Perlu Tahu 9 Penyebab Plasenta Previa Pada Ibu Hamil
Halodoc, Jakarta – Plasenta atau ari-ari adalah organ yang terbentuk dan menempel pada dinding rahim saat seorang wanita hamil. Organ ini menghubungkan ibu dengan dengan bayi melalui tali pusar yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi bagi bayi. Namun seiring berjalannya usia kehamilan, plasenta bisa mengalami masalah dan berisiko mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi. Salah satu masalah plasenta yang bisa terjadi saat hamil adalah plasenta previa. Cari tahu penyebab plasenta previa di sini agar ibu bisa mencegah kondisi ini terjadi.
Apa Itu Plasenta Previa?
Seiring bertambahnya usia kehamilan, plasenta juga akan mengikuti pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada awal kehamilan, plasenta biasanya masih berada pada posisi rendah dalam rahim. Kemudian seiring dengan pertumbuhan bayi, plasenta akan bergerak ke atas rahim. Sampai akhirnya pada trimester ketiga kehamilan, plasenta akan melebar ke arah atas serta menjauh dari leher rahim atau serviks. Namun pada kasus plasenta previa, plasenta tetap berada di bagian bawah rahim atau di dekat serviks, sehingga berisiko menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir bayi.
Bila ibu mengalami plasenta previa di masa awal kehamilan, mungkin kondisi ini tidak menjadi masalah. Namun, bila ibu mengalami plasenta previa menjelang melahirkan, maka kondisi ini dapat menyebabkan masalah, seperti perdarahan dan komplikasi lainnya. Ibu dengan plasenta previa biasanya akan dianjurkan untuk membatasi aktivitas, memperbanyak waktu istirahat, dan melahirkan dengan cara operasi Caesar.
Penyebab Plasenta Previa
Sampai saat ini belum ada penjelasan yang pasti tentang apa yang menjadi penyebab plasenta previa bisa terjadi. Namun, beberapa faktor berikut diduga dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami kondisi ini.
-
Pernah mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya.
-
Pernah menjalani operasi pada rahim, misalnya pengangkatan miom atau kuret.
-
Pernah menjalani operasi Caesar pada kehamilan sebelumnya.
-
Pernah mengalami keguguran.
-
Pernah melahirkan.
-
Menjalani kehamilan kembar atau lebih.
-
Hamil di usia 35 tahun atau lebih.
-
Merokok dan mengonsumsi kokain selama hamil
-
Meski alasannya tidak jelas, tapi wanita Asia berisiko lebih besar terkena plasenta previa daripada wanita dari kelompok etnis lainnya.
Cara Mencegah Plasenta Previa
Oleh karena belum diketahui dengan pasti apa penyebab plasenta previa, maka tidak ada cara untuk mencegah kondisi ini terjadi. Namun, ibu hamil yang memiliki faktor-faktor risiko tersebut, misalnya wanita di atas usia 35 tahun, wanita yang pernah menjalani operasi rahim, wanita Asia dan Afrika-Amerika, serta wanita yang mengalami kehamilan kembar, harus tetap waspada terhadap risiko plasenta previa. Selain itu, ibu juga disarankan untuk berhenti merokok selama hamil, karena merokok diduga dapat memicu terjadinya plasenta previa.
Ibu hamil juga dianjurkan untuk memeriksakan kandungannya secara rutin, karena plasenta previa dapat didiagnosis melalui ultrasound. Untuk mendiagnosis plasenta previa, dokter kandungan biasanya akan melakukan kombinasi ultrasound abdomen dan ultrasound transvaginal. Namun, ultrasound transvaginal perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak mengganggu plasenta atau menyebabkan pendarahan. Sebagian besar kasus plasenta previa terdeteksi pada saat pemeriksaan USG trimester kedua.
Ibu hamil juga bisa membicarakan masalah kesehatan yang dialami dengan menggunakan aplikasi Halodoc, lho. Enggak perlu repot-repot keluar rumah, ibu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan