Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan untuk Syok Hipovolemik
Halodoc, Jakarta - Syok hipovolemik adalah kondisi yang sangat mengancam jiwa. Ia terjadi saat tubuh kehilangan lebih dari 20 persen dari darah atau suplai cairan tubuh. Kehilangan cairan yang parah ini kemudian akan membuat jantung tidak mungkin memompa darah dalam jumlah yang cukup ke tubuh. Jika tak segera mendapat pertolongan, syok hipovolemik bisa menyebabkan kegagalan organ.
Syok hipovolemik bisa terjadi akibat kehilangan darah atau cairan yang signifikan dan tiba-tiba di dalam tubuh. Kehilangan darah sebesar ini dapat terjadi karena perdarahan dari luka atau luka serius, kecelakaan, perdarahan internal, perdarahan dari saluran cerna, perdarahan dari vagina, hingga endometriosis. Selain kehilangan darah yang sebenarnya, kehilangan cairan tubuh juga bisa menyebabkan penurunan volume darah. Ini dapat terjadi akibat diare berkepanjangan, luka bakar, muntah berlebihan, dan keringat berlebih.
Baca juga: Harus Tahu Cara Diagnosis Syok Hipovolemik
Ini Pertolongan Pertama Atasi Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik yang tidak diobati bisa merenggut nyawa seseorang. Oleh karena itu, ia perlu dibawa ke UGD untuk mendapatkan pertolongan. Sampai mobil ambulance tiba, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
- Minta orang tersebut berbaring rata dengan kaki ditinggikan sekitar 30 sentimeter.
- Jangan memindahkan orang tersebut jika kamu mencurigai adanya cedera kepala, leher, atau punggung.
- Jaga agar korban tetap hangat untuk menghindari hipotermia.
- Jangan berikan cairan kepada orang tersebut melalui mulut.
- Jangan mengangkat kepalanya. Bersihkan kotoran atau kotoran yang terlihat dari lokasi cedera. Jangan lepaskan kaca yang tertanam, pisau, tongkat, panah, atau benda lain yang tersangkut di luka. Jika area tersebut bersih dari puing-puing dan tidak ada benda yang terlihat menonjol darinya, ikat kain, seperti kemeja, handuk, atau selimut, di sekitar lokasi cedera untuk meminimalkan kehilangan darah. Berikan tekanan ke area tersebut. Jika bisa, ikat atau rekatkan kain ke bagian yang cedera.
Jika kamu melihat seseorang berada di situasi darurat kecelakaan, kamu juga bisa tanyakan pada dokter di Halodoc mengenai penanganan yang paling tepat untuknya. Dokter akan memberikan saran-saran yang perlu dilakukan sembari menunggu mobil ambulance tiba.
Baca juga: Kenali Gejala Munculnya Syok Hipovolemik
Komplikasi Syok Hipovolemik
Kekurangan darah dan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan komplikasi berikut:
- Kerusakan organ seperti ginjal atau otak.
- Gangren pada lengan atau kaki.
- Serangan jantung.
Efek syok hipovolemik bergantung pada kecepatan seseorang kehilangan darah atau cairan dan jumlah darah atau cairan yang hilang. Tingkat cedera juga dapat menentukan peluang seseorang untuk bertahan hidup. Kondisi medis kronis seperti diabetes, stroke sebelumnya, penyakit jantung, paru-paru, atau ginjal, atau mengonsumsi pengencer darah seperti Coumadin atau aspirin dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami lebih banyak komplikasi akibat syok hipovolemik.
Baca juga: Enggak Banyak yang Tahu, Syok Hipovolemik Berbahaya Kalau Pingsan
Bagaimana Mengatasi Syok Hipovolemik?
Begitu sampai di rumah sakit, orang yang dicurigai mengalami syok hipovolemik akan menerima cairan atau produk darah melalui jalur intravena, untuk mengisi kembali darah yang hilang dan meningkatkan sirkulasi. Perawatan berkisar pada pengendalian kehilangan cairan dan darah, mengganti apa yang hilang, dan menstabilkan kerusakan yang disebabkan dan diakibatkan oleh syok hipovolemik. Ini juga termasuk mengobati cedera atau penyakit yang menyebabkan syok, jika memungkinkan.
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan, antara lain:
- Transfusi plasma darah.
- Transfusi trombosit.
- Transfusi sel darah merah.
- Kristaloid intravena.
Dokter juga dapat memberikan obat yang meningkatkan kekuatan pemompaan jantung untuk meningkatkan sirkulasi dan mendapatkan darah di tempat yang dibutuhkan, seperti misalnya:
- Dopamin.
- Dobutamin.
- Epinefrin.
- Norepinefrin.
- Antibiotik juga dapat diberikan untuk mencegah syok septik dan infeksi bakteri.
Selain itu, pemantauan jantung yang ketat akan menentukan efektivitas perawatan.