Perlunya Ubah Gaya Hidup untuk Cegah Trombositopenia
Halodoc, Jakarta – Anjuran untuk menerapkan gaya hidup yang sehat bukan diberikan tanpa alasan. Pasalnya, banyak penyakit yang bisa terjadi akibat kebiasaan tidak sehat yang dilakukan sehari-hari, salah satunya adalah trombositopenia. Trombositopenia adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan kondisi rendahnya jumlah platelet atau trombosit di dalam tubuh.
Kondisi ini bisa dipicu oleh kebiasaan mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Jadi, bila enggak mau terkena trombositopenia, ubahlah gaya hidup kamu menjadi lebih sehat.
Mengenal Trombositopenia
Di dalam tubuh manusia, trombosit atau yang sering disebut juga dengan platelet (keping darah) memiliki fungsi yang terbilang penting. Trombosit diperlukan untuk membantu proses pembekuan darah, sehingga mencegah terjadinya perdarahan secara berlebihan. Nilai trombosit yang normal adalah 150.000 sampai 450.000 per mikroliter darah.
Bila jumlah trombosit seseorang mengalami penurunan hingga di bawah batas minimal, maka bisa dikatakan kamu mengalami trombositopenia. Kekurangan trombosit bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kondisi ini membuat pengidapnya rentan mengalami perdarahan.
Bahkan, trombositopenia yang tidak ditangani bisa memicu perdarahan dalam yang berakibat fatal, misalnya perdarahan otak. Tapi, hal itu jarang terjadi dan risikonya lebih tinggi pada orang yang memiliki jumlah trombosit di bawah angka 10.000 per mikroliter darah.
Baca juga: Begini Cara Diagnosis Trombositopenia
Penyebab Trombositopenia
Sebenarnya, ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab di balik trombositopenia. Normalnya trombosit akan diproduksi dan dibentuk di sumsum tulang belakang. Tapi, pada kasus trombositopenia, jumlah trombosit dalam darah pengidap kurang atau tidak mencapai angka yang seharusnya. Kekurangan trombosit ini bisa disebabkan oleh produksi trombosit yang menurun atau proses peleburan trombosit yang lebih cepat dari proses produksi.
Sejumlah faktor juga disinyalir dapat memicu kondisi ini, misalnya penyakit kanker tertentu, seperti kanker darah dan limfoma. Kedua jenis kanker ini dapat merusak sumsum tulang belakang, sehingga menurunkan produksi trombosit. Kelainan darah seperti pada kasus anemia aplastik juga bisa membuat sumsum tulang berhenti menghasilkan trombosit.
Infeksi virus dan bakteri dalam darah juga disebut-sebut sebagai pemicu trombositopenia. Tidak ketinggalan juga ada obat-obatan, seperti heparin, kina dan obat antikejang yang dapat membuat jumlah trombosit dalam darah menurun. Trombositopenia juga bisa menjadi dampak dari proses kemoterapi atau radioterapi serta paparan langsung dengan bahan kimia dalam waktu yang lama.
Selain faktor-faktor yang sudah disebutkan di atas, gaya hidup juga ikut berpengaruh terhadap terjadinya trombositopenia. Salah satu kebiasaan tidak sehat, yaitu mengonsumsi alkohol secara berlebihan disebut dapat menurunkan produksi trombosit di sumsum tulang belakang. Itulah mengapa untuk menjaga jumlah trombosit dalam darah tetap normal, kamu dianjurkan untuk berhenti mengonsumsi alkohol.
Baca juga: Konsumsi Alkohol Tingkatkan Risiko Kanker Payudara
Gaya Hidup untuk Mencegah Trombositopenia
Ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan agar bisa terhindar dari trombositopenia maupun untuk mencegah penyakit tersebut bertambah parah:
-
Menggunakan sikat gigi yang lembut. Ini agar gusi tidak berdarah.
-
Hindari melakukan aktivitas yang bisa memicu luka atau cedera, misalnya olahraga berat, seperti futsal.
-
Berhati-hati saat mengonsumsi obat-obatan bebas. Pasalnya, ada beberapa jenis obat yang bisa memengaruhi kinerja trombosit, misalnya ibuprofen.
-
Kurangi atau berhenti sama sekali mengonsumsi minuman keras. Ini karena kandungan alkohol bisa menghambat produksi trombosit dalam tubuh serta membuat perdarahan semakin parah.
Baca juga: 7 Makanan untuk Meningkatkan Jumlah Trombosit
Itulah beberapa perubahan gaya hidup yang perlu kamu lakukan bila tidak mau terkena trombositopenia. Bila kamu ingin bertanya-tanya seputar trombositopenia, jangan ragu untuk menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk membicarakan soal kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.