“Radang tenggorokan pada anak merupakan kondisi yang umum terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang belum terbentuk sempurna. Apakah perlu antibiotik untuk mengatasi radang tenggorokan? Jawabannya tergantung pada penyebab yang mendasari.”

Halodoc, Jakarta – Radang tenggorokan merupakan penyakit yang umum menyerang anak-anak, terutama saat musim pancaroba seperti sekarang ini. Tidak jarang orangtua merasa khawatir berlebihan, karena radang tenggorokan dapat memicu penurunan nafsu makan anak. Karena hal tersebut, banyak orangtua yang langsung memberikan antibiotik gara Si Kecil segera sembuh. 

Sebenarnya, apakah tindakan tersebut tepat? Apakah justru dapat memengaruhi kesehatan Si Kecil? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.

Baca juga: Makanan Manis Bisa Memicu Radang Tenggorokan, Ini Faktanya

Bolehkah Mengatasi Radang Tenggorokan Anak dengan Antibiotik?

Banyak orang menganggap antibiotik sebagai obat yang sangat efektif untuk mengatasi berbagai penyakit. Karena hal tersebut, banyak orang yang mengonsumsinya secara sembarangan, agar penyakit segera sembuh. Padahal cara tersebut tidak tepat dilakukan. Antibiotik adalah obat yang berfungsi untuk membunuh bakteri.

Penggunaannya sendiri tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan resep dokter. Jika tidak, alih-alih sembuh, obat ini justru dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan, salah satunya adalah resistensi antibiotik. Alhasil, antibiotik kamu tidak akan pernah bisa mengonsumsinya lagi, karena tubuh sudah kebal terhadap kandungannya.

Pertanyaannya adalah, bolehkak mengatasi radang tenggorokan pada anak dengan antibiotik? Jawabannya adalah tergantung pada penyebab yang mendasari. Seperti pada penjelasan sebelumnya, antibiotik diperuntukkan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri. Namun jika disebabkan oleh virus, penggunaan antibiotik sangat tidak disarankan.

Baca juga: Ini 9 Gejala Sakit Tenggorokan Serius yang Perlu ke Dokter

Kapan Waktu yang Tepat Mengonsumsi Antibiotik?

Radang tenggorokan merupakan penyakit yang umum disebabkan oleh virus, sama halnya dengan sakit pilek atau flu. Jika anak mengalaminya, ibu tidak perlu khawatir berlebihan, karena penyakit dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu kurang dari seminggu. Meski umum disebabkan oleh virus, radang tenggorokan juga bisa dipicu oleh infeksi bakteri.

Salah satu bakteri yang umum menyerang tenggorokan adalah Streptococcus grup A. Lebih spesifik lagi, penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut adalah strep throat. Radang tenggorokan akibat bakteri tersebut rentan terjadi pada anak usia 5-15 tahun. Jika tidak kunjung membaik, penyakit yang muncul bisa lebih serius ketimbang virus penyebab pilek

Hal tersebut dikarenakan, infeksi bakteri mampu menimbulkan masalah di sekitar tenggorokan, seperti radang amandel (tonsilitis) atau sinusitis. Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya dan memicu peradangan pada ginjal. Untuk mencegah hal-hal buruk terjadi, diperlukan antibiotik untuk mengatasinya.

Jika sudah diberikan resep oleh dokter, diwajibkan untuk mengonsumsinya sampai habis dalam rentang waktu yang sudah ditentukan. Antibiotik sangat efektif dalam mengatasi radang tenggorokan akibat bakteri, tetapi tidak boleh dikonsumsi saat mengidap radang tenggorokan akibat virus. 

Baca juga: Jangan Salah, Ini Bedanya Radang Amandel dan Radang Tenggorokan

Jika dikonsumsi sesuai dengan petunjuk dokter, pengobatan dengan antibiotik umumnya tidak menimbulkan efek samping pada pemakainya. Jika pemberian antibiotik tidak mampu mengatasi radang tenggorokan yang kamu alami, silahkan periksakan diri ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan langkah perawatan yang tepat.

Jika radang tenggorokan terjadi dalam intensitas yang ringan, kamu dapat mengatasi secara mandiri di rumah. Beberapa langkah yang diperlukan, yaitu kumur dengan larutan air garam, memperbanyak konsumsi cairan, konsumsi permen pelega tenggorokan, atau minum obat pereda nyeri. 

Referensi:

Kids Health. Diakses pada 2021. Strep Throat.

Raising Children. Diakses pada 2021. Sore throat.

CDC. Diakses pada 2021. Sore Throat.