Perlu Tahu, Ini Frekuensi Pernapasan Normal dari Bayi hingga Lansia
“Normalnya, frekuensi pernapasan bayi baru lahir adalah 30 sampai 60 kali per menit, balita 24 sampai 40 kali per menit, anak pra sekolah 22 sampai 34 kali per menit, anak usia sekolah 18 sampai 30 kali per menit, remaja 12 sampai 16 kali per menit, usia dewasa 12 sampai 20 kali per menit, dan lansia berada pada rentang 15 sampai 25 kali per menit.”
Halodoc, Jakarta – Frekuensi pernapasan seseorang adalah jumlah napas yang diambil per menit. Frekuensi pernapasan normal untuk orang dewasa saat istirahat adalah 12 hingga 20 kali per menit.
Frekuensi pernapasan di bawah 12 atau lebih dari 25 napas per menit saat istirahat dianggap abnormal. Lantas, frekuensi pernapasan normal pada bayi hingga lansia itu seperti apa? Baca selengkapnya di sini!
Rentang Frekuensi Normal Sesuai Usia
Normalnya, frekuensi pernapasan bayi baru lahir adalah 30 sampai 60 kali per menit, balita 24 sampai 40 kali per menit, anak pra sekolah 22 sampai 34 kali per menit, anak usia sekolah 18 sampai 30 kali per menit, remaja 12 sampai 16 kali per menit, usia dewasa 12 sampai 20 kali per menit, dan lansia berada pada rentang 15 sampai 25 kali per menit.
Bayi biasanya memiliki laju pernapasan yang jauh lebih cepat daripada anak yang lebih besar, dan juga dapat menunjukkan fenomena yang disebut pernapasan periodik. Dengan pernapasan periodik, tingkat pernapasan rata-rata anak dapat sangat bervariasi.
Anak-anak mungkin mengalami periode di mana dia bernapas lebih lambat dari biasanya diikuti oleh beberapa menit bernapas lebih cepat dari biasanya. Meskipun dapat menakutkan sebagai orang tua, biasanya cukup normal kecuali jika anak memiliki gejala lain yang menunjukkan kondisi medis yang mendasarinya.
Seperti pada anak-anak, laju pernapasan harus diukur saat seseorang beristirahat dan tidak hanya melakukan aktivitas berat. Secara umum, tingkat pernapasan perempuan lebih cepat ketimbang laki-laki. Frekuensi pernapasan normal pada lansia cenderung lebih tinggi daripada orang dewasa muda, terutama bila lansia sedang mengalami perawatan karena kondisi kesehatan tertentu.
Frekuensi pernapasan adalah tanda vital yang sangat penting. Satu studi menemukan bahwa peningkatan frekuensi pernapasan adalah penentu kestabilan atau ketidakstabilan kesehatan seseorang.
Penyebab Peningkatan Frekuensi Pernapasan
Ada banyak penyebab peningkatan kecepatan frekuensi pernapasan, beberapa diantaranya berhubungan dengan kondisi paru-paru. Penyebab peningkatan ini bisa berbeda-beda, namun biasanya dikarenakan:
1. Asma
Selama serangan asma, frekuensi pernapasan sering meningkat. Bahkan peningkatan kecil pada frekuensi pernapasan dapat menjadi tanda memburuk, dan harus dipantau secara ketat jika hal ini terjadi.
2. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Penyakit paru obstruktif kronik adalah penyebab umum dari frekuensi pernapasan yang cepat, terutama pada orang dengan riwayat merokok.
3. Dehidrasi
Dehidrasi dapat menyebabkan frekuensi pernapasan yang cepat.
4. Demam
Peningkatan frekuensi pernapasan dengan demam adalah upaya tubuh untuk kehilangan panas dengan bernapas lebih cepat. Ini penting karena frekuensi pernapasan yang meningkat dapat menjadi tanda infeksi yang memburuk.
5. Kondisi Jantung
Frekuensi pernapasan yang meningkat bisa menjadi tanda serangan jantung pada orang yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi jantung.
6. Infeksi
Infeksi umum dan tidak umum seperti flu, pneumonia, dan TBC dapat menyebabkan pernapasan cepat.
7. Overdosis
Overdosis aspirin atau amfetamin dapat meningkatkan frekuensi pernapasan.
Itulah informasi mengenai frekuensi pernapasan normal dan penyebab peningkatannya. Kalau mau tahu lebih detail mengenai isu kesehatan lainnya, tanyakan saja langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc! Belum punya aplikasinya? Download langsung sekarang ya!