Perlunya Cek Ketergantungan Obat pada Pengguna Narkoba
Halodoc, Jakarta – Seseorang yang sudah kecanduan narkoba sulit untuk terlepas dari kondisinya. Kecanduan narkoba mampu mempengaruhi otak dan perilaku pengidap, sehingga mereka tidak mampu mengontrol penggunaan obat-obatan yang legal maupun ilegal. Mereka yang mengalami kecanduan harus terus menggunakan obat-obatan meskipun tahu ada bahaya yang ditimbulkan di kemudian hari.
Selain itu, pengguna narkoba yang berupaya untuk menghentikan kecanduannya pasti merasakan ngidam yang amat hebat hingga membuatnya merasa sakit secara fisik. Di dalam dunia medis, kondisi ini disebut gejala putus obat. Mengingat terlepas dari jeratan narkoba sulit, maka penting bagi pengguna narkoba untuk rutin menjalani cek ketergantungan obat.
Baca juga: Enggak Hanya Bikin Ketagihan, Ini 4 Bahaya Narkoba
Pentingnya Cek Ketergantungan Obat pada Pengguna Narkoba
Cek ketergantungan obat pada pengguna narkoba memerlukan evaluasi menyeluruh dan sering kali mencakup penilaian oleh psikiater, psikolog, atau konselor alkohol dan obat terlarang. Tes darah, urin, atau lab lainnya juga diperlukan untuk menilai penggunaan narkoba, tetapi tes ini sebenarnya bukan tes untuk mendiagnosis kecanduan. Meski begitu, tes ini dapat digunakan untuk memantau pengobatan dan pemulihan pengguna narkoba.
Untuk mendiagnosis gangguan penggunaan narkoba, sebagian besar profesional kesehatan mental menggunakan kriteria dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.
Gejala Kecanduan Narkoba yang Bisa Dikenali
Seseorang yang kecanduan narkoba biasanya mudah dikenali lewat perubahan perilakunya. Ketika pengguna belum menggunakan obat untuk jangka waktu tertentu, biasanya muncul reaksi fisik, seperti:
- Sangat gelisah;
- Depresi;
- Otot melemah;
- Sering mimpi buruk;
- Pegal-pegal;
- Berkeringat;
- Mual;
- Muntah.
Apabila kamu melihat tanda-tanda ini pada orang terdekat, sebaiknya bawa mereka ke dokter untuk ditangani lebih lanjut. Sebelum mengunjungi rumah sakit, kini kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.
Baca juga: Selain Kerusakan Sel, Apa Saja Bahaya Narkoba?
Bisakah Pecandu Narkoba Diobati?
Melansir dari Healthline, mengobati seseorang yang sudah mengalami ketergantungan obat itu cukup rumit. Sebab, apabila orang tersebut berhenti menggunakan obat secara tiba-tiba, akan timbul gejala fisik yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, perlu ada penanganan yang dilakukan oleh tenaga medis untuk membersihkan tubuh dari zat terlarang melalui rawat inap atau rawat jalan. Nah, perawatan ini disebut sebagai program detoksifikasi.
Program detoks menggunakan kombinasi terapi dan perawatan medis untuk mengurangi ketergantungan dan mengobati gangguan yang dialami pengidap. Pemberian zat yang meniru efek obat-obatan terlarang dapat membantu mengurangi gejala penarikan selama pengobatan. Sesi terapi yang sedang berlangsung mungkin diperlukan setelah pengguna narkoba keluar dari program perawatan.
Pada kasus keracunan, penarikan, atau overdosis yang ekstrem mungkin memerlukan perawatan darurat sebelum kecanduan dan ketergantungan dapat diobati.
Apa Jadinya Jika Pengguna Narkoba Tak Kunjung Diobati?
Jika tidak diobati, ketergantungan pada obat-obatan terlarang bisa membahayakan nyawa seseorang. Pengidap bisa semakin meningkatkan penggunaan narkoba karena tubuh akan beradaptasi dengan obat-obatan tersebut. Lama-kelamaan, penggunaan ini dapat menyebabkan overdosis atau kematian.
Baca juga: Inilah Tips Agar Terhindar Dari Kecanduan Obat
Kadang-kadang, pengobatan pertama sangat berhasil tetapi akan kambuh kembali di kemudian hari. Untuk mencegah kambuhnya kebiasaan tersebut, terapi dan berkumpul dengan kelompok pendukung bisa membantu mantan pecandu untuk pulih, tetap berada pada jalur dan mengatasi gejala kekambuhan.