Perlu atau Tidak Belajar Bahasa Isyarat?
Halodoc, Jakarta - Komunikasi merupakan komponen yang amat penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Namun sayangnya dalam beberapa kasus, tak semua orang bisa berkomunikasi dengan lancar melalui mulut, atau bahkan tak bisa sama sekali. Hal ini, misalnya disebabkan karena dirinya mengidap tunarungu atau tunawicara.
Meski begitu, ada bahasa isyarat yang bisa digunakan untuk menerima dan menyampaikan pesan pada pengidap tunarungu dan tunawicara. Nah, berikut beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan saat menguasai bahasa isyarat.
Baca juga: Fakta Bayi Bicara dengan Bahasa Isyarat
Membantu Orang Lain
Saat kita bisa menguasai bahasa isyarat, kita pun bisa membantu penyandang tunarungu. Contoh kecilnya, ketika kita bertemu dengan penyandang tunarungu mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang lain yang tak mengerti bahasa isyarat. Nah, di sini kita bisa membantu mereka untuk menyampaikan pesan dengan kemampuan bahasa isyarat yang kita miliki.
Tak cuma itu saja, dengan menguasai bahasa isyarat, kita juga bisa menjadi relawan dan bergabung dengan komunikasi pegiat bahasa isyarat. Aktivitas ini amat bermanfaat untuk membantu penyandang tunarungu dan tunawicara yang sedang mengalami kesusahan, terutama saat terjadi bencana.
Meningkatkan Kemampuan Balita dalam Berkomunikasi dan Membaca
Bahasa isyarat merupakan bahasa asing yang bisa diajarkan ke anak-anak, terutama sebelum usia tiga tahun. Bahasa isyarat ini bisa memberikan beberapa manfaat pada Si Kecil. Para ilmuwan percaya kalau otak usia dini lebih memiliki ruang yang lebih “luas”, sehingga mudah untuk menyerap apapun, termasuk mempelajari bahasa.
Baca juga: Bisakah Terapi Wicara Dilakukan Mandiri?
Ketika Si Kecil belajar bahasa isyarat, ini disinyalir bisa meningkatkan kemampuan membaca anak saat mulai belajar di taman kanan-kanan nanti. Dengan kata lain, mempelajari bahasa baru, seperti bahasa isyarat, bisa bermanfaat untuk kemampuan otak.
Sebenarnya manfaat belajar bahasa isyarat sangat luas. Bahkan, jika kamu menekuninya dengan saksama dan juga “fasih” bahasa ini, kamu bisa menjadi penerjemah berita di televisi bagi para pemirsa penyandang tunarungu.
Menambah Teman dan Pengalaman Baru
Menurut ahli di National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, 17 dari 1.000 orang di dunia bisa mengalami gangguan pendengar di masa mendatang. Riskonya akan makin meningkat bila berusia lebih dari 65 tahun. Yang perlu diketahui, setiap negara memiliki bahasa isyarat yang berbeda-beda. Misalnya, di Indonesia yang dinamakan Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia), di Amerika Serikat bernama ASL (American Sign Language), dan di Inggris dikenal dengan BSL (British Sign Language).
Ingat, belajar bahasa isyarat bisa menambah pengalaman baru yang cukup menyenangkan, tak ada ubahnya dengan mempelajari hal-hal lainnya. Tak hanya itu, dengan menguasai bahasa ini kita juga bisa memperluas pertemanan. Contoh kecilnya, kita bisa saling bertukar pesan atau cerita dengan orang-orang yang mengidap tunawicara atau tunarungu.
Baca juga: Gangguan Bicara Apraksia pada Anak Bisa Disembuhkan dengan Terapi Wicara
Menariknya lagi, dengan mempelajari bahasa ini dan berbicara dengan mereka (pengidap tunarungu atau tunawicara) akan membuka pemikiran sekaligus menyadarkan kita, kalau masih banyak hal di dunia ini yang belum kita ketahui secara bijaksana.
Berbicara dengan mereka akan membuka pemikiran dan sekaligus menyadarkan kamu bahwa masih banyak hal di dunia ini yang belum diketahui secara bijaksana.
Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!