Perlukah Pengidap Fibroadenoma Lakukan Biopsi?
Halodoc, Jakarta – Para wanita, apakah kamu sudah memeriksa payudaramu secara rutin? Hal tersebut penting agar kamu bisa mendeteksi bila terdapat perubahan pada payudara yang tidak biasa. Salah satu perubahan payudara yang perlu kamu waspadai adalah bila terdapat benjolan pada payudara.
Walaupun tidak selalu menandakan kanker, namun benjolan pada payudara bisa saja merupakan pertanda dari fibroadenoma. Bernama lengkap fibroadenoma mammae (FAM), fibroadenoma adalah salah satu jenis tumor jinak yang paling umum dialami wanita. Tumor ini bisa dikenali dari ciri-cirinya yang khas, yaitu berbentuk bulat, kenyal, tidak terasa sakit, serta mudah bergeser saat disentuh. Tapi, untuk memastikan tumor payudara ini, pengidap perlu melakukan biopsi.
Baca juga: Ketahui Perbedaan Tumor Jinak dan Tumor Ganas
Penyebab Fibroadenoma
Munculnya fibroadenoma sering dikaitkan dengan hormon reproduksi. Meski demikian, penyebab fibroadenoma yang pasti masih belum diketahui sampai saat ini. Fibroadenoma diduga merupakan respons tidak normal tubuh wanita terhadap hormon estrogen.
Kebanyakan pengidap fibroadenoma adalah wanita berusia antara 15–35 tahun. Tumor jinak ini juga bisa membesar pada masa kehamilan atau saat pengidap sedang menjalani terapi pengganti hormon. Tapi, saat kadar hormon reproduksi pengidap menurun, misalnya pada masa setelah menopause, fibroadenoma bisa mengecil.
Gejala Fibroadenoma
Tanda bahwa kamu mungkin saja memiliki fibroadenoma pada payudara adalah bila terdapat benjolan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
-
Berbentuk bulat dengan tepi benjolan yang tegas
-
Konsistensi benjolan terasa kenyal dengan permukaan yang halus
-
Tidak terasa sakit
-
Mudah bergeser saat disentuh.
Perlu kamu ketahui bahwa kamu bisa saja memiliki lebih dari satu fibroadenoma sekaligus di salah satu payudara atau keduanya. Jadi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter bila kamu merasakan adanya benjolan atau perubahan pada payudara.
Baca juga: Kenali Perbedaan Benjolan di Payudara
Cara Mendiagnosis Fibroadenoma
Untuk memastikan fibroadenoma, dokter akan segera melakukan pemeriksaan payudara untuk mendeteksi benjolan atau masalah lain di kedua payudara. Berdasarkan karakteristik benjolan dan usia pengidap, dokter dapat menyarankan pengidap untuk menjalani salah satu dari beberapa tes berikut:
-
Mammografi
Mammografi adalah prosedur pemindaian yang dilakukan dengan menggunakan sinar-X dosis rendah untuk mengambil gambar jaringan payudara pengidap. Dengan mammografi, dokter dapat menganalisis tipe tumor yang muncul. Tapi, tes ini lebih efektif dilakukan pada wanita yang berusia di atas 40 tahun.
-
USG Payudara
Sedangkan bagi pengidap berusia di bawah 40 tahun, dokter akan menganjurkan untuk melakukan USG payudara. Ini karena jaringan payudara wanita di usia tersebut lebih padat, sehingga akan sulit dianalisa bila menggunakan mammografi. Dengan melakukan USG payudara, dokter dapat menganalisis konsistensi benjolan, yaitu apakah benjolan pada payudara padat atau berisi cairan, seperti kista payudara.
-
Biopsi
Biopsi payudara baru dilakukan bila benjolan tidak bisa didiagnosis dengan mammografi maupun USG. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan mengambil sampel jaringan dari dalam benjolan untuk dianalisis di laboratorium.
Baca juga: Inilah 4 Jenis Fibroadenoma yang Perlu Diketahui
Jadi, pengidap fibroadenoma mungkin saja tidak perlu melakukan biopsi bila benjolan pada payudara sudah bisa didiagnosis melalui mammografi atau USG payudara. Tapi, bila kedua pemeriksaan tersebut tidak berhasil mendiagnosis benjolan, maka biopsi payudara perlu dilakukan.
Kalau kamu merasakan perubahan pada payudara yang tidak biasa, coba tanyakan saja langsung kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk membicarakan keluhan kesehatan yang kamu alami dan minta saran kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.