Pola Asuh yang Berisiko Sebabkan Gangguan Narsistik

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   16 September 2020
Pola Asuh yang Berisiko Sebabkan Gangguan NarsistikPola Asuh yang Berisiko Sebabkan Gangguan Narsistik

Halodoc, Jakarta – Gangguan kepribadian narsistik bisa terjadi dan berkembang pada anak-anak. Ternyata, pola asuh yang diterapkan pada anak memiliki pengaruh yang sangat besar dalam hal ini. Ada beberapa jenis pola asuh yang bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan narsistik pada Si Kecil. Narsistik bisa mulai tumbuh pada anak dan berkembang seiring waktu dan pertumbuhan anak.

Narsistik adalah gangguan mental yang ditandai dengan gejala khas, termasuk sering membanggakan diri sendiri dan merasa lebih superior dibanding orang lain. Sebenarnya, keinginan untuk membanggakan diri sendiri adalah sifat yang wajar dan dimiliki semua orang, tapi harus diwaspadai jika sudah berlebihan karena bisa mengarah pada gangguan narsistik. 

Baca juga: Cara Mendeteksi 9 Tanda Gangguan Kepribadian Narsistik

Narsistik pada Anak dan Hubungannya dengan Pola Asuh

Gangguan narsistik bisa membuat pengidapnya terlihat menyebalkan karena sering membanggakan diri sendiri. Gangguan mental yang satu ini menyebabkan pengidapnya sibuk dengan kepercayaan tentang kehebatan diri sendiri. Selain itu, kelainan ini juga membuat pengidapnya sibuk berfantasi tentang kesuksesan, ketenaran, kekuasaan, kecantikan, kecerdasan, atau pasangan yang sempurna. 

Ternyata, pola asuh yang diterapkan orangtua memiliki peran yang cukup besar dalam memicu gangguan narsistik pada anak. Pola asuh bagaimana yang bisa membuat anak mengembangkan sifat narsis berlebihan? 

1.Orangtua yang Narsis 

Anak yang memiliki orangtua narsistik ternyata memiliki kemungkinan untuk mengembangkan gangguan yang sama. Bukan tanpa alasan, cara mengasuh orangtua tentu akan sangat terpengaruh dengan sifat-sifat yang dimilikinya, termasuk orangtua yang narsistik. Namun, ada juga kasus di mana pola asuh orangtua narsistik malah membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri, merasa tidak dicintai, hingga tidak memiliki empati pada sesama. 

Baca juga: Benarkah Kepribadian Narsistik Dipengaruhi oleh Usia?

2.Terlalu Menuntut

Sangat wajar jika orangtua ingin anak-anaknya sukses. Namun hati-hati, pola asuh yang terlalu menuntut dan mengharapkan kesuksesan anak secara berlebihan ternyata juga tidak baik. Misalnya, orangtua selalu berharap sang anak untuk bisa menjadi juara satu di kelas, memenangkan penghargaan, dan mengalahkan orang lain bahkan saudara sendiri. Dalihnya, anak yang demikian lebih hebat. Kalau hal itu dibiarkan, anak bisa tumbuh dengan keyakinan bahwa setiap orang yang berbeda darinya adalah lemah, dan hal itu bisa berujung pada gangguan narsistik. 

3.Anak Kesayangan 

Pola asuh yang menerapkan “anak kesayangan” atau “anak emas” juga bisa meningkatkan risiko gangguan narsistik. Hal ini bisa menjadi semakin parah jika ada dua atau lebih anak di rumah. orangtua bisa saja cenderung membandingkan antara satu anak dengan yang lainnya dan hanya menyayangi anak yang lebih unggul dan berprestasi. Kalau sudah begitu, anak yang menjadi kesayangan tersebut bisa mengalami narsistik karena terbiasa memandang rendah orang lain.  

Baca juga: Dampak yang Terjadi saat Memiliki Pasangan Narsistik

Jika masih ragu dan butuh saran atau informasi seputar gangguan kepribadian narsistik pada anak, ibu bisa menanyakan pada ahlinya melalui aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi psikolog atau psikiater melalui Video/Voice Call atau Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan mental dan gejala apa saja yang muncul dari ahlinya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi: 
Web MD. Diakses pada 2020. Narcissistic Personality Disorder.
Psychology Today. Diakses pada 2020. Childhood Roots of Narcissistic Personality Disorder
The Narcissistic Life. Diakses pada 2020. How Narcissistic Parents Impact Their Children.
Your Tango. Diakses pada 2020. 3 Toxic Parenting Styles That Turn Kids Into Narcissists.