Perlu Diketahui, Ini 7 Fakta tentang Penyakit Parkinson

6 menit
Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   30 Juni 2023

“Ada sejumlah fakta yang sebaiknya kamu ketahui tentang penyakit Parkinson. Mulai dari penyebab Parkinson akibat kerusakan sel saraf otak, hingga penyembuhannya dengan tiga jenis terapi.”

Perlu Diketahui, Ini 7 Fakta tentang Penyakit ParkinsonPerlu Diketahui, Ini 7 Fakta tentang Penyakit Parkinson

Halodoc, Jakarta – Penyakit Parkinson adalah penyakit sistem saraf yang mengganggu kemampuan tubuh. Khususnya dalam mengontrol gerakan dan keseimbangan. Penyakit ini ditemukan oleh James Parkinson pada 1817 dan dialami sekitar 10-25 orang dari setiap 10.000 orang. 

Kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah gejala. Contohnya seperti tremor, kaku otot, hingga gangguan koordinasi gerakan tubuh. Nah, untuk meningkatkan kesadaran mengenai penyakit ini, ada sejumlah fakta Parkinson yang perlu kamu ketahui. 

7 Fakta Mengenai Penyakit Parkinson

Inilah 7 Fakta Mengenai Penyakit Parkinson!

Berikut adalah sejumlah fakta penyakit Parkinson yang perlu kamu ketahui: 

1. Penyebabnya Belum Diketahui 

Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui apa penyebab pasti Parkinson . Namun, para ahli menduga bahwa kondisi ini mungkin memiliki kaitan dengan komponen genetik dan lingkungan. 

Beberapa ilmuwan juga percaya bahwa virus juga dapat memicu Parkinson. Selain itu, rendahnya kadar dopamin dan norepinefrin, zat yang mengatur dopamin, juga dikatikan dengan Parkinson.

2. Ada Sejumlah Faktor yang Dapat Meningkatkan Risikonya

Para ahli sampai saat ini belum mnegetahui penyebab Parkinson. Walau begitu, ada beberapa faktor risiko yang telah terdeteksi secara umum. Faktor risiko tersebut adalah: 

  • Jenis kelamin. Pria satu setengah kali lebih mungkin mengembangkan Parkinson daripada wanita.
  • Ras. Menurut penelitian, ada prevalensi Parkinson yang lebih tinggi pada orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam atau Asia. Lokasi geografis mungkin menjadi salah satu alasan risiko yang lebih tinggi.
  • Usia. Parkinson biasanya muncul antara usia 50 dan 60 tahun. Ini hanya terjadi sebelum usia 40 tahun pada sekitar empat persen kasus.
  • Riwayat keluarga. Orang yang memiliki anggota keluarga dekat dengan penyakit Parkinson lebih mungkin mengembangkan penyakit ini.
  • Paparan Racun. Para ahli meyakini kalau paparan racun seperti karbon disulfida, insektisida, dan mangan dapat meningkatkan risiko penyakit Parkinson.
  • Cedera kepala. Orang yang mengalami cedera kepala lebih mungkin mengembangkan penyakit Parkinson. 

3. Gejala Tak Hanya Tremor

Gejala yang muncul pada setiap pengidap parkinson akan bervariasi. Namun, berikut adalah gejala umum dari penyakit parkinson:

  • Tremor. Getaran atau tremor parkinson umumnya bermula dari tangan meliputi jari. Meski begitu, tremor tidak selalu menjadi indikasi Parkinson. Sebab, ada sejumlah kondisi lain yang dapat menjadi penyebabnya.
  • Gerakan melambat (bradikinesia). Penyakit dapat memperlambat gerakan anggota tubuh seiring berjalannya waktu.
  • Otot kaku. Nyaris pada seluruh bagian tubuh, otot akan menjadi kaku dan menjurus menyakitkan.
  • Gangguan postur dan keseimbangan. Postur tubuh akan terlihat bungkuk dan memiliki masalah keseimbangan saat beraktivitas.
  • Hilangnya refleks. Pengidap akan mengalami penurunan kemampuan refleks. Misalnya refleks untuk mengedipkan mata, tersenyum, dan mengayunkan tangan saat berjalan.
  • Perubahan ucapan. Gejala perubahan ucapan yang pengidap penyakit Parkinson alami akan bervariasi. Misalnya, berbicara dengan nada lembut, intonasi terlalu cepat, atau ragu-ragu sebelum berbicara. 
  • Perubahan tulisan. Pengidap kondisi ini akan sulit saat menulis sehingga tulisan tampak lebih kecil.

Selain itu, ada beberapa gejala awal penyakit Parkinson yang perlu kamu waspadai. Untuk informasi yang lebih lengkap, kamu bisa membaca artikel: Kenali Gejala Awal Parkinson yang Perlu Diwaspadai

4. Gejala Terbagi Menjadi 5 Stadium

Parkinson terbagi dalam lima stadium yang masing-masing stadium memiliki gejala dan tingkat parah yang berbeda, yaitu:

  • Stadium pertama. Pada stadium ini, pengidap Parkinson mulai kesulitan untuk melakukan kegiatan, karena gejala tremor di salah satu bagian tubuh. Gejala-gejala dari penyakit ini yang lainnya yaitu postur tubuh yang buruk, kehilangan keseimbangan, dan ekspresi wajah yang tidak normal.
  • Stadium kedua. Tremor mulai menyerang bagian tubuh yang lain dan juga sudah mulai untuk kesulitan berjalan dan postur tubuh membungkuk. Pengidap Parkinson pada stadium ini sulit mempertahankan keseimbangan dan berjalan.
  • Stadium ketiga. Pengidap sudah tidak mampu berjalan lurus dan mulai lamban melakukan sesuatu.
  • Stadium keempat. Tubuh pengidap mulai terasa kaku dan kehilangan fungsi untuk melakukan semua aktivitas.
  • Stadium kelima. Pengidap sudah tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan tidak bisa bergerak, hanya bisa berbaring dengan risiko cacat.

5. Ada Sejumlah Komplikasi yang Mengintai

Penyakit Parkinson memang tidak mengancam keselamatan jiwa pengidapnya. Namun, tanpa penanganan yang tepat, penyakit Parkinson dapat menurunkan kualitas hidup dan menyebabkan gangguan kesehatan lain, seperti: 

  • Kesulitan berpikir. Pengidap Parkinson mungkin mengalami masalah kognitif (demensia) dan kesulitan berpikir. Kondisi ini biasanya terjadi pada tahap akhir penyakit Parkinson. 
  • Depresi dan perubahan emosi. Pengidap Parkinson juga berisiko mengalami depresi, terkadang pada tahap awal. Selain depresi, pengidapnya juga mungkin mengalami perubahan emosional lainnya. Misalnya seperti ketakutan, kecemasan, atau kehilangan motivasi. 
  • Masalah menelan. Pada tahap lanjutan, pengidap Parkinson mungkin mengalami kesulitan menelan. 
  • Masalah mengunyah dan makan. Penyakit Parkinson stadium akhir mempengaruhi otot-otot mulut pengidapnya. Kondisi ini dapat membuat kesulitan mengunyah, tersedak dan gizi buruk.
  • Masalah tidur dan gangguan tidur. Orang dengan penyakit Parkinson sering mengalami masalah tidur, termasuk sering terbangun sepanjang malam, bangun lebih awal atau tertidur di siang hari.
  • Masalah kandung kemih. Penyakit Parkinson dapat menyebabkan masalah kandung kemih, termasuk tidak dapat mengontrol urin atau kesulitan buang air kecil.

6. Pengobatan Berfokus untuk Meringankan Gejala

Sampai saat ini belum ada obat yang dapat benar-benar menyembuhkan Parkinson. Karena itu, pengobatan Parkinson berfokus untuk menurunkan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Berikut adalah pilihan pengobatannya: 

  • Pemberian Obat-Obatan

Obat yang dokter resepkan berfungsi dalam meningkatkan atau menggantikan dopamin. Ada sejumlah obat yang mungkin dokter resepkan. Misalnya seperti carbidopa levodopa yaitu obat yang akan diubah menjadi dopamin dalam otak.

  • Prosedur Operasi

Tindakan prosedur operasi untuk Parkinson akan melibatkan penanaman elektroda ke bagian tertentu dari otak. Alat ini akan  mengirimkan listrik ke otak, sehingga dapat mengurangi gejala penyakit. 

7. Pengidap Parkinson juga Dapat Menjalani 3 Jenis Terapi

Selain penggunaan obat dan operasi, pengidap Parkinson juga dapat menjalani sejumlah terapi, yaitu: 

  • Fisioterapi. Terapi ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kemampuan gerak dan kelenturan tubuh pengidap Parkinson. Selain itu, fisioterapi juga bermanfaat untuk meningkatkan stamina dan kemampuan pasien dalam menjalani aktivitasnya. 
  • Terapi wicara. Dokter dapat menganjurkan terapi wicara jika pengidap Parkinson mengalami kesulitan berbicara dan menelan air liur atau makanan. Baca lebih lanjut mengenai terapi wicara pada artikel: 4 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Lakukan Terapi Wicara
  • Psikoterapi. Jika pengidap penyakit Parkinson mengalami depresi, dokter dapat menganjurkan psikoterapi untuk membantu mengelola kondisi mentalnya. 

Benarkah Minyak CBD bisa sembuhkan Penyakit Parkinson?

Cannabidiol atau minyak CBD merupakan senyawa alami yang terkandung pada tanaman ganja. Senyawa yang dikenal sebagai cannabinoid ini disinyalir dapat membantu menghilangkan kecemasan, mengurangi rasa sakit, dan menawarkan sifat pelindung saraf. 

Selain itu, manfaatnya yang sangat potensial terhadap otak dan sistem saraf telah menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Terlebih bagi orang dengan gangguan neurologis seperti Penyakit Parkinson. 

Meski begitu, CBD belum pernah digunakan pada pengidap penyakit Parkinson dalam jangka panjang. Studi terkait hal ini pun baru dilakukan beberapa dekade lalu. 

Artinya, penelitian yang sudah ada tentu bersifat sangat terbatas serta membutuhkan penelitian pendukung lainnya untuk membuktikan efektivitas dari minyak CBD untuk Penyakit Parkinson.

Itulah beberapa fakta mengenai penyakit Parkinson. Jika kamu mengalami gejala parkinson, sebaiknya segeralah periksakan kondisi ke dokter spesialis saraf di Halodoc.✔️ Penanganan tepat sedari awal tentunya dapat meminimalkan risiko komplikasi. 

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2023. Everything You Want to Know About Parkinson’s Disease. 
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Parkinson’s disease. Healthline. Diakses pada 2023. CBD Oil for Parkinson’s: Can It Help? Maybe, According to Research.
Itay Lotan et al. 2014. Diakses pada 2023. Cannabis (medical marijuana) treatment for motor and non-motor symptoms of Parkinson disease: an open-label observational study. Clin Neuropharmacol 37(2):41-4.
A W Zuardi et al. 2009. Diakses pada 2023. Cannabidiol for the treatment of psychosis in Parkinson’s disease. J Psychopharmacol 23(8):979-83.