Pro Kontra Makan Pecel Lele yang Bisa Sebabkan Kanker
Halodoc, Jakarta – Beberapa waktu lalu, media sempat dihebohkan dengan pemberitaan kalau makan pecel lele bisa menyebabkan kanker. Apakah pemberitaan ini benar? Ternyata, kabar kalau pecel lele bisa menyebabkan kanker bukan hanya karena pengolahannya saja, tetapi juga keyakinan kalau lele adalah jenis ikan yang kotor dan memakan segalanya sampai ke kotoran manusia dan segala jenis limbah.
Sebenarnya, tidak semua lele bisa menyebabkan kanker, tergantung apakah lele tersebut memang hidup di perairan tercemar atau tidak. Kemudian, bagaimana cara peternak memberi makan lele serta menjaga kebersihannya juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan lainnya.
Jadi, tidak benar bila dipukul-rata semua konsumsi pecel lele bisa menyebabkan kanker. Namun, bukan berarti kamu jadi minim pengawasan dan mengonsumsi lele tanpa batas. Dengan adanya informasi pro kontra makan pecel lele bisa sebabkan kanker, sejatinya kamu harus lebih awas lagi sebelum mengonsumsi pecel lele.
Mulai sekarang wajib perhatikan lokasi tempat dimana kamu membeli pecel lele, apakah bersih atau tidak, demikian juga dengan penggunaan minyak gorengnya. Karena tidak hanya dari segi kebersihan saja, penggunaan minyak goreng yang berulang-kali juga dapat menyebabkan kanker. Baca juga: Walaupun Bau, Petai Menyimpan 5 Manfaat Penting Ini
Sebenarnya, yang paling baik adalah memasak olahan pecel lele sendiri, sehingga kamu bisa lebih jeli dalam memperhatikan pengolahannya. Beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk memeriksa apakah lele hidup tersebut dalam kondisi sehat atau tidak, bisa dilihat dari pergerakannya, kemudian teksturnya apakah kenyal tidak lembek, serta jangan juga memilih lele dengan kerusakan fisik yang memungkinkan kuman-kuman masuk ke dalam luka terbuka lele dan memungkinkan lele tersebut mengidap penyakit.
Untuk cara pengolahan yang baik adalah dengan membersihkan lele sebersih mungkin, memberikan asam supaya baunya tidak amis, dan menggorengnya dengan minyak sehat sampai matang dengan sempurna. Ketika mengonsumsinya pun, hindari memakan bagian kulitnya.
Kulit lele adalah bagian paling luar yang pertama mendapat paparan polusi (kalau ada) di dalam perairan tempatnya berhabitat. Dengan menghindari konsumsi bagian kulit lele dapat terhindar dari kemungkinan paparan polusi perairan tersebut.
Selain mengenali habitat, memilih jenis lele yang sehat dan memperhatikan pengolahannya, ada baiknya kamu membatasi konsumsi pecel lele setidaknya maksimal 2-3 kali dalam seminggu. Ini dilakukan bila kamu makan lele di luar rumah. Variasikan jenis makanan yang kamu konsumsi akan membuatmu terhindar dari kemungkinan penyakit berbahaya melalui olahan makanan. Baca juga: 4 Manfaat Makan Lidah Buaya untuk Kesehatan Tubuh
Perbanyak konsumsi sayur dan buah akan lebih baik untuk mengimbangi pola makanmu yang lain. Kamu juga bisa memilih jenis ikan lainnya seperti bawal, gembung, mujair untuk variasi jenis ikan yang dikonsumsi. Selain menggorengnya, bisa digulai atau dimasak asam-pedas guna menghindari penggunaan minyak berlebih.
Kalau selama ini kamu merasa dengan pemberian lalapan dapat meminimalisir efek tidak sehat saat mengonsumsi pecel lele, sebaiknya pertimbangkan untuk memeriksa kebersihan lalapan yang dikonsumsi.
Ada baiknya kamu mencuci bersih lalapan sebelum memakannya. Di warung-warung, banyak menggunakan pisau berkarat untuk mengiris mentimun, coba dicek kembali. Bila perlu, kamu membawa pisaumu sendiri untuk mengupas dan mengiris mentimun, sehingga lebih terjaga kebersihannya.
Pastinya ada banyak pertanyaan mengenai pro kontra makan pecel lele yang konon bisa menyebabkan kanker. Ingin tahu lebih banyak mengenai topik ini atau pun pertanyaan seputar kesehatan lainnya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan