Perlu Tahu, Fakta Medis Seputar Minuman Beralkohol
Halodoc, Jakarta - Alkohol memiliki banyak efek pada tubuh. Ada manfaat alkohol yang diakui, tapi kebanyakan manfaat tersebut bisa “menjebak” peminumnya pada masalah yang lain. Begitu alkohol masuk ke sistem tubuh, maka bisa memicu perubahan fisiologis secara langsung di otak, jantung, dan hati, serta di antara organ-organ tubuh lainnya.
Seiring berjalannya waktu, efek minum alkohol bisa menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang, terutama jika diminum terlalu banyak. Ada banyak hal yang mungkin tidak diketahui orang terkait alkohol, mulai dari koktail, minuman keras, bir, dan wine favorit kamu. Simak fakta medis alkohol berikut ini:
Baca juga: Berhenti Minum Alkohol, Ini Pengobatan Delirium Tremens
1. Etil Alkohol, Bahan yang Memabukkan
Etil alkohol atau etanol, dihasilkan dari yang difermentasi, gula, dan pati dari berbagai biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan tumbuhan. Pada dasarnya, etil alkohol sama di semua jenis minuman beralkohol, dan jika kamu minum secukupnya, organ hati atau liver masih aman untuk memetabolisme alkohol.
Namun, minum alkohol berlebihan akan memenuhi hati dan alkohol lebih menyebar melalui setiap organ tubuh, termasuk otak. Peristiwa ini yang akan membuat seseorang mabuk.
2. Alkohol Bisa Mengubah Otak
Otak secara fisik beradaptasi dengan lingkungan, sehingga kamu bekerja lebih baik dalam apapun yang dilakukan. Tapi ketika kamu konsisten atau sering minum alkohol, otak mungkin menafsirkan sebagai lingkungan baru dan mengubah sel saraf dan koneksi otak agar tubuh berfungsi lebih baik dengan adanya alkohol di sistem tubuh. Inilah yang menyebabkan seseorang kecanduan akan alkohol. Saat pecandu alkohol berhenti minum, tubuh menjadi bermasalah sepanjang hidup.
3. Alkohol Mempengaruhi Pria dan Wanita Secara Berbeda
Pria dan wanita memetabolisme alkohol secara berbeda, karena enzim pada perut, hormon, rasio otot terhadap lemak, dan konsistensi air dalam tubuh berbeda. Wanita menyerap lebih banyak alkohol dan metabolisme menjadi lebih lambat. Hal ini berisiko lebih besar mengalami kerusakan jangka panjang akibat alkohol.Pria lebih cenderung minum alkohol secara berlebihan dan secara bersamaan berpotensi untuk kecanduan.
Baca juga: Suka Minum Alkohol, Benarkah Rentan Alami Gagal Hati?
4. Penyalahgunaan Alkohol dan Alkoholic Berbeda
Penyalahgunaan alkohol adalah minum dengan cara yang menyebabkan masalah dalam kehidupan seseorang. Misalnya, mengabaikan tanggung jawab di tempat kerja atau rumah, terus minum meskipun menyebabkan masalah pada hubungan, atau mengalami masalah hukum akibatnya (seperti mengemudi di bawah pengaruh alkohol).
Sementara itu, alkoholic atau alkoholisme melibatkan perubahan pada neuron di otak untuk menciptakan obsesi, seperti perasaan membutuhkan minuman alkohol. Hanya saja saat minum seseorang tidak berniat atau minum lebih dari yang diinginkannya.
5. Berhenti Tiba-Tiba dari Kecanduan Alkohol Bisa Berbahaya
Jika kamu ketergantungan atau kecanduan alkohol, kemudian berhenti minum secara tiba-tiba, maka beberapa sel saraf menjadi sangat gelisah. Hal ini menyebabkan terjadinya delirium tremens. Jika parah, maka kondisi ini bisa menyebabkan kejang yang tidak terkendali. Delirium tremens adalah keadaan darurat medis dan membutuhkan rawat inap.
Baca juga: Ini 13 Tanda Orang Kecanduan Alkohol
Selain fakta alkohol di atas, masih banyak fakta lainnya, yaitu:
- Budaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara orang mengonsumsi alkohol.
- Penggunaan alkohol adalah faktor risiko yang signifikan menyebabkan demensia.
- Minum anggur merah secukupnya dipercaya baik untuk jantung. Anggur merah mengandung resveratrol, zat yang membantu mengontrol kolesterol, mencegah kerusakan pembuluh darah, dan menghentikan penggumpalan darah.
- Pesta minuman keras bisa menyebabkan mabuk keesokan harinya. Hangover disebabkan oleh produk sampingan kimiawi yang dibuat selama pemrosesan alkohol.
- Perubahan hormonal menyebabkan gejala hangover yang tidak menyenangkan. Misalnya, kamu jadi buang air kecil lebih banyak dan menyebabkan dehidrasi.
- Minuman keras berwarna gelap seperti wine merah atau wiski, cenderung menyebabkan mabuk berat. Minuman keras berwarna putih atau bening cenderung tidak menyebabkan mabuk.
Itulah fakta medis mengenai alkohol. Kemungkinan masih banyak fakta medis lainnya, kamu bisa berdiskusi lebih banyak dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang!