Pria dengan Mr P Bengkok Rentan Terkena Kanker Testis, Benarkah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   05 April 2019
Pria dengan Mr P Bengkok Rentan Terkena Kanker Testis, Benarkah?Pria dengan Mr P Bengkok Rentan Terkena Kanker Testis, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Seorang pria dapat terserang kanker testis. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut adalah Mr P yang bengkok. Hal tersebut disebut juga dengan penyakit peyronie. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan parut yang menyebabkan kelengkungan pada penis, sehingga meningkatkan risiko jenis kanker tertentu.

Disebutkan bahwa seseorang mengidap penyakit peyronie, orang tersebut mempunyai kemungkinan 43 persen lebih besar mengidap kanker perut, 19 persen lebih besar terserang melanoma, dan 39 persen lebih tinggi untuk didiagnosis dengan kanker testis dibandingkan laki-laki tanpa masalah pada penisnya. Selain itu, terdapat juga kemungkinan untuk mengidap kanker prostat.

Penyakit peyronie adalah terjadinya perkembangan jaringan parut fibrosa di dalam Mr P yang menyebabkan ereksi menjadi melengkung dan menyakitkan. Bentuk dan ukuran Mr P yang terserang hal ini dapat berbeda-beda. Ereksi yang melengkung tidak selalu menyebabkan sesuatu yang berbahaya. Namun, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang signifikan pada beberapa pria.

Hal ini dapat menyebabkan kamu kesulitan untuk berhubungan intim dengan pasangan atau juga mungkin menyulitkan kamu untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi). Gangguan pada Mr P tersebut juga dapat menyebabkan seseorang yang mengalaminya terserang rasa cemas dan stres.

Baca Juga: Awas, Bahaya Hidrokel yang Bikin Testis Nyeri

Kanker Testis

Kanker testis adalah sebuah penyakit langka tapi berbahaya. Umumnya, kanker ini berkembang ketika sel-sel mulai tumbuh di luar kendali di dalam atau luar penis. Sel-sel ini dapat menjadi kanker di hampir setiap bagian tubuh dan juga dapat menyebar ke daerah lain.

Hampir semua kanker testis dimulai pada sel kulit Mr P dan terjadi pada kurang dari 1 dalam 100.000 pria. Kanker ini lebih umum terjadi di beberapa bagian pada negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Selain itu, kanker testis dikaitkan dengan Human Papilloma Virus (HPV), yaitu infeksi menular seksual yang meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.

Kanker testis sangat jarang terjadi, bahkan pada pria yang mengidap HPV. Gangguan ini paling sering didiagnosis pada pria yang berusia lebih dari 60 tahun dan memiliki risiko lain, seperti merokok. Jika seorang pria mengalami gejala kanker penis, kemungkinan besar terjadi karena hubungan dengan penyakit menular seksual lainnya.

Baca Juga: Komplikasi yang Bisa Disebabkan oleh Epididimitis

Faktor Risiko Kanker Testis

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang berpeluang lebih besar untuk mengidap kanker testis. Kanker yang berbeda memiliki faktor risiko yang berbeda pula. Beberapa faktor risiko kanker dapat diubah, seperti merokok. Hal lainnya yang tidak dapat diubah, yaitu usia seseorang atau riwayat keluarga.

Walaupun memiliki faktor risiko, bukan berarti kamu dipastikan akan terserang penyakit tersebut. Di sisi lain, beberapa pria yang mengidap kanker testis tidak memiliki faktor risiko yang diketahui. Disebutkan apabila faktor risiko tertentu dapat membuat pria lebih mungkin terserang kanker testis. Berikut adalah faktor risiko tersebut:

  • Infeksi HPV.
  • Tidak disunat.
  • Merokok.
  • Pengobatan sinar UV untuk psoriasis.
  • Usia, karena kemungkinan kanker penis meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Pria dengan AIDS.

Jika kamu mengalami faktor-faktor tersebut, cobalah untuk segera berdiskusi dengan dokter kamu. Pencegahan dini sangat baik dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Kanker yang terjadi umumnya dapat disembuhkan hanya dengan menimbulkan dampak yang kecil apabila dideteksi sejak dini.

Baca Juga: Mr.P Melengkung ketika Ereksi, Waspada Gejala Kanker

Itulah pembahasan tentang pria yang memiliki Mr P bengkok lebih rentan mengidap kanker testis. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!