Prosedur Bedah Mata untuk Tangani Trakhoma yang Parah
Halodoc, Jakarta - Kamu mungkin sudah pernah mendengar bahwa mata ternyata bisa menjadi media penularan infeksi bakteri atau virus. Hal ini benar adanya, jadi saat seseorang menyentuh mata yang terinfeksi bakteri dan bersentuhan dengan orang lain, maka bakteri bisa berpindah. Salah satu infeksi mata yang cukup berbahaya dan mudah menular dengan cara ini adalah trakhoma. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin.
Trakoma umumnya menyerang mata dan kelopak mata terlebih dahulu, dengan gejala awal seperti iritasi dan gatal ringan. Jika gejala semakin berat dan tidak dilakukan perawatan yang tepat, ia bisa sebabkan kebutaan. Nah, salah satu langkah mengobati trakhoma dengan gejala yang cukup parah adalah melalui operasi. Berikut ini ulasannya!
Baca juga: Mengenal Trakhoma, Penyakit Penyebab Kebutaan Tertinggi di Afrika
Pembedahan untuk Atasi Trakhoma
Pada tahap awal trakoma, pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Jenis yang bisa diresepkan oleh dokter adalah salep mata tetrasiklin atau azitromisin oral (zithromax). Namun, jika gejala sudah cukup berat maka pembedahan mungkin perlu dilakukan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pembedahan untuk orang-orang dengan trakhoma stadium lanjut.
Melalui operasi rotasi kelopak mata (rotasi bilamellar tarsal), dokter membuat sayatan di kelopak mata bekas luka dan memutar bulu mata menjauh dari kornea. Prosedur ini membatasi perkembangan jaringan parut kornea dan akan membantu mencegah hilangnya penglihatan lebih lanjut.
Jika kornea pengidapnya telah menjadi keruh dan dikhawatirkan kelak merusak penglihatan, transplantasi kornea mungkin menjadi pilihan yang meningkatkan penglihatan. Pada banyak kasus, prosedur ini tidak memberikan hasil yang baik.
Pengidapnya juga mungkin perlu melakukan prosedur untuk menghilangkan bulu mata (pencukuran bulu). Dan prosedur ini mungkin perlu dilakukan berulang kali. Jika pembedahan bukan pilihan pengobatan yang tersedia, pengidapnya perlu menempatkan perban perekat di atas bulu mata agar tidak menyentuh ke bagian mata.
Baca juga: Trakhoma Bisa Sebabkan Komplikasi pada Telinga, Hidung, dan Tenggorokan
Lantas, Gejala Apa Saja yang Dicurigai sebagai Trakhoma?
Tanda dan gejala trakhoma biasanya memengaruhi kedua mata. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai, seperti:
-
Gatal ringan dan iritasi pada mata dan kelopak mata;
-
Keluarnya lendir atau nanah dari dalam mata;
-
Pembengkakan kelopak mata;
-
Sensitivitas cahaya (fotofobia);
-
Sakit mata.
Jika kamu mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke rumah sakit terdekat. Jika tak ingin repot antre, kamu bisa buat janji sebelumnya dengan dokter spesialis mata melalui aplikasi Halodoc.
Baca juga: Kenali Strategi SAFE untuk Mengobati Trakhoma
Penyakit ini juga dikenal cukup rentan menyerang anak kecil, akan tetapi penyakit ini sebetulnya akan berkembang perlahan-lahan. Gejala yang lebih parah pun umumnya terjadi setelah dewasa.
WHO telah mengidentifikasi lima tahap dalam pengembangan trakoma, yaitu:
-
Peradangan - Folikuler. Infeksi baru saja dimulai pada tahap ini. Lima atau lebih folikel - benjolan kecil yang mengandung limfosit, sejenis sel darah putih - terlihat dengan perbesaran pada permukaan bagian dalam kelopak mata atas (konjungtiva).
-
Peradangan - Intens. Pada tahap ini, mata jadi sangat menular dan menjadi iritasi, dengan penebalan atau pembengkakan pada kelopak mata atas.
-
Jaringan Parut Kelopak Mata. Infeksi berulang menyebabkan bekas luka pada kelopak mata bagian dalam. Bekas luka sering muncul sebagai garis putih ketika diperiksa dengan pembesaran. Kelopak mata dapat menjadi terdistorsi dan dapat berubah (entropion).
-
Bulu Mata Tumbuh ke Dalam (Trichiasis). Lapisan bagian dalam dari kelopak mata terus berubah bentuk, menyebabkan bulu mata berubah sehingga mereka menggosok dan menggores permukaan luar transparan mata (kornea).
-
Pengeruhan Kornea. Kornea dipengaruhi oleh peradangan yang sering terlihat di bawah kelopak mata atas. Peradangan terus-menerus diperparah dengan menggaruk dari bulu mata yang terbalik menyebabkan kornea berkerut dan keruh.
Semua tanda trakhoma ini lebih parah terjadi pada kelopak atas daripada kelopak bawah. Selain itu, jaringan kelenjar pelumas di kelopak mata, termasuk kelenjar penghasil air mata (kelenjar lakrimal) dapat terpengaruh. Hal ini menyebabkan kekeringan yang ekstrem, bahkan memperburuk masalah.
Referensi:
American Academy of Ophthalmology. Diakses pada 2020. Trachoma.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Trachoma.
World Health Organization. Diakses pada 2020. Trachoma.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan