Potensi Virus Corona di Transportasi Umum dan Pencegahannya
Halodoc, Jakarta - Beberapa hari lalu viral sebuah gambar terkait virus corona di Jakarta. Gambar tersebut merupakan bahan yang dipaparkan Gubernur DKI Jakarta dalam pementasan “Waspada Risiko COVID-19 via Transportasi Publik” kepada jajarannya. Sudah lihat gambarnya?
Gambar tersebut bertuliskan “Risiko kontaminasi terbesar terjadi di wilayah KRL-2, atau rute Bogor-Depok-Jakarta Kota”. Melalui materi tersebut, disebutkan bahwa KRL Commuter Line rute Bogor-Depok-Jakarta Kota berisiko tinggi menjadi penyebaran virus corona penyebab COVID-19.
Jangan buru-baru panik. Materi yang disampaikan Anies bukanlah kasus virus corona di KRL Commuter Line, tetapi potensi risikonya. Terlebih lagi, potensi terpapar virus corona bukanlah cuma di kereta saja, tetapi semua area publik.
Pertanyaanya, apa yang harus kita lakukan saat menggunakan transportasi umum di tengah pandemi virus corona?
Baca juga: 10 Fakta Virus Corona yang Wajib Diketahui
Tips Aman Gunakan KRL Commuter Line
Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa mengatakan, sebenarnya risiko kontaminasi bisa terjadi di semua area publik. Akan tetapi, PT KAI juga melakukan berbagai upaya untuk meminimalkan risiko penyebaran virus corona.
Contohnya, menyediakan hand sanitizer, fasilitas untuk mencuci tangan, hingga membersihkan kereta dengan disinfektan. Tak hanya itu saja, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) juga menyediakan masker bagi para penumpang yang sakit dan lansia. Nah, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan di kereta untuk mencegah ancaman virus corona.
-
Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut. Jangan sekali-kali menyentuh mata, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor. Ingat, penularan virus corona bisa terjadi ketika tangan menyentuh barang yang terkontaminasi virus, kemudian menyentuh mata atau wajah.
-
Pastikan tangan dalam keadaan bersih. Cucilah tangan setidaknya selama 20 detik, beberapa kali sehari. Gunakan sabun dan air atau pembersih tangan dengan alkohol setidaknya 60 persen.
-
Kenakan masker bila sakit. WHO dan Menteri Kesehatan RI mengatakan, masker hanya direkomendasikan bagi orang sakit. Tujuannya jelas, untuk mencegah penularan virus ke lingkungan sekitarnya.
-
Tutup hidung dan mulut. Ketika batuk atau bersin, tutuplah mulut dan hidung menggunakan lekukan siku atau tisu. Kemudian, buanglah tisu tersebut ke tempat sampah yang tertutup.
-
Batasi kontak atau jaga jarak. Batasilah kotak atau jarak dengan individu objek yang berpotensi terinfeksi. Bila memungkinkan, hindarilah menggunakan kereta pada jam-jam sibuk.
-
Temui petugas KAI. Penumpang bisa langsung menuju pos kesehatan bila ingin memeriksakan kesehatannya, seperti pengukuran suhu tubuh. PT KAI telah menyediakan pos kesehatan di stasiun-stasiun.
Baca juga: Hadapi Virus Corona, Ini Hal yang Harus dan Jangan Dilakukan
Pergi dengan Pesawat? Perhatikan Hal Ini
Sebenarnya udara di pesawat lebih baik ketimbang kantor, kereta, atau bus. Menurut ahli di Universitas Purdue, Amerika Serikat (AS) yang mempelajari kualitas udara di kendaraan, memperkirakan udara di pesawat berganti sepenuhnya tiap 2–3 menit. Sedangkan udara di gedung ber-AC setiap 10–12 menit.
Udara di pesawat dibersihkan oleh filter udara partikulat efisiensi tinggi. Nah, sistem ini bisa menangkap partikel yang lebih kecil daripada sistem pendingin udara biasa, termasuk virus. Meski begitu, ada beberapa hal penting yang tetap harus diperhatikan.
Melasir BBC, Coronavirus: What's the risk of flying or taking the train, pada penerbangan jarak jauh, penumpang mungkin akan bergerak lebih banyak. Nah, andaikan mereka mengidap virus, maka risiko penyebarannya akan lebih besar. Lalu, di mana area yang rawan dalam pesawat terbang? Menurut WHO, area risiko tertinggi berada di dua baris di depan, belakang atau samping orang yang terinfeksi.
Karena itu, disarankan untuk cuci tangan, membersihkan permukaan jika memungkinkan, serta bersin dan batuk ke dalam tisu. Perhatian utama tentang perjalanan udara, yaitu bagaimana dapat mengangkut orang yang berpotensi menular dari satu bagian dunia ke bagian lainnya.
Baca juga: Virus Corona: Ini Persentase Kesembuhannya
Ingat, satu pesawat bisa terbang beberapa kali (sekitar 5 kali) dalam satu hari. Dengan begitu, banyak kesempatan kuman dan virus mencemari isi pesawat. Menurut penelitian terbaru menunjukkan virus corona dapat bertahan setidaknya 48 jam, atau berhari-hari bergantung pada suhu dan tingkat kelembapan.
Nah, inilah saatnya untuk mengeluarkan tisu disinfektan. Bersihkan seluruh benda-benda di atas dengan baik. Jangan pelit menggunakan tisu disinfektan, sebab membutuhkan lebih dari satu tisu untuk membersihkan benda-benda di atas.
Bagaimana jadinya bila kita duduk di sebelah seseorang yang tampaknya sedang sakit? Mengingat situasi COVID-19 saat ini, semoga kru penerbangan sadar untuk memastikan penumpang tidak berisiko bagi orang lain. Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk meminta kru kapal memindahkan dirimu atau orang yang sedang sakit.
Hal yang perlu ditegaskan, mintalah bantuan kru kapal dengan bijak. Biarkan mereka yang menilai situasi di dalam pesawat. Jika orang tersebut mengalami demam dan gejala-gejala, seperti batuk, sulit bernapas, atau keluhan lainnya, mereka dapat memilih untuk mengeluarkan orang tersebut dari penerbangan.
Jika orang tersebut tidak demam dan risikonya rendah, pilihan lain adalah dengan memberikannya masker untuk mencegah penyebaran virus.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit rujukan COVID-19 yang dekat tempat tinggalmu melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
BBC. Diakses pada 2020. Coronavirus: What's the risk of flying or taking the train?
Web MD. Diakses pada 2020. Avoiding the Coronavirus While Traveling.
Kompas.com. Diakses pada 2020. Penjelasan Lengkap tentang Gambar Viral KRL Bogor-Jakarta Kota Berisiko Tinggi Sebarkan Corona.
Kompas.com. PT KCI Distribusi Hand Sanitizer dan Masker di 80 Stasiun KRL.
Tirto.id. Diakses pada 2020 Anies Sebut Risiko Kontaminasi Corona Terbesar di KRL Bogor-Depok.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan