Perlu Tahu, Ini 5 Manfaat Merayakan Imlek untuk Kesehatan Mental
“Ada beragam manfaat dari merayakan Tahun Baru Cina atau Imlek. Salah satunya membangun bonding yang sempat hilang akibat kesibukan sehari-hari.”
Halodoc, Jakarta – Tahun ini, Imlek jatuh pada tanggal 22 Januari. Seperti halnya perayaan budaya lain, semua anggota keluarga berkumpul di malam tahun baru Imlek.
Imlek erat dengan tradisi angpao, makan malam bersama, dan saling mendoakan supaya kebahagiaan dan kemujuran dapat terjadi di tahun 2023. Tidak hanya kebahagiaan, merayakan Imlek ternyata dapat meningkatkan kesehatan mental. Yuk, baca penjelasannya di sini!
Berkumpul Bersama di Perayaan Imlek Bisa Membangkitkan Mood Positif
Prosesi menikmati perayaan termasuk tahun baru, ulang tahun, dan selebrasi lainnya dapat memberikan manfaat termasuk strategi koping. Lewat perayaan, seseorang bisa menjadi lebih rileks, melupakan penatnya, termasuk mengurangi stres.
Dalam psikologi, proses menikmati, memperhatikan, atau menghargai suatu momen dapat memperluas pikiran dan perilaku orang, mempromosikan kreativitas, meningkatkan koneksi sosial, dan ketahanan diri.
Imlek sebagai salah satu bentuk perayaan, juga memberikan manfaat yang sama. Berikut adalah penjelasan mengapa merayakan Imlek dapat meningkatkan kebahagiaan.
1. Makan bersama bisa membangkitkan selera makan
Di setiap perayaan, acara makan-makan bersama menjadi hal yang sangat ditunggu. Saat tahun baru Imlek, tersaji banyak makanan sehat dengan makna simbolisnya masing-masing. Mulai dari ikan untuk memberikan keberlimpahan, jeruk untuk keberuntungan dan kekayaan, atau mi untuk memohon panjang umur.
Menurut jurnal ilmiah berjudul Health, Happiness and Eating Together: What Can a Large Thai Cohort Study Tell Us? yang dipublikasikan di The Canadian Center of Science and Education, disebutkan bahwa tidak hanya prosesi memasukkan nutrisi atau kebutuhan biologis, melainkan bagian dari interaksi sosial.
Ketika kita makan bersama dengan orang yang kita sayangi ataupun kita kenal, prosesi makan menjadi jauh lebih menyenangkan. Salah satunya ditunjukkan dengan makan lebih lahap.
2. Membangun bonding
Pertemuan keluarga saat perayaan Imlek membuat anggota keluarga bisa berkumpul kembali. Saat Imlek, umumnya orang akan pulang ke rumah orang tua atau saudara yang dituakan. Pada momen ini, akhirnya anggota keluarga bisa bertemu dan saling meng-update kehidupan masing-masing. Secara tak langsung ini dapat membangun bonding yang sempat hilang akibat rutinitas harian.
3. Bagi-Bagi angpao
Inilah yang menjadi salah satu tradisi khas dari perayaan tahun baru Imlek. Angpao atau uang jajan biasanya akan diberikan oleh pasangan yang sudah menikah, atau orang tua kepada anak-anak, dan orang muda lain yang belum menikah. Jika dicermati, bagi-bagi uang bukanlah hanya tradisi semata.
Hal ini juga akan memberikan manfaat untuk anak-anak dalam hal keuangan. Memberikan sejumlah uamg pada anak-anak melatih mereka untuk mengetahui manfaat menabung, berlatih untuk membuat pengeluaran yang cermat, dan pengelolaan uang. Mereka juga belajar untuk lebih menghargai nilai uang dan kerja keras.
4. Mengurangi stres
Setiap manusia pastinya tidak lepas dari stres, sebagai akibat pekerjaan, tugas perkuliahan, dan masih banyak lagi. Berkumpul bersama keluarga melalui perayaan Imlek dapat menurunkan tingkat stres. Dengan berbagi cerita, menangis dan tertawa bersama bisa mengurangi beban hidup.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial, sehingga tidak dapat menjalani hidup sendiri. Manusia perlu dukungan sosial, dan salah satu cara mendapatkannya dengan berkumpul bersama keluarga melalui perayaan Imlek.
5. Belajar bersyukur dan menikmati hidup
Ajang berkumpul dengan keluarga lewat perayaan Imlek juga dapat membuat kita lebih bersyukur. Pastinya, masing-masing keluarga punya permasalahannya sendiri. Lewat pertemuan di perayaan Imlek kita jadi tahu seperti apa polemik yang dihadapi masing-masing keluarga jauh. Tentunya, informasi ini dapat membangun empati dan mengajarkan kita untuk lebih bersyukur.
Perayaan Imlek Juga Bisa Bikin Tekanan Mental?
Sebenarnya bukan Imlek saja, melainkan pertemuan keluarga besar pada umumnya juga bisa bikin tekanan mental. Mengapa demikian? Itu terjadi ketika ada sanak saudara yang kerap mengajukan pertanyaan sensitif. Contohnya seperti, kapan menikah, kapan menambah anak, mengapa belum punya anak, kemudian tuntutan untuk mendapatkan kehidupan lebih baik.
Mungkin, maksud sanak saudara yang bertanya demikian adalah supaya kita mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, perlu diingat, kalau standar kebahagiaan dan pencapaian orang bisa berbeda-beda dan itu tidak bisa disamaratakan.
Kemudian yang bikin tekanan mental lainnya adalah ketika kita melihat saudara yang lain hidupnya sudah lebih baik. Misalnya, telah memiliki rumah atau hal lainnya. Tentunya, bila membandingkan kondisi ini, bisa timbul rasa iri dan menginginkan kehidupan yang lebih baik juga.
Nah, sikap-sikap demikian yang semestinya harus kita tinggalkan. Pun, kalau akan mendapatkan pertanyaan sensitif dari sanak saudara, cobalah untuk lebih memaklumi. Bisa juga dengan memotongnya dengan menjawab langsung, kalau kamu tidak suka diberi pertanyaan demikian.
Sedikit banyak, ini akan membantu kamu lebih menikmati pertemuan keluarga di perayaan Imlek. Pastinya, sikap positif demikian lebih dapat mengembangkan kesehatan mental yang baik. Selamat merayakan Imlek!
Buat kamu yang punya masalah kesehatan mental atau stres dengan kondisi keluarga, tanyakan saja langsung pada psikolog lewat aplikasi Halodoc. Jangan lupa untuk download Halodoc untuk mendapatkan kemudahan akses kesehatan dan informasi terakurat mengenai isu kesehatan mental!
Referensi:
British Nutrition Foundation. Diakses pada 2023. Chinese New Year.
Health Link British Columbia. Diakses pada 2023. The Benefits of Eating Together For Children and Families.
Sitters.co.uk. Diakses pada 2023. Benefits of Pocket Money.
Innovative Resources.org. Diakses pada 2023. Why celebrating successes is important to our mental health.
The Canadian Center of Science and Education. Diakses pada 2023. Health, Happiness and Eating Together: What Can a Large Thai Cohort Study Tell Us?
Channel New Asia. Diakses pada 2023. Commentary: Why is Chinese New Year so stress inducing?
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan