Perlu untuk Diketahui, Inilah Gejala Fimosis
Halodoc, Jakarta – Para pria perlu memberi perhatian lebih pada kondisi kesehatan penisnya, karena bagaimanapun juga organ vital tersebut merupakan aset penting bagi pria. Fimosis adalah salah satu kelainan pada penis yang perlu diwaspadai oleh para pria. Kelainan ini biasanya terjadi pada pria yang belum disunat di mana kulup penis melekat kencang pada kepala penis, sehingga tidak bisa ditarik ke belakang melewati kepala penis. Bila tidak segera ditangani, fimosis bisa membuat penis jadi sulit dibersihkan, sehingga rentan mengalami infeksi. Karena itu, yuk, ketahui gejala fimosis di sini agar bisa cepat ditangani.
Fimosis sebenarnya masih dianggap wajar bila terjadi pada bayi atau balita. Anak-anak yang berusia dua sampai enam tahun juga paling sering mengalami fimosis. Seiring bertambahnya usia, kulup penis seharusnya bisa terpisah dari kepala penis secara alami. Namun, pada beberapa anak, kulup penis masih belum bisa ditarik sampai ke belakang hingga usia 17 tahun. Bila kondisi ini menetap sampai anak dewasa atau menyebabkan gejala yang mengganggu, seperti sulit buang air kecil, maka sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya. Penanganan fimosis lebih awal juga bisa mencegah gangguan kesehatan yang lebih jauh.
Baca juga: Waspadai Kulup Mr P Ketat, Begini Langkah Pencegahan Fimosis
Gejala Fimosis yang Perlu Diketahui
Fimosis biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri atau gejala apa pun. Namun, kondisi ini membuat pengidap terkadang jadi sulit membersihkan kotoran di bawah kulup penis, sehingga membuat penis rentan terkena infeksi. Bila infeksi sudah parah, pengidap bisa mengalami gejala berupa kulit penis jadi memerah, bengkak atau nyeri. Selain itu, fimosis juga bisa menyebabkan pengidapnya sulit buang air kecil, mengalami masalah dalam hubungan seksual, seperti kulit penis nyeri atau pecah-pecah, atau kurang merasakan sensasi saat berhubungan seksual.
Nah, bila kamu mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan.
Penyebab Fimosis
Selain bawaan sejak lahir, fimosis juga bisa terjadi akibat hal-hal berikut:
-
Usia. Semakin tua usia seseorang, kelenturan kulup semakin berkurang sehingga susah ditarik.
-
Penyakit. Diabetes bisa memicu terjadinya fimosis. Hal ini karena diabetes membuat pengidapnya rentan terkena infeksi yang bisa membentuk jaringan parut pada kulup, sehingga membuat kulit menjadi tidak lentur dan susah ditarik.
-
Tarikan dan peregangan yang keras. Kedua hal tersebut bisa membuat kulit kulup robek dan mengalami peradangan, sehingga akhirnya berujung pada fimosis.
Baca juga: 5 Faktor yang Tingkatkan Terjadinya Fimosis
Pengobatan untuk Fimosis
Kebanyakan kasus fimosis bukan merupakan masalah yang serius, sehingga tidak membutuhkan pengobatan khusus. Namun, bila kondisi ini menimbulkan gejala yang bikin tidak hanya hingga mengganggu aktivitas pengidapnya, maka dokter bisa memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala yang dialami. Obat-obatan tersebut antara lain:
-
Steroid topikal. Obat steroid bisa membantu melenturkan kulup, sehingga mudah ditarik. Obat yang mengandung kortikosteroid ini tersedia dalam bentuk krim, gel, atau salep.
-
Antibiotik. Obat ini bisa dikonsumsi untuk mengatasi infeksi yang terjadi karena bakteri.
-
Krim antijamur. Krim ini diberikan pada pengidap yang mengalami infeksi karena jamur.
Bagi pengidap fimosis dewasa yang ingin melakukan hubungan seksual, dokter biasanya akan menyarankan untuk menggunakan kondom dan pelumas di samping obat-obatan di atas. Hal ini untuk mencegah rasa tidak nyaman atau nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Bila pengidap fimosis mengalami infeksi hingga berulang kali meski sudah diatasi dengan obat-obatan, dokter mungkin akan menganjurkan pengidap untuk melakukan sirkumsisi atau sunat.
Baca juga: Si Kecil Alami Fimosis, Apakah Harus Segera Disunat?
Kalau kamu ingin membeli obat-obatan yang kamu perlukan, gunakan aplikasi Halodoc saja. Caranya sangat mudah, tinggal order saja lewat fitur Buy medicines dan pesananmu akan tiba dalam waktu satu jam. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.