Halodoc, Jakarta – Luka tembak adalah kondisi ketika kulit atau organ dalam tubuh terkena peluru. Ini merupakan kondisi gawat darurat medis yang berpotensi menyebabkan cedera serius, cacat, bahkan kematian.

Tingkat keparahan luka tembak tergantung pada lokasi tembak dan jarak serta kecepatan masing-masing peluru. Hal tersebut juga tergantung dari inti amunisi dan jenis senjata yang dipakai, seperti logam atau timbal.

Karena bisa menyebabkan kematian, pertolongan harus segera dilakukan. Di antaranya pastikan keamanan di lingkungan sekitar, memeriksa luka tembak, menghentikan perdarahan dan menenangkan korban.

Pertolongan Pertama Luka Tembak

1. Memastikan Keamanan Area Sekitar

Jangan langsung memindahkan korban jika tragedi penembakan masih berlangsung. Jika memungkinkan, pinggirkan terlebih dulu dan pastikan keadaan di sekitar korban sudah aman.

2. Mencari Bantuan Medis

Selanjutnya, segera hubungi polisi atau layanan gawat darurat. Keselamatan korban penembakan akan tergantung pada seberapa cepat mereka mendapatkan pertolongan medis. Idealnya, perawatan harus dilakukan 10 menit setelah tertembak.

3. Memeriksa Luka Tembak

Sembari menunggu pertolongan medis datang, disarankan untuk memeriksa luka tembak. Langkah ini bisa mempercepat tim medis dalam mengidentifikasi luka. Laporkan area mana saja yang mengalami perdarahan.

4. Menghentikan Pendarahan

Langkah ini juga dilakukan saat menunggu tim medis datang. Adapun langkah untuk menghentikan perdarahan, yakni:

• Menekan sumber perdarahan dengan kain kasa atau baju. Jika darah masih menembus, tambahkan kain untuk menekan luka hingga perdarahan benar-benar berhenti. 
• Posisikan tubuh lebih tinggi dari jantung. Langkah ini bertujuan untuk memperlambat aliran darah dan mempermudah menghentikan perdarahan. Lakukan cara ini sembari menekan luka.
• Menekan pembuluh darah di kulit. Cara ini dapat memperlambat aliran darah dan menghentikan perdarahan. Pastikan untuk menekan pembuluh darah di lokasi dekat jantung, bukannya di sekitar luka.

5. Tenangkan Korban

Korban tembakan biasanya akan mengalami syok akibat penurunan tekanan darah secara drastis. Adapun cara untuk menenangkan korban, yakni:

• Memastikan korban masih bernapas dengan memeriksa napas lewat hidung dan denyut nadinya.
• Jika tidak ada cedera leher, pastikan korban dalam kondisi terlentang dan posisikan kaki lebih tinggi daripada jantung.
• Jangan lakukan poin sebelumnya jika luka tembak berada di area tubuh, tepatnya di atas pinggang.
• Jika korban mengalami muntah-muntah, miringkan kepalanya. Kemudian buka mulutnya dan keluarkan isi muntahannya.
• Jaga suhu tubuh korban agar tetap hangat. Sebab, mereka berisiko mengalami hipotermia akibat berkurangnya tekanan darah drastis.

6. Lakukan CPR

CPR dapat dilakukan jika korban tidak sadarkan diri dan sudah tidak bernapas. Pastikan saluran napasnya terbuka dan tidak terhalang benda asing, darah atau muntahan. Caranya:

• Baringkan tubuh korban di atas permukaan rata dan keras.
• Letakkan salah satu telapak tangan pada dada korban, dengan telapak tangan lainnya di atas tangan tersebut.
• Lakukan metode push fast, yakni penekanan dada sebanyak 100 hingga 120 kali per menit atau berkisar 1 sampai 2 kali per detik. Tekan dada tersebut sedalam 5 hingga 6 sentimeter (push hard).

Segera larikan ke rumah sakit terdekat untuk menyelamatkan nyawa korban. Jika membutuhkan informasi lain seputar kesehatan, gaya hidup dan pola hidup sehat lainnya, silakan download Halodoc sekarang juga.

Referensi:

Everyday Health. Diakses pada 2022. How to Treat a Gunshot Wound Until Emergency Help Arrives.

Very Well Health. Diakses pada 2022. How to Handle a Gunshot Wound.

Healthline. Diakses pada 2022. Gunshot Wound: First Aid, Recovery, and Outlook.