah infeksi hilang.
- Osteomielitis. Osteomielitis adalah infeksi bakteri di tulang, yang dapat menyebabkan kerusakan tulang. Dalam beberapa kasus, kerusakan tulang bisa sangat parah sehingga perlu diamputasi.
- Parinaud oculoglandular syndrome. Infeksi mata dengan gejala yang mirip dengan mata merah muda (pink eye). Cat scratch disease merupakan salah satu penyebab paling umum dari sindrom ini. Kondisi ini terjadi akibat bakteri B. henselae yang memasuki mata secara langsung, atau bakteri yang bepergian melalui aliran darah ke mata.
Mau tahu lebih jauh mengenai cat scratch disease? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dana di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!