Pola Makan Sehat untuk Pengidap Auto Brewery Syndrome
“Pengidap auto-brewery syndrome perlu menjalani pola makan khusus. Terutama menghindari makanan yang mengandung karbohidrat.”
Halodoc, Jakarta – Auto-brewery syndrome adalah kondisi langka saat jamur atau ragi menghasilkan alkohol atau etanol di dalam tubuh. Orang dengan kondisi ini menunjukkan gejala mabuk meski tidak minum alkohol.
Dokter menyebut proses internal ini sebagai fermentasi endogen dan terkadang menyebut kondisi ini sindrom fermentasi usus. Orang dengan kondisi ini perlu menjalani pola makan sehat khusus.
Lantas, seperti apa pola makannya? Simak lebih lanjut melalui ulasan berikut ini!
Pola Makan untuk Pengidap Auto-Brewery Syndrome
Pengidap auto-brewery syndrome harus menjalani diet no-carb atau menghindari makanan yang mengandung karbohidrat. Selain itu juga harus menghindari makanan olahan dan makanan manis.
Ini terutama makanan sumber karbohidrat sederhana seperti nasi putih, roti putih, dan tepung-tepungan. Sebagai gantinya, pengidap sindrom ini dapat mencoba makan lebih banyak protein untuk membantu mereka merasa kenyang lebih lama.
Dokter juga kemungkinan akan merekomendasikan agar pengidap sindrom ini mengikuti diet rendah gula sampai gejala hilang. Sementara orang yang tidak lagi mengalami gejala dapat mencoba memasukkan kembali karbohidrat ke dalam pola makan mereka secara bertahap.
Namun, sebaiknya bicarakan dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan perubahan pola makan yang mungkin bisa memengaruhi rencana perawatan.
Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi
Makanan yang dapat pengidap auto-brewery syndrome konsumsi adalah:
- Daging dan produk hewani rendah karbohidrat: ayam, sapi, kalkun, domba, babi, telur, mentega, lemak babi, keju.
- Makanan laut: salmon, tilapia, cod, udang, sarden, herring, kepiting.
- Minuman nol kalori: air putih, kopi hitam, dan teh tawar.
- Kacang-kacangan dan biji-bijian rendah karbohidrat: almond, kenari, biji labu, biji bunga matahari, pistachio, kacang mete.
- Sayuran non-tepung: brokoli, zucchini, paprika, kembang kol, sayuran hijau, rutabaga, lobak, asparagus, jamur.
- Buah-buahan tinggi lemak: kelapa, alpukat.
Sementara itu, makanan yang tidak boleh pengidap auto-brewery syndrome konsumsi adalah:
- Biji-bijian: beras, farro, barley, quinoa, gandum, roti, pasta.
- Makanan dan minuman manis: kue, biskuit, permen, soda.
- Buah-buahan: apel, jeruk, pisang, beri, kiwi, pir.
- Sayuran bertepung: kacang polong, jagung, labu, kentang.
- Kacang dan polong-polongan: kacang hitam, kacang merah, buncis, lentil.
- Susu: susu sapi dan yoghurt.
- Bumbu dengan tambahan gula: saus tomat, saus barbekyu, saus salad.
- Alkohol: bir, wine, dan lain-lain.
Pengobatan Medis Juga Penting
Dokter dapat mengobati auto-brewery syndrome dengan obat antijamur. Dalam beberapa kasus, antibiotik juga bisa digunakan. Obat antijamur dapat membantu mengurangi jumlah jamur di usus.
Dokter juga menggunakan obat ini untuk mengobati infeksi jamur yang menyebabkan gejala gastrointestinal. Orang yang tidak mendapat efek positif dari pengobatan lini pertama mungkin memerlukan pengobatan yang lebih kuat.
Selain itu, suplemen probiotik dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota dalam usus. Dengan memasukkan bakteri menguntungkan dan menghambat pertumbuhan jamur. Namun, peran pasti suplementasi probiotik sebagai pengobatan untuk kondisi ini masih belum jelas.
Dengan menjalani pola makan sehat dan pengobatan medis dari dokter, banyak pengidap auto-brewery syndrome mengalami perbaikan kondisi. Namun, beberapa orang mengalami gejala berulang bahkan setelah tidak menunjukkan gejala.
Cara lain untuk mengelola auto-brewery syndrome meliputi:
- Mengobati kondisi medis yang mendasarinya.
- Menurunkan berat badan, jika perlu.
- Membatasi atau menghindari makanan dan minuman yang mengandung tambahan gula.
- Memilih karbohidrat kompleks daripada karbohidrat sederhana.
Itulah pembahasan mengenai pola makan sehat untuk pengidap auto-brewery syndrome dan pengobatan medisnya. Jika kamu mengalami kondisi ini, segera download Halodoc untuk tanya dokter dan mendapatkan penanganan yang tepat.